35

36 5 1
                                    

setelah kejadian itu Kean dan Kafita semakin dekat, Kafita dan Kean selalu bertemu di kafe kalau tidak mereka akan bertemu di kantor tempat Kean bekerja.

“bagaimana keadaan pacar mu?”tanya Kean.

“tetap seperti itu lah kak, tapi sekarang dia sudah berubah sedikit tidak lagi marah2 padaku” jawab Kafita sambil meminum jus alpukat pesanannya tadi.

“oh iya pekerjaan kakak sendiri bagaimana?”

“sekarang aku sudah menjadi asisten bos, dia menpercayaiku untuk mengurus salah satu perusahaannya”

“syukurlah kalau begitu, oh iya nanti kakak ikut aku ke rumah ya mau ku kenalkan dengan mama papa”

“em nanti ya?” Kafita mengangguk “iya deh kayaknya kakak juga nggak ada rapat”

Kafita tersenyum lembar mendengarnya, ia merasakan bahwa Kean sebagai pengganti kakak nya yang lama hiang.

****

seperti yang direncanakan tadi, sore ini Kean mengantarkan Kafita pulang serta ingin mampir dan mengenal Keluarga Kafita.

“oh iya kak apa Kak Kean sudah lunya pacar?” tanya Kafita saat di perjalanan.

“em, sebenarnya kakak suka sama temen kecil kakak, tapi kakak takut kalau dia tidak suka pda ku” ucap Kean sedikit gugup.

“kak Kean mah cemen, masa otot gede gini takut sih” cibir Kafita.

“ayolah kak, jangan cemen gini kalian udah deket?”

“rumayan sih, dia juga sudah mengenal bunda ku, aku pun sudah mengenal ibunya dengan baik”

“nah kalau sudah saling kenal kenapa harus malu, kakak nya cantik ya?” jiwa ke kepoan Kafita sudah mencuak.

“cantik sih manis juga” jawab Kean senyum.

“cie yang kasamaran, udahlah nyatain aja perasaan kakak aku yakin kok kalau kakak sama dia berjodoh. percay aja ya”

tak terasa mereka sampai di depan rumah Kafita.

Kean meneliti rumah ini, kenapa tidak asing menurutnya sepertinya ia pernah melihat rumah ini.

“ayo Kak Kean  kenapa diam di situ?”

Kean megelengkan kepalanya lalu berjalan mengikuti Kafita dari belakang.

“mama papa” teriaknya.

setelh itu tak lama keluar kedua orang tua Kafita dari arah kamar.

“kamu sudah pulang?” tanya mama Kafita.

Kean terdiam di tempatnya, mereka adalah orang yang selama ini ia cari, walaupun tak begitu ingat jelas Kean masih mengingat bahwa mereka adalah Orang tuanya.

“mama papa” ucap Kean tanpa sadar.

Kafita kaget mendengar ucapan Kean, apa maksudnya Kean memanggil orang tuanya dengan sebutan mama dan papa.

Kean merasa lututnya lemas dan teruduk di lantai, bagaimana bisa bagaimana bisa ia dipertemukan kembali oleh orang tua nya.

mama dan papa Kafita buru2 menghampiri Kean dan memapahnya ke arah sofa.

“bentar biar Kafita ambilkan minum” lalu Kafita berlari mengambil kan minum untuk Kean.

mereka terdiam sambil saling menatap, kecuali Kean masih menunduk dan masih enggan untuk menjelaskan.

“dia siapa dek?” tanya papa.

“dia kak Kean pa, em orang yang udah nyelametin aku waktu itu, maaf waktu itu aku smpet mau bunuh diri” Kafita menunduk.

begitu terkejutnya mama dan papa Kafita, apa putrinya mau bunuh diri.

mama Kafita menghampiri putrinya yang menangis.

“kamu kenapa berfikir seendek itu? kamu nggak mikirin mana sama papa? mama dan papa nggak mau kembali kehilangan anak sayang” mama Kafita memeluk putrinya sambil menitihkan air mata.

“maaf” Kean membuka suara.

“aku mau bilang sesuatu” lanjutnya, mama dan papa Kafita menatap Kean dengan penasaran.

“aku Keandra Armadha putra kalian yabg hilang” sepontan mama dan papa Kafita membuka mata lebar karena tidak percaya, apa putra mereka?.

“kamu tidak berbohong kan nak?” tanya papa Kafita.

“aku punya tanda lahir di belakang telinga, aku suka makan wortel, aku nggak bisa berenang, takut sama ular, nggak pernah bisa lepas dari boneka harimau hadiah ulang tahun dari mama dan papa” jelas Kean menitihkan air matanya.

mama Kafita menangis begitu kencang, kejutan apa ini, putranya kembali ini yang ia harapkan.

“putraku” lalu mama Kafita berdiri memeluk Kean, Kean pun berdiri dan memeluk mamanya,seseorabg yang telah melahirkannya, seorang wanita yabg menyayanginya tanpa batas.

“tuhan terimakasih atas kejutan yabg telah engkau berikan, terimakasih karena pitraku telah kembali, terimakasih”

Kafita pun terkejut lalu berlari memeluk Kean juga, dirinya begitu merindukan kakaknya, ia sangat ingin kembali memeluk dan bermanja pada kakaknya.

tuhan memang memiliki rencana yabg tak terduga, disaat dirinya terpuruk kakaknya kembali untuk meberikan semangat lagi untuknya.

mereka berempat mberpelukan menyalurkan kerinduan yang sangat amat.

“makasih kak telah kembali untuk kita” ucap Kafita tak hentinya menangis.

“tolong ceritakan semuanya” ucap Mama lembut.

“jadi-”

Tbc..

tunggu lanjutannya
see yuu

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang