Kafita sampai di rumah dengan selamat, Kafita langsung menuju ke kamarnya untuk mengganti bajunya.
saat ia sampai di kamarnya, Kafita langsung melemparkan tas nya ke sembarang tempat dan menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.
hari ini hari yang sangat melelahkan untuknya. apalagi tadi saat di Rooftop Arlan menembaknya.
Kafita bergidik ngeri mengingat kejadian tadi, bagaimana bisa Arlan mengatakan hal semacam itu.Kafita bangun dari ranjang dan langsung masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang lengket semua karena keringat.
Kafita berjalan menuruni anak tangga. Ia melihat ke sekeliling dan tidak mendapatkan keberadaan mama nya.
“bik...” teriaknya memanggil asisten rumah tangga.
“iya non ada apa?, ” tanya seorang wanita yang masih terbilang muda itu.
“mama mana ya kok ngak ada?”
“oh nyonya lagi jemput tuan di bandara non,” jelas nya dengan sopan.
“papa pulang,” terlihat senyum di bibir tipis Kafita. “ oh iya kalok bik Ijah kemana ya?” tanya nya karena tidak mendapati ibu keduanya itu.
“oh bik Ijah lagi pulang ke rumahnya”
“ngapain?”
“anak nya pulang katanya non” bibik cantik itu mengatakan dengan lembut.
“kak Sinta pulang...?”
Kafita sudah sangat rindu dengan Sinta, anak bik Ijah yang sudah dianggap kakak nya sendiri.bibik itu hanya menggangguk.
“yaudah bik, tolong bilangin sama satpam di depan buat siapin mobil, saya mau pergi ke rumah bik Ijah” perintanya dan lagi2 dibalas anggukan oleh asisten rumah tangganya itu dan pergi dari sana.
Kafita kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Ia ingin sekali bertemu dengan kak Sinta.
setelah ia selesai bersiap2 ia ia segera turun dan sudah mendapati kedua orang tuanya yang baru sampai.
“papa pualang, kenapa mama ngak nunggui aku tadi kan aku bisa ikut” kesal nya sambil memanyunkan bibirnya.
“tadi kamu masih sekoalh sayang, jadi mama jemput papa sendiri deh talut telat” balas sang mama lalu duduk di sofa berwaran krem itu.
Kafita mencium punggung tangan papanya lalu memeluk dengan erat papa kesayangannya ini. “papa aku kangen..”
“iya papa juga kangen sama putri kecil papa ini” Papa nya mengusap lembut surai Kafita.
“pa aku boleh keluar bentar ngak?” Kafita mendongak menatap papanya dengan senyum.
“mau kemana?, kan papa baru pulang masa kamu mau pergi?”
“kak Sinta pulang, dan aku kangen banget sama dia.. boleh ya pa plis.” Kafita mencoba untuk membujuk papanya.
“yaudah deh tapi jangan malem2 pulangnya, nanti papa mau ajak kamu sama mama makan malam” kata papanya dan mendapatkan senyum sumringah dari Kafita.
“maksaih papa, ya nanti aku ngak akan pualng malem2 kok. ” lalu Kafita keluar dan menuju ke mobil yang sudah disiapkan oleh satpam.
tak butuh waktu lama mobil Kafita sudah melaju dengan kecepatan normal meninggalkan rumah nya.
sekitar 10 menitan Kafita menuju ke rumah bik Ijah, ya jarak rumahnya dengan rumah bik Ijah tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
Kafita memarkirkan mobilnya di halaman rumah bik Ijah yang cukup luas itu.
Kafita turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah yang sederhana tapi sangat bersih itu.
tok..tok..
Kafita mengetuk pintu rumah beberapa kali dan tak lama pintu terbuka menampilkan seorang wanita cantik dengan rambut tergerai dengan kaos oblong serta celana levis selutut itu.
“kakak..” pekik Kafita lalu menghamburkan tubuhnya ke pelukan gadis cantik itu.
gadis tadi membalas pelukan Kafita, ia pun kangen dengan adiknya ini. walaupun bukan adik kandung tapi ia sudah menganggapya seperti adik kandungnya sendiri.
“gimana kabar kamu dek?” tanya gadis itu sambil mengelus rambut Kafita dengan lembut.
“aku baik, kakak sendiri gimana? kakak kok lama pulang nya aku kangen tau..” kesalnya masih dalam pelukan.
“kakak baik, hehe kakak juga kangen sama kamu, yaudah masuk yuk ngobrol di dalem” kata gadis bernama Sinta itu membawa Kafita masuk ke dalam dengan merangkuknya.
mereka duduk berdampingan di kursi kayu yang cukup panjang dengan ukiran bunga mawar itu.
“gimana sekolah kamu? oh iya aku dengar tuan sama nyonya udah pulang ya, dan nyonya ninggalin pekerjaannya demi kamu?” tanya Sinta.
“em.. iya, mama ningalin pekerjaannya dan fokus di sini nemenin aku dan gurus aku, tapi aku juga nggak keberatan semisal mama kerja lagi. yabg penting iya masih di.sini sama aku.” balas Kafita dengan memainkan jemari Sinta.
“wah bagus dong, selamat ya doa kamu udah terjawab” Sinta menepuk pelan paha Kafita.
“makasih kak, dulu kakak selalu nyemangatin aku buat yakin kalok mama pasti pulang dan bakalan jaga aku. semua itu udah terwujud. dan juga kakak selalu mau nganggep aku adik kakak sendiri dan menggantikan kak Ed-”
“udah2 ngak usah sedih gitu, kakak akan selalu jadi kakak kamu sampai kapan pun dan kakak akan selalu ngasih semangat dan dukungan buat adik kakak yang paling cantik ini” lalu Sinta mencubit pelan hidung Kafita.
mereka kembali berpelukan danenuangkan rasa kangen yang telah terpendam.
“Sin ayo makan, makanan nya udah si..ap.. eh non Fita dari kapan di sini non?” tanya bik Ijah yang muncul dari dapur dan kaget melihat Kafita ada di sini.
“em baru kok bik, ” balasnya singkat, tapi ngak dingin dan ketus ya.
“oh yaudah sekalian makan di sini sama Sinta” kata bik Ijah menawarkan kepada Kafita.
“em.. ngak papa nih bik?, nanti ngrepotin lagi?”
“yaampun dek kayak sama siapa aja deh, dulu kamu juga sering kan main dan makan di sini. kok masih aja ngerasa ngrepotin” lalu Sinta menarik tangan Kafita menuju ke dapur untuk makan.
beri vote dong biar semangat.
tunggu kelanjutanya ya.
aku usahain cepet up.
salam autormaaf kalok ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan Dan Kafita
Teen Fictionjudul awal Benci Jadi Cinta gadis bernama lengkap Kafita Anindhita, cewek judes, cuek, dan dingin yang nggak pernah mau kenal sama cowok manapun. Arlan Arviando cowok pindahan, dia ganteng, ceria, receh, pecicilan, untung pinter. Arlan itu suka sama...