19

33 4 0
                                    

sudah empat hari Arlan tidak menggagu Kafita. entah kenapa Kafita seperti rindu dengan Arlan yang selalu menggagunya.

Kafita berniat untuk menemui Arlan hari ini, ia ingin bertanya ada apa sebenarnya dengan Arlan.

awalnya Kafita merasa gengsi untuk menemui Arlan, tapi rasa penasarannya lebih besar dari itu.

Kafita berniat untuk memberikan pesan, tapi ia rasa bertemu langsung itu akan lebih baik.

saat ini adalah istirahat, Kafita melihat Arlan dan Doni keluar kelas. ia sempat berniat memanggil Arlan tetapi ia urungkan karena kelas masih ramai.

ahirnya ia segera membereskan buku dan berlari kecil keluar kelas.

“mau kemana lo?” tanya Nathasya yang melihat sahabatnya itu berlari kecil keluar kelas.

“ada urusan!” balas Kafita dengan agak berteriak.

Kafita mencari kebaradaan Arlan yang baru saja keluar, ia melihat Arlan sedang ada di depan kelas XI ips 3, dan itu cukup jauh dari kelasnya.

Kafita menambah kecepatan larinya untuk nyamperin Arlan.

“lan tunggu..” teriaknya.

Arlan yang merasa terpanggil menghentikan langkahnya dan menengok ke belakang. ia melihat Kafita yang berlari ke arahnya.

“kenapa?”

“gue mau ngomong sesuatu sama lo, tapi nggak di sini. ikut gue ke sana” tunjuk Kafita pada kursi yang ada di samping halaman sekolah itu.

lalu Kafita berjalan mendahului Arlan menuju ke sana.

“udah sana, semoga penantian dan perjuangan lo terbayarkan” ucap Doni sambil menepuk pelan pundak Arlan.

Arlan hanya tersenyum sambil mengepalkan tangan memberi semangat, tapi saat ia berjalan mengekori Kafita ia mengubah sikapnya menjadi sok cool.

bohong bila dalam waktu 4 hari ini Arlan tidak rindu,  ataupun mengkhawatirkan Kafita. tapi ia tahan semua rasa itu untuk menepati apa yang ia katakan beberapa hari yang lalu. Arlan yakin pasti cewek itu akan mengabarinya ataupun menemuinya. Arlan bertekad jika Kafita yang harus menghubunginya terlebih dahulu. sebenarnya ada rasa khawatir juga dalam hatinya, bagaimana jika Kafita memang tidak perduli dengan nya.

flasback

“tumben lo nggak gangguin kafita?” tanya Doni.

“gue lagi istirahat” balas Arlan.

“maksud lo apa?”

“jadi gini, kemarin kan gue temuin dia di kantin trus dia bilang capek diganggu sama gue. trus gue bilang kalok memang capek ya kita istirahat dulu” Arlan menceritan kejadian kemarin.

“sok2 an lo bilang istirahat, trus istirahatnya berapa lama?”

“gue ngak bilang berapa lama, tapi gue udah bilang kalok dia udah cukup istirahatnya bisa kabarin gue gitu.”

“hahahh”

“kenapa lo ketawa” binggung Arlan melihat temannya ini tertawa mendengar ceritanya.

“gini, lo berharap banget gitu kalok Kafita bakal kabarin lo, ingget ya dia itu cewek yang giamana sih?, trus lo masih bisa berfikir kalok dia bakalan kabarin lo, hahah”

Arlan sempat berfikir apa yang dikatakan Doni memang benar, tapi dia tidak boleh pesimis, masak mau kalah sebelum berperang kan nggak. “gue yakin dia pasti hubungin gue”

Doni hanya menggelengkan kepalanya karena melihat ke kekehan temannya ini untuk mendapatkan hati Kafita.

flasback off.

sekarang Kafita dan Arlan sedang duduk di kursi kayu di sana.

tidak ada yang membuka suara karena mereka asik dengan pikiran masing2.

setelah beberapa menit diam,  ahirnya Arlan membuka suara.“ mau ngomong apa sama gue?, tadi nyuruh gue ke sini”

Kafita menengok ke samping. ia menarik nafas dalam2 sebelum berbicara.“ gue mau tanya, kenapa belakangan ini sikap lo berubah?” tanya nya tanpa basa-basi.

“ya karena lo belum ngabarin gue”

Kafita menautkan alisnya binggung. “kenapa gue harus ngabarin lo?”

“waktu itu kan gue udah bilang, kita istirahat dulu dan kalok lo udah ngerasa cukup istirahatnya bisa kabarin gue”

Kafita menggingat-ingat kejadian beberapa hari yang lalu dikantin itu.
“tapi kok lo yakin gue bakalan ngabarin lo?”

“ya gue yakin aja, eh bener kan lo nyamperin gue” ucap Arlan sambil tersenyum.

ada rasa malu sekaligus senang dalam diri Kafita.
“udah belum ini istirahatnya?” tanya Arlan pada Kafita.

Kafita menggangkat kedua bahu nya.

“yah kok gitu, lo ngak tau apa gue kesiksa banget tau, nggak bisa deket sama lo” ucap Arlan lebay.

“ih apaan sih jijik tau ngak gue liat lo” lalu Kafita menggeser duduknya agak menjauhi Arlan.

“Fit” panggil Arlan.

Kafita hanya menengok dan memandang Arlan seoalah bertanya“apa”

“lo cantik deh”

percaya atau tidak seorang Kafita tersenyum mendengar ucapan Arlan barusan yang bisa dibilang ngak penting.

tapi Kafita memalingkan wajahnya agar tidak terlihat oleh Arlan.

Arlan hanya tertawa melihat Kafita memalingkan wajahnya.

“Fit.” panggilnya lagi.

“hem” Kafita hanya membalasnya dengan deheman tanpa menatap Arlan.

“nanti ke mall yuk” ajak Arlan.

“iya”

“beneran?!” ucap Arlan tidak percaya Kafita mau diajak ke mol bersamanya.

“iya bawal”

lalu Kafita beranjak dari duduknya karena mendengar bunyi bel masuk barusan.

“mau kemana?” tanya Arlan.

“lo nggak denger bel apa?”

Arlan hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu mereka pergi dari sana menuju ke kelas.

hallo ketemu lagi sama cerita aku
makasih ya untuk yang mau baca
dan maaf kalok seandainya kurang ada filnya gitu.

dan kalok ada kata2 yang kurang pas atau salah mohon dimaklumi.
makasih....

Arlan Dan KafitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang