tidak ada yang membuka pembicaraan diantara Kafita dan Arlan.
mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing2, entah apa yang mereka pikirkan sekarang.
“Fit”
“Ar”
ucap mereka bersamaan, lalu setelah itu mereka menunduk dan saling tersenyum.“lo duluan aja” ucap Kafita.
“nggak lo duluan, kan biasanya cewek duluan” balas Arlan masih menunduk canggung sekaligus malu2.
“yuadah. Gue mau tanyaa lo ngomongi apa aja sama papa?” tanya Kafita langsung pada intinya.
“tadi cuman ngomong antara cowok ke cowok kok, nggak bahas apa2” balas Arlan jujur. ia tadi ia dengan papa Kafita hanya membicarakan tentang sekolah Arlan karena papa Kafita bertanya dan lama2 sampai pada kebiasaan seperti berolahraga, hobi, binatang kesukaan dan lainnya lah banyak pokoknya.
“ohh” balas Kafita mengerti.
“kalok gue boleh tanya satu hal?” tanya Arlan.
Kafita menggangguk dan itu tandanya iya.
“lo mau nggak gue ajak jalan?”
“Kemana kan kemarin baru jalan?”
“ya emang nggak boleh sekarang jalan lagi?, lagian kan ini libur jadi biar kayak orang2 lain gitu hari libur jalan sama pacar ia kan“
“nggak juga, gue lebih suka dirumah kalok libur gini. lagian di mana2 rame dan panas lagi enakan dirumah rebahan sambil nonton tv” Kafita memang lebih suka dirumah saat libur daripada keluar.
“kalok nggak mau jalan gimana kalok ketemu calon mertua?” ucap Arlan langsung membuat Kafita membelangakkan matanya karena kaget. Apa maksudnya calon mertua?.
“maksud lo?”
“yuk main kerumah gue, gue mau kenalin lo sama mereka”
Kafita terdiam mendengar ucapan Arlan barusan. Apa ini nggak terlalu kecepetan.
“em..em...”
“udah ikut aja, oh iya mau ganti baju apa pakek ini aja?”
“ini aja lah ya lagian juga udah cantik” lalu Arlan menarik tangan Kafita menuju keluar rumah.“eh...eh...” pekik Kafita kaget karena tangannya tiba2 ditarik.
“tan saya bawa anaknya dulu ya mau dikenalin ke calon mertua” Arlan berpamitan pada mama Kafita yang sedang ada di halaman rumah.
mama Kafita hanya tertawa karena melihat ekspresi Kafita yang sulit untuk dideskripsikan.“ iya bawa aja, tapi inget jangan macem2 ya”
“siap tante” lalu Arlan mengangkat tangannya di jidatnya seperti orang hormat ke bendera.
lalu Arlan menarik Kafita lagi kemotornya.
Kafita hanya nurut aja dan naik ke motor Arlan, lalu motor itu melaju meninggalkan kediaman Kafita.
sampailah mereka di rumah Arlan, memang Kafita baru kali ini ke sana karena waktu itu Arlan membawa Kafita ke Apartemen nya saat Kafita di goda oleh preman.
“yuk masuk” Arlan kembali menarik tangan Kafita.
ih ni anak hobi banget tarik2 tangan orang yakan, tau ah lanjut aja.mereka masuk ke dalam rumah dan diruang tamu sudah ada dua orang yang sedang duduk dan seperti menunggu seseorang. Apa mungkin ini memang sudah direncanakan oleh Arlan, entahlah sekarang hanya detak jantung yang tidak karuan melanda Kafita.
“eh udah dateng, yaudah nak silakan duduk“ seorang wanita yang sudah cukup tua menghampiri Kafita dan Arlan, lalu merangkul bahu Kafita dan memgajaknya duduk.
Kafita diam melihat perlaluan wanita itu.
“namanya siapa?” tanya wanita itu lagi.“em..eh em Kafita tan” balas Kafita gugup.
“nggak usah bilang tante, panggil aja bunda” kata wanita itu. Kafita menebak bahwa wanita itu adalah mama Arlan karena wajahnya memang sedikit mirip dan tadi ia bilangˊpanggil aja bunda' mungkin sekali kalau itu mama Arlan.
“iya tan, eh bun”
“kamu pacarnya Arlan?”
Kafita sempat melirik Arlan yang duduk agak jauh darinya, dan lelaki itu menggangguk.
“iya bun“
“oh, kamu cantik dan sopan lagi, kok mau sih sama anak tabte yang yah kayak gitu”
“apaan sih bun kan aku ganteng” Arlan merengek dan mengehentak kan pelan kakinya ke lantai.
mama Arlan hanya tersenyum sekaligus malu melihat tingkah putranya ini. “ ya kayak gitu tuh, manja dan kekanakan banget. beda sama kamu yang kelihatannya lebih dewasa. ”
Kafita sadar ternyata mama Arlan pun sama sangat lucu sekali.
“heheh” Kafita hanya tersenyum membalas mama Arlan.
“udah lama pacaran nya” sekarang gantian seorang lelaki berkumis itu yang bertanya pada Kafita.
“baru kok om“ balas Kafita sopan.
“oh semoga betah ya sama sikap anak om” Kafita semakin tau ternyata papa dan mama Arlan pun sama, memang benar kata2 ˊbuah jatuh tak jauh dari pohonnya' ya seperti mereka ini sama.
“Yah....” rengek Arlan lagi.
“ih nggak malu di depan pacar kayak gitu?” tanya mama Arlan. padahal mamanya saja malu dengan tingkah putranya.
“heheh” Arlan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
“yaudah tante seneng kok kamu jadi pacar anak tante, dan semoga sampai ke jenjang lebih serius. semoga kamu bisa rubah sikap buruk yang ada pada Arlan ya nak” Mama Arlan berbicara dengan sangat lembut.
“em..iya tan“ balas Kafita karena binggung mau jawab apa jadi iya bilang iya aja.
“yaudah kalok gitu bunda sama Ayah mau ada rapat penting jadi kami tinggal dulu ya, oh iya Arlan kamu jangan macem2 ya” mama Arlan mematap Arlan dengan tatapan sinis.
“iya2 bun aku nggak akan macem2 kok tenang” balasnya sambil main game di ponselnya.
“yaudah kami berangkat dulu, ”
“kalok Arlan masih main game rebut aja ponselnya habis itu banting biar tau rasa” bisik mama Arlan pada Kafita.“oke tan, eh bun“
balas Kafita sambil tersenyum.mama Arlan pun ikut tersenyum lalu kedua orang tua Arlan pergi keluar.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan Dan Kafita
Teen Fictionjudul awal Benci Jadi Cinta gadis bernama lengkap Kafita Anindhita, cewek judes, cuek, dan dingin yang nggak pernah mau kenal sama cowok manapun. Arlan Arviando cowok pindahan, dia ganteng, ceria, receh, pecicilan, untung pinter. Arlan itu suka sama...