hari ini Kafita sedang mempersiapkan peralatan untuk sekolahnya. setelah semuanya selesai ia mengkriting gantung rambutnya dan tergerai.
Kafita hanya memakai bedak bayi dan sedikit polesan lipthin agar tidak pucat.
“non..” panggil bik ijah dari luar kamar Kafita sambil mengetuk pintu.
“iya bik”
“di bawah udah ada nak Arlan non” kata bik ijah selanjutnya.
“iya bik”
lalu ia mengambil tas ranselnya dan membuka pintu kamarnya.saat ia membuka pintu bik Ijah sudah tidak ada di sana mungkin sudah ke dapur.
Kafita berjalan menuruni anak tangga dan melihat Arlan yang duduk di sofa dengan menatap lantai dan memainkan jarinya.
“ehem..”
Arlan yang mendengar suara itu langsung mengangkat kepalanya.
“eh udah turun, sini duduk” ucapnya pada Kafita.
Kafita menuruti perintah Arlan dan mendudukan dirinya di sofa, tapi agak jauh dari Arlan.
entah kenapa mereka sama2 canggung,“loh nak Arlan disini,” ucap mama Kafita yang baru datang dari arah dapur.
“em iya tante” lelu Arlan mencium punggung tangan Arindi.
“kalian mau makan dulu?”
“nggak usah ma” balas Kafita.
“em iya tan nggak usah nggak papa, nanti keburu telat” Arlan menambahi.
“oh yaudah kalok gitu”
“yaudah ma aku berangkat ya” Kafita berdiri dan segera mencium punggung tangan mamanya.
Arlan pun sama dengan Kafita.
mereka pun keluar dan menuju ke motor Arlan,
Arlan menaiki motor nya terlebih dahulu, “ayo naik” ucapnya pada Kafita.
“iya”
Kafita naik ke motor Arlan dengan berpegangan ke pundak lelaki itu, ya karena motornya cukup tinggi, Kafita agak kesusahan saat manaiki motor itu.
“gimana bisa?” tanya Arlan.
“bisa kok”
dengan usaha yang cukup keras ahirnya Kafita bisa naik ke atas motor Arlan.
motor Arlan pun melaju dengan perlahan meninggalkan kediaman Kafita.
mereka sampai di sekolah dengan selamat dan utuh, yaiyalah emang kemana kalok nggak utuh.
“bisa turunnya?”
“bisa”
Kafita turun dari motor itu dan mencoba melepaskan helm nya.
“sini biar gue lepasin” lalu Arlan mencoba melepaskan Strap helm bogo yang digunakan Kafita.
“makasih” balas Kafita.
“iya sama2 kan sama pacar sendiri yang cantik kayak bidadari ini” Arlan mengatakan dengan mengulas senyum.
“paan sih alay, jangan gombal gue jijik tau nggak”
“iya2 ”
mereka pun berjalan beriringan menuju ke dalam kelas, sontak Nathasya dan Doni kaget karena Arlan dan Kafita bisa datang dengan bersamaan.
Arlan berjalan ke mejanya begitu juga dengan Kafita.
Doni dan Arlan.
“lo kok bisa berangkat bareng Kafita?” tanya Doni penasaran.
“yabisa dong”
“jangan2 lo ada apa2 sama dia ya”
“ada deh...” Arlan tertawa jahil.
“lo mah nggak seru” lalu Doni memalingkan wajahnya.
“iya2 gue bilang, gue udah jadian sama Kafita.”
“hah demi apa?!” Doni terkejut.
“demi kumisnya mang dadang” balas Arlan dengan mulut monyong nya.
“yeh.. jangan dinistain tukang kebun gue tu”
Arlan hanya tertawa mendengar ucapan Doni barusan.
Kafita dan Nathasya.
“tumben lo berangkat bareng dia, eh ralat maksudnya tumben lo mau masuk ke kelas jalan bareng sama dia?” tanya Nathasya penasaran.
“kang ojek jadi gue ajak nganterin sampek kelas” balas Kafita acuh.
“oh jadi Arlan punya kerja sampingan” Nathasya sambil menggangguk kan kepalanya.
“ya nggak lah Thas!!” Kafita kesal dengan sahabatnya ini.
“lah terus?”
“ada deh nanti gue cerita sama lo”
“nanti kapan?”
“nanti kalok upin ipin rambutnya gondrong!” balas Kafita.
“kapan gondrong nya?”
“ih......” Kafita geregetan banget sama ni cewek satu, nggak bisa banget diajak berjanda.
“kenapa?”
“tau ah, diem aja deh lo”
Nathasya pun diam dan kembali menghadap ke depan karena guru biologi baru masuk ke kelasnya.
mereka pun melakukan kegiatan belajar dengan tenang.
-------
jam isirahat..
“Kantin yuk” ajak Nathasya karena dia sangat lapar sekarang.
“nggak ah males” balas Kafita yang masih fokus ke ponselnya.
“ih gue laper ini” Natasya merengek sambil menghentak kan kakinya.
“paan sih lo kayak bocah tau nggak”
“sana ajak Karina” ucapnya selanjutnya.“ih dia nggak masuk lagi nganterin tantenya nikahan” balas Nathasya masih menghentakan kakinya.
“yaudah pergi sendiri sana, gue mager..”
“lo mah nggak asik deh, yaudah gue ajak Santi aja, bay” lalu Nathasya berjalan meninggalkan Kafita dan menuju ke meja salah satu murid perempuan yang dibilang Santi tadi.
Nathasya dan Santi pun keluar dan menuju ke kantin.
“hay”
Kafita yang merasa ada yang memanggilnya ia pun memggangkat kepalanya.
dan disana sudah terpampang wajah Arlan dengan dua buah pop ice rasa mangga itu.
“hem..” balas Kafita lalu kembali fokus ke ponselnya.
“nih” Arlan memberikan satu pop ice kepada Kafita.
“makasih”
lalu Arlan duduk di samping Kafita.
“ngapain di sini sendiri?” tanya Arlan.
“nggak papa males keluar aja” balas Kafita.
“nanti jalan yuk”
“ke mana?”
“udah nanti lo juga tau”
yuhu aku up lagi dong
makin gajel kan
otak author ahir2 ini mentok banget binggung mau nulis apamaaf ya, tapi jangan lupa vote sama comen nya
oke segitu dulu papay semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan Dan Kafita
Teen Fictionjudul awal Benci Jadi Cinta gadis bernama lengkap Kafita Anindhita, cewek judes, cuek, dan dingin yang nggak pernah mau kenal sama cowok manapun. Arlan Arviando cowok pindahan, dia ganteng, ceria, receh, pecicilan, untung pinter. Arlan itu suka sama...