13

35 4 0
                                    

saat di perjalanan ia memikirkan lelaki yang ia lihat di tadi. sebenarnya siapa lelaki itu dan kenapa ia merasakan ada yang berbeda darinya dan ia merasa bahwa ia sangat rindu dengan nya.

Kafita menurunkan kecepatan mobilnya,

bruk....

tanpa di sadari Kafita baru saja menabrak seseorang. Kafita terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

buru2 Kafita keluar untuk mengecek bagaimana keadaan orang yang baru saja ia tabrak.

“maaf apakah anda tidak apa2?” tanya nya kepada sesorang yang sedang terjatuh di tengah jalan itu.

“gimana sih kalok bawa mobil!, ” cowok itu berdiri dengan membersihkan kakinya yang kotor tanpa melihat Kafita. “ makanya hat-” cowok itu berhenti berkata2 saat melihat Kafita.

“Arlan...”

“Kafita...”

ucap mereka bersamaan.

lalu hening selama beberapa detik.
lalu Arlan kembali menjatuhkan tubuhnya ke aspal.

“aduh... sakit...” ektingnya sambil mengelus kakinya.

“apaan dah tadi ngak papa kenapa sekarang manja banget lo!” ketus Kafita.

“aduh.... lo tuh gimana sih bukannya bantuin malah ngomel”

“ya lo ngapain ekting kayak gitu?!, tadi perasaan ngak kenapa2 deh lagian gue bawa mobil pelan juga!” ketusnya lalu ingin beranjak dari sana.

“eh lo mau kemana bantuin kek.”

“gue mau pulang nggak guna bantuin lo!”

“gimana sih ngak tanggung jawab lo, udah nabrak orang ngak mau bantun lagi.” kesal Arlan.

dengan malas Kafita membalikan kembali tubunya dan mengulurkan tanggannya untuk membantu Arlan berdiri.

“cepet!”

dengan senang hati Arlan menerima uluran tangan Kafita itu.

ada sedikit niat jail di dalam pikiran seorang Arlan, saat Kafita mencoba untuk membantunya berdiri Arlan malah menarik Kafita.

tubuh Kafita tertarik oleh Arlan dan ia jatuh ke dalam pelukan lelaki itu.

jadi posisinya tuh Arlan di bawah dan di atasnya ada Kafita. mereka saling menatap satu sama lain.

dimalam yang dingin ini membuat suasana di sana menjadi awkawk.

setelah beberapa detik Kafita tersadar lalu ia segera berdiri.

“apa2 an sih lo dibantuin malah narik gue!” kesal Kafita.

Arlan lalu berdiri,“ ko..kok gue sih lo aja nariknya kurang kenceng jadi jatuh”

entah mengapa mereka sama2 gugup setelah kejadian tadi.

“yaudah gue mau pulang udah malem” kata Kafita lalu masuk ke dalam mobil.

Arlan berjalan ke tepi. mobil Kafita melaju kembali. Tapi kali ini kecepatan nya ditambah tidak seperti tadi.

sampailah Kafita di rumahnya.

“eh non baru dateng” sapa salah satu asisten rumah tangganya.

Kafita tidak menanggapi nya dengan terus berjalan ke dalam rumah.

Kafita duduk sofa yang berada di ruang tengah. entah kenapa ingatannya kembali ke kejadian saat ia dan Arlan yang jatuh di aspal tadi.

“nggak..nggak...nggak... kenapa gue mikirin cowok gesrek itu sih” Kafita menggelengkan kepalanya beberapa kali.

“nggak kenapa dek?” suara dari arah belakangnya.

sepontan Kafita menengok ke belakang, “em...ng..nggak ko..kok pa” gugupnya.

papa Kafita lalu mengambil tempat di samping putri nya ini.

“oh... em yaudah kamu ganti baju yuk ikut papa makan malam sama mama” kata papanya.

“iya pa” lalu Kafita pergi ke kamar untuk mengganti pakaianya menjadi lebih rapi.

-------

mereka sampai di salah satu restoran terkenal.

ternyata papa Kafita telah memesan tempat VIP untuk makan malam.

mereka duduk di salah satu meja di lantai atas agar dapat melihat keindahan lampu2 berwarna-warni dari gedung2 pencakar langit yang ada di ibu kota, dan juga keindahan bintang2 di langit yang tidak berawan.

“dek kamu udah punya pacar?” pertanyaan tiba2 dari papa Kafita.

Kafita yang sedang makan pun tersedak karena pertanyaan sang papa.

uhuk..uhuk..

“eh.. ini munum dulu” mama Kafita dengan sigap memberikan air untuk anaknya.

“gara2 papa nih Kafita jadi kesedak makanankan” omel Arindi

“yakan papa cuman tanya aja”

“apaan sih pa tanya soal pacar, lagian kan aku masih SMA belum mau pacaran”

“yaudah, ngak papa, tapi kalok ada jangan lupa kenalin ya” goda papa Kafita.

“papa......” teriak Kafita.

kedua orang tua Kafita hanya tertawa melihat tingkah putri mereka yang persis seperti anak tk yang ngak dibeliin gulali karena giginya ompong:). 🤍.

maaf ya ini pendek aja
ide author mentok soalnya
heheh

yaudah tunggu kelanjutannya ya
salam author

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang