berlari dengan perasaan yang tidak tenang,
“mbak mau tanya pasien atas nama Arlan Arviando di ruang mana ya?” tanya nya pada salah satu suster.
“bentar ya mbak, oh ada di ruang ICU nomer 12” kata susternya dengan ramah,
tanpa pikir panjang Kafita berlari menuju keruangan itu, dengan seragam yang sudah basah karena keringat tidak ia pedulikan sekarang.
meneliti setiap ruangan hingga menemukan ruangan ICU nomer 12 seperti yang dibilang suster tadi.
membuka ruangan secara kasar dan segera masuk.
betapa terkejutnya dia ternyata di dalam sudah ada lelaki bertubuh tinggi, kulit putih, dengan alat2 yang tertempel pada tubuhnya untuk menunjang kehidupannya.
lututnya terasa lemas melihat cowok yang sedang terkulai tak berdaya di atas ranjang rumah sakit dan sekarang menjabat sebagai kekasihnya, Kafita terjatuh disertai air mata yang jatuh tanpa permisi membasahi pipinya.
“nak Kafita” ucap wanita yang sudah berumur tapi masih terlihat sangat cantik itu dan menghampiri Kafita.
“ayo bangun nak”
“bundaa” kata Kafita langsung mengahamburkan pelukannya pada Bunda Arlan.
entah kenapa hatinya sakit melihat keadaan Arlan saat ini.
“kenapa gini bun?” ucapnya disertai tangis yang tak henti.
“udah nak jangan gini, ini semua kecelakaan” ucap Bunda Arlan dengan lembut, walaupun sebenarnya hatinya pun tak karuan melihat putranya yang terbaring tak berdaya itu.
Bunda Arlan membawa Kafita duduk di sofa dan menenangkannya.
Kafita terus menangis dipelukan bunda Arlan, dirinya menyesal kenapa semalam tidak mencegah Arlan untuk pulang, padahal Arlan sudah bilang kepadanya kenapa?.
“bunda mau jemput Ayah dulu ke kantor, kamu jaga Arlan ya sayang” ucap bunda Arlan dengan nada yang sangat lembut.
Kafita hanya bisa menganggukan kepala,bahkan mulutnya saja seperti susah untuk berkata-kata.
bunda Arlan pergi dari ruangan itu, Kafita sangat tidak tega melihat kondisi Arlan yang seperti ini,
perban dimana2, beberapa luka lebam, dan banyak alat2 medis yang tertempel pada tubuhnya.
mencoba menguatkan hatinya, Kafita mendekat kearah Arlan duduk di kursi dekat ranjang dan menatap mata Arlan yabg tertutup rapat.
Kafita tetap menyalahkan dirinya sendiri karena semalam kenapa dirinya tidak melarang Arlan saja, menyuruhnya menginap bahkan.
tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur yang seharusnya ia lakukan sekarang berada di samping Arlan dan memberikan semangat untuk pacarnya itu.
“kenapa gini lan? hiks.. kenapa lo harus kecelakaan? hiks.. , maafin gue karena semalem gue nggak cegah lo buat pulang,”
Kafita menangis dengan memegang tangan Arlan,
sikap Kafita yang dingin,cuek, hilang seketika karena melihat sesorang yang ia sayangi sedang bertaruh nyawa.------
setiap saat, setiap hari Kafita selalu datang untuk mengunjungi Arlan.
walaupun lelaki itu masih belum sadar, karena kata dokter Arlan koma dan mereka pun tidak tau kapan lelaki itu akan sadar.
hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu dan Arlan masih setia menutup matanya.
“lo kapan sadar sih?”tanya Kafita dengan wajah murungnya.
“dimana Arlan bawel yang gue kenal? mana Arlan yang selalu gangguin gue? mana Arlan yang selalu spam gue pakek chat nya yang nggak bermutu itu?” ucap Kafita dengan tawa miris yang disertai air mata yang mengalir perlahan membasahi pipinya.
dia tidak isa membendung lagi kesedihannya,
“mana lan?? hiks.. gue capek, gue capek harus nanti lo kayak gini, lo waktu itu tanya ke gue kan apa gue cinta sama lo?, gue bakalan jawab asalkan lo bangun.. hiks, gue mohon lan bangun buat gue, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, gue mau jalanin hari2 gue bareng lo kayak dulu. Gue nggak akan bersikap dingin lagi sama lo, gue bakalan rubah sikap gue demi lo. Asalkan lo bangun lann... hiks..” tangis Kafita pecah seketika, suara isakan mengema di seluruh ruangan.
terserah kalian mau bilang Kafita bucin, Kafita alay, Kafita sok banget nangis2 gitu.
jangan pernah berfikir kayak gitu kalok kalian belum ngalamin apa yang dialamin Kafita,sudah 2 bulan kira2 Arlan koma, dan sekarang saatnya ujian kenaikan kelas tapi Arlan masih belum bangun.
----
Kafita jarang berkunjung ahir2 ini, bukan karena ia tak peduli lagi dengan Arlan ataupun lelah dengannya, tapi karena sekarang saat nya ujian kenaikan kelas, dia harus berjuang demi masa depannya dulu, dia harus menggapai cita2 nya untuk membahagiakan orang tuannya dan membuat mereka bangga.
tapi jujur Kafita juga tidak begitu konsentrasi dengan sekolahnya, karena memikirkan Arlan tentunya.
dia takut kehilangan Arlan, ia tidak mau kehilangan lelaki yang sangat berarti dalam hidupnya.
setelah hilangnya kakak nya ia tidak mau kehilangan Arlan juga.
Hai hai hai...
ketemu lagi kan sama cerita aku,nggak tau kenapa aku kayak gimana gitu di part ini,
kalok kurang feel nya mungkin ya,
comen dong kurang apa gitu,typo2 juga bilang ya..
dahlah kepanjangan bacotnya, lanjut ok
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan Dan Kafita
Teen Fictionjudul awal Benci Jadi Cinta gadis bernama lengkap Kafita Anindhita, cewek judes, cuek, dan dingin yang nggak pernah mau kenal sama cowok manapun. Arlan Arviando cowok pindahan, dia ganteng, ceria, receh, pecicilan, untung pinter. Arlan itu suka sama...