sekarang2 ini Arlan selalu menjemput Kafita saat berangkat ke sekolah. entah kenapa padahal Kafita selalu memyuruhnya untuk pergi duluan dan nggak usah jemput Kafita tapi itu seperti dianggap angin yang lewat oleh Arlan.
untung Papa Kafita sedang ada tugas diluar negri kalau tidak itu bisa jadi masalah besar, apalagi papa nya sangat kepo dengan cowok Kafita.
seperti biasa hari ini Arlan menjemput Kafita.
“tan saya boleh tanya sesuatu nggak?” tanya Arlan pada mama Kafita.
“mau tanya apa nak Arlan”
“dulu waktu tante hamil Kafita tante nyidam apa sih?”
“emangnya kenapa kok tanya gitu?” mama Kafita binggung kenapa tiba2 Arlan bertanya tentang dirinya mengandung Kafita.
“abisnya tante bisa ngelahirin seorang bidadari berbentuk manusia” ya ternyata Arlan mencoba untuk menggombal.
“Alay!! garing!! nggak bermutu tau nggak!!” Ucap Kafita dari arah tangga.
seketika Arlan dan mama Kafita menengok ke arah tangga karena mendengar Kafita yang baru berbicara.
“loh kamu udah siap kalok gitu kalian sarapan dulu ya,” kata mama Kafita.
“nggak usah ma nanti biar Fita beli di kantin aja. Lagian nanti takut telat” Kafita tidak mau Arlan berlama-lama di rumahnya apalagi sampai sarapan disini seperti akan sok akrab dengan keluarganya.
“yaudah kalok gitu..”
“gaudah aku berangkat ya ma” Kafita mencium pungung tangan mamanya.
“aku juga berangkat ya tan” sekarang gantian Arlan yang mencium punggung tangan calon mertua, yaelah calon mertua.
mereka pun memasuki mobil Arlan dengan tenang. tak lama mobil Arlan melesat meninggalkan kediaman Kafita.
---------
pulang sekolah.
Arlan menunggu Kafita di mobil. Kafita sedang mengikuti rapat klub basket ya ia adalah salah satu anggotanya.
setelah menunggu cukup lama ahirnya Kafita selesai juga. Arlan buru2 untuk keluar dan menghampirinya kalau tidak Kafita tidak akan melihatnya.
“Fita...” teriaknya.
Kafita menengok ke sumber suara dan melihat Arlan yang berlari kecil untuk memghampirinya. Kafita memutar bola matanya malas kenapa lelaki itu tidak pulang saja dan malah menunggu dirinya.
“ngapain sih!”
“gue nungguin lo dari tadi.” balas Arlan.
“ya ngapain nunggu kan gue bisa pulang sendiri!” Ketusnya.
“gue ngak tega biarin lo pulang sendiri, dan jujur gue khawatir sama lo” Arlan jujur ia memang Khawatir dengan Kafita yang akan pulang sendiri.
“lebay banget sih lo gue bisa pulang sendiri tau nggak!”
“nggak kalok lo berangkat sama gue lo harus pulang sama gue!” sekarang gantian Arlan yang bersikap tegas.
Lalu Arlan menarik tangan Kafita untuk pergi ke mobilnya.“apaan sih tarik2 maksa banget sih lo!” Kafita mencoba melepaskan pegangan Arlan tapi tidak bisa.
“nggak peduli yang penting gue maksa juga buat keselamatan lo!”
percaya atau tidak kata2 itu membuat Kafita sedikit baper. ingat ya sedikit ia merasa bahwa Arlan benar perhatian kepadanya.
mau tidak mau ahirnya Kafita masuk ke dalam mobil Arlan dan di antarkan pulang oleh cowok tinggi putih itu.
------
sampailah mereka di kediaman Kafita.
Kafita turun dari mobil milik Arlan. “makasih!” dinginnya.
“ia apa sih yang nggak buat bidadari kayak lo”
Kafita heran kenapa cowok ini dengan gampangnya mengubah sikap bukannya tadi ia sangat tegas tapi kenapa sekarang beda lagi. entahlah Kafita sudah pusing.
Kafita segera pergi dari sana dan masuk ke dalam rumahnya.
“kamu udah pulang kenapa sampek sore gini?” tanya mama Kafita yang sedang duduk di ruang tamu dan melihat putrinya.
“tadi ada rapat dulu ma”
“oh, kamu pulang sama nak Arlan lagi?”
“iya” balasnya seadanya dan mendudukan diri di samping mamanya.
“kenapa kamu nggak terima dia aja sih dek. dia itu anaknya baik, rajin, sopan, ganteng dan ceria juga tapi kenapa kamu nggak mau terima dia jadi pacar kamu?” mama Kafita heran padahal bisa dibilang Arlan itu paket lengkap tapi kenapa Kafita tidak mau menerimanya.
“waktu itu dia pernah nembak aku tapi aku tolak ma, dan sekarang dia nggak pernah ngomong atau nembak aku lagi. ih tapi kenapa aku jadi kayak gini lagian aku juga nggak suka sama dia!”
“coba buka hatikamu buat dia deh dek, lagian dia selalu berjuang buat kamu tapi kenapa kamu kayak bodoamat gitu?”
“tau deh ma aku capek dan mau istirahat dulu” lalu Kafita berjalan ke arah kamar.
Arindi hanya menggelengkan kepalanya, heran kenapa putrinya begitu dingin dan cuek seperti ini.
Kafita membuka pintu kamar dengan pelan. ia bejalan kearah sofa yang ada di kamarnya dan mendudukan diri di sana.
Kafita mencoba memikirkan apa yang dikatakan mamanya tadi apakah ia harus membuka hati untuk Arlan. tapi ia masih belum yakin untuk itu, ia takut kalau Arlan mendekatinya hanya untuk harta nya saja.
Kafita menidurkan dirinya di sofa, tak lama Kafita sudah masuk ke dalam alam mimpinya mungkin karena ia sudah kelelahan.
“hey gue suka sama lo,” kata seorang cowok dengan menggunakan topi hitam itu.
“apaan sih maksut lo!” balas cewek dengan rambut tergerai berwarna hitam itu.
“ya gue suka sama lo dan gue mau lo jadi pacar gue”
“apaan sih ngak jelas banget, ” lalu gadis itu ingin beranjak dari sana.
tapi cowok tadi keburu memegang pergelangan tangan sang gadis.
“jawab dulu lo mau nggak.jadi pacar gue?!” cowok itu tetap memaksa agar si cewek memebalas pertanyaanya.
“kok lo maksa sih!”
lalu cewek itu pergi dari sana sambil sedikit berlari.sang cowok tadi tidak diam ia lalu mengejar cewek itu dengan berlari lebih kencang.
“tunggu jawab dulu dong”
“ih gue itu benci sama lo!!”
“jangan benci nanti lo cinta. buka hati lo buat gue dan beri kesempatan untuk gue buktiin kalok gue bener2 sayang banget sama lo” kata cowok bertibuh tinggi itu dengan memegang tangan cewek berhodie itu.
“ok gue bakalan buka hati buat lo,”
“trus jadinya cinta gue di trima nih?”
cewek itu hanya menggangguk kan kepalanya lalu mereka saling memeluk.
ada yang penasaran nggak sih sama lanjutannya.
kalok iya baca terus kelanjutannya ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan Dan Kafita
Teen Fictionjudul awal Benci Jadi Cinta gadis bernama lengkap Kafita Anindhita, cewek judes, cuek, dan dingin yang nggak pernah mau kenal sama cowok manapun. Arlan Arviando cowok pindahan, dia ganteng, ceria, receh, pecicilan, untung pinter. Arlan itu suka sama...