27

24 3 0
                                    

setelah kejadian cemburu2 an tadi Arlan mengajak Kafita pergi ke mall sore ini,

“Bun Arlan keluar dulu ya” ucapnya pada sang bunda dengan memeluk bundanya manja.

Bunda Arlan meletakan majalah nya di meja dan mengusap surai putranya.

“yaudah iya, oh iya emang kamu mau pergi sama siapa?” tanya Bunda Arlan.

“heheh biasa lah bun anak muda” balas Arlan sambil menunjukan deratan giginya.

Bunda Arlan yang merasa faham hanya tersenyum melihat putranya.

“yaudah sana nanti calon menantu Bunda kelamaan nunggunya” goda Bunda Arlan.

Arlan langsung mengambil posisi berdiri dan bersikap dengan tangan hormat. “siap bunda!!” ucap Arlan lantang.

setelah itu mereka tertawa lepas.

“yaudah Arlan berangkat, dada bunda” setelah mencium punggung tangan bundanya Arlan langsung berjalan keluar.

Arlan menghampiri motor nya, jadi ini tu motor baru yabg dibeliin ayahnya kemarin, katanya ˊjangan pakek motor lama, ayah beliin yang baru biar nyaman kamu bonceng calon manantu ayah' kata Ayah Arlan. Arlan mah seneng2 aja motor baruu.


setelah kurang lebih 6 menit ahirnya Arlan sampai di rumah calon istri, jiahh calon istri emang Kafitanya mau, hahahha lanjut....

Arlan memarkirkan motornya dihalaman rumah Kafita, ia menyisir rambutnya ke belakang dengan menggunakan tangannya.

membetulkan kerah lalu berjalan dengan wibawa ke depan pintu.

mengetuk pintu dengan perlahan. masa iya ke rumah calon mertua mau ngetuk pintu kayak mau nagih utang kan nggak etis,

pintu terbuka menampilkan Kafita dengan kaos putih polos serta dengan celana Jins yang sobek kecil2 di bagian paha deket lutut dan juga lututnya, tak lupa dengan rambut di kuncir kuda serta tas kecil berwarna senada dengan kaos yang ia pakai, terlihat sangat cantik walaupun pakaiannya bisa dikatakan simple.

“kenapa diem jadi jalan nggak?” tanya Kafita.

Arlan tersadar dari lamunannya ia mengaggukkan kepalanya dan melipat tangan kanannya di pinggang agar Kafita membalasnya.

“paan sib alay banget” kata Kafita santai meninggalkan Arlan di depan pintu dengan tangan masih pada posisinya.

batin Arlan berkata ˊsabarr punya pacar kulkas itu harus ekstra sabar, eh kok pacar sendiri dikatain sih bego' lalu ia tersadar dan segera menghampiri Kafita.

“wih motor baru nih”_Kafita.

“heheh iya dibeliin Ayah kemarin, katanya biar calon menantunya nyaman kalok di bonceng” sengaja Arlan menggoda Kafita.

Kafita hanya menganggukan kepalanya,“oh mau cari calon menantu, nanti di mall juga banyak tinggal pilih kan” ucap Kafita santai,

lah bukan ini yang Arlan harapkan, padahal dia berharap Kafita bakalan malu2 gitu pukul2 pelan lengannya dan manja2 lah ini nggak, Arlan berfikir apa dia salah ngomong.

“eh bukan gitu mak-” belum selesai bicara ucapan Arlan sudah disahuti oleh mulut pedes Kafita.

“udah sih nggak butuh penjelasan juga, udah cepetan lama banget keburu gelap nanti bahaya” kata Kafita,

wah pedes banget mulutnya, yaudah deh langsung aja Arlan menyalakan motor dan menuju ke mall.






sampai di mall mereka berjalan ke arah toko baju, setelah membeli tas untuk bunda Arlan. Arlan mau membelikan pacarnya baju sekali2 senengin pacar kan.

Kafita mah nurut2 aja mau diajak kemana,

“Fit ini bangus nggak?” tanya Arlan sambil menunjukan satu gaun berwarna pastel.

“nggak ah terlalu pendek” kata Kafita.

oke Arlan menaruh kembali baju itu dan mengambil gaun lainnya.“yang ini bagus nggak?”

“nggak itu terlalu panjang gerah”

pasrah lagi terus taro tu gaun dan ambil lagi.“kalok yang ini?” Arlan tanya lagi.

“itu nggak ada lengan nya, dingin lah” salah lagi.

ia mencoba mencari baju lain, yang nggak terlalu pendek, nggak terlalu panjang, ada lengannya, ketemulah sama satu gaun.

“ini?”

“nggak suka banyak motif bunga2 nya”

ˊyatuhan salah lagi, cewek mah apa2 nggak ada yang bener ya' pikir Arlan.

“yaudah mau yang mana?”

“Terserah” balas Kafita santai.

kata2 yang buat cowok sebel, katanya terserah tapi ambil ini salah, ambil itu salah, yang ini kurang ini lah itu lah, ribet.

setelah melihat berbagai gaun lain dan ahirnya nggak jadi beli, Kafita malah maunya beli kaos oblong sama celana item panjang.

untung Arlan sabarrr banget, sebenernya sih udah mau nangis aja tadi tapi ya dia mikir2 lagi kan malu.

setalah perdebatan membeli baju tadi mereka berjalan lagi ke tempat makanan.
“mbak saya pasta aja ya sama jus mangga” pesan Arlan.

“mau pesen apa?”tanya nya pada sang pacar.

“terserah”

kata2 Skakmat, Arlan paling benci dengan kata2 itu.

“mau pasta?”

Kafita menggeleng.

“pizza?”

Kafita menggeleng lagi,

“burger?”

tetap menggeleng.

“kentang goreng?”

geleng dan geleng.

“terus maunya apa?”

“em...nasi goreng ada nggak?”

“ada ” balas mbak2 pelayan.

“yaudah itu aja, eh jangan2. emmm ayam rica2 aja, eh jangan2 juga, emmmm pasta, eh nggak deng lembek, mi goreng iya mi goreng, eh kok mi goreng sih nggak ah nanti pedes lagi. apa ya”

mbak2 nya keliatan agak kesel juga sama Kafita, mau di tulis nggak jadi terus.

Kafita berfikir dan ahirnya.“nasi goreng satu sama jus alpukat aja”

itu kan pesanan awalll kenapa nggak dari tadi aja bambang.

keliatan banget mbak2 nya sebel.

“yasudah kak di tunggu sebentar ya” kata mbak2 nya sok2 dimanis-manis sin padahal mah sebelnya udah sampek ubun2.

Arlan hanya menggelengkan kepala tak percaya dengan tingkah Kafita barusan.

“kenapa geleng2 nggak suka?!”

Arlan langsung berhenti geleng2 dan manatap Kafita.

“napa gitu natepnya, mana pakek melotot lagi ati2 copot tu mata.”

mampus kenapa pacar Arlan jadi pedes gini sih mulutnya, perasaan tadi di sekolah nggak gitu2 amat kenapa sekarang beda banget.

coba diliat besok masih sama apa nggak kalok iya, berarti Arlan wajib tanya ke bundanya kalok nggak ke Doni.

maaf ya part ini kurang gimana gitu,

pokoknya jangan lupa vote ya....

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang