Bagian 3 Foto Pertama

241 13 0
                                    

Andin dan salsa pergi ke kantin untuk membeli makanan. Saat sedang makan aku, Rama, Randy, Reno, dan Rizky melewati mereka berdua. Andin menatap ku dengan tatapan sinis. Banyak siswa perempuan yang terpana melihat kami.


“Eh liat deh dia ganteng-ganteng ya. apalagi Rey ketua club bola sekolah kita ganteng bangetttttt” saut salah satu siswa dengan tatapan terpana seperti sedang melihat malaikat.

“Iya ganteng banget di tambah kalau dia lagi di lapangan. Gemes deh kepingin aku bersihin tuh keringatnya”

Mendengar itu membuat Andin jijik hanya dia saja yang tidak suka dengan ku. Andin dan salsa pun cerita mengenai aku.

“Gimana din kamu ngadepin cowo kaya Rey” tanya Salsa dengan penasaran.

“Aku pusing ngadepin cowo kaya dia sal, pemalas, so kegantengan, aku heran dia maunya apa si”

Saat Andin sedang bercakap dengan Salsa. Aku mulai dengan tingkah kejahilan ku mencoba untuk menjahili siswa yang ada di kantin. Dan menyapa siswa culun yang sedang membawa buku saat ke kantin.

“Hey bro muka kaku banget, lo ke kantin aja  bawa buku. Emang tuh buku hilang apa kalau ga di bawa hahaha” ucap ku dengan suara yang besar. Membuat siswa dan siswi yang sedang beristirahat melihat kejahilan ku.

Aku dan teman-teman ku tertawa saat menjahili siswa disini. Tiba-tiba bahuku di pukul dengan buku oleh seorang perempuan, ternyata itu adalah Andin.

“Heh kamu kenapa jahil banget si!!!”
gerutu Andin padaku.

“Aduh lo lagi lo lagi kenapa si!!!”

“Nih baca buku, pelajarin rumus di dalamnya. Bentar lagi ujian matematika,”
Setelah mengatakan itu ia pergi. Dan berikan buku itu kepada ku.





                                   @
Aku membuka handphone dan melihat grup kelas, ku lihat tertera nomor Andin. Profil fotonya yang menggemaskan saat memegang kucingnya. Saat itu juga aku menelpon dia aku benar-benar penasaran dengan perempuan sepolos dia.


“Hallo ini siapa?”

“Ini gue”

“Huft murid nyebelin itu toh”

“Yayaya tersera lo deh, ini gue udah ngerjain beberapa soal, tapi ada bagian yang gue ga paham.”

“Yang mana yang belum paham?”

Suara kelembutannya membuat aku tidak mau menutup telponnya. Kami pun telponan sampai larut malam membicarakan soal matematika.






                                      @
Waktu ujian matematika pun di mulai guru memberikan soal kepada kami, aku mulai mengerjakan.

Setalah selesai ujian matematika. Pelajaran berikutnya pun datang. Pelajaran ini sangat menakutkan bagi siswa dan siswi karena gurunya terkenal menyeramkan. Membuat siswa dan siswi hormat dan tunduk dengannya. Hanya aku yang berani dengan dia. Aku sudah sering mencari masalah dengan guru ini wajar aku tidak takut dan terbiasa.



“Baik anak-anak sebelum tugas yang bapak berikan di kumpulkan, siapa yang tidak mengerjakan maju ke  depan sebelum bapak periksa” ucap pak Miko dengan kaca mata dan tongkat yang sering ia bawa.


Dengan melihat cermin di depan ku, aku lihat Andin sedang panik mencari tugasnya. Padahal ini yang aku tunggu-tunggu membuat siswa terpintar menjadi masalah. Tetapi dengan wajah pucatnya aku tidak tega melakukan itu.

“Siapa yang tidak mengerjakan maju kedepan sekarang!!” gertak pak Miko.

saat Andin mau berdiri dari bangkunya, aku langsung memberikan tugas ku dengan dia melalui kolong meja. Dan saat itu juga aku berdiri.
Guru ku melihat ku dengan tatapan menyeramkan.

“Kamu lagi Rey? kamu tidak kapok, dari kelas 1 cari masalah terus, turun ke bawah lari lapangan sepuluh kali sekarang juga!!!” ucap pak Miko dengan suara besar serta wajah yang menyeramkan.

“Iya pak”



Kantin Sekolah.....

Saat aku sedang makan di kantin Andin menghampiri ku membuat teman-teman ku pergi.

“Makasih ya buat tadi, gara-gara aku kamu jadi kaya gitu”

Aku pun tertawa mendengar Andin berkata seperti itu.

“Yayaya santai udah biasa, tapi sorry itu gw ngerjainnya ga sebisa lo,”

“Gapapa ko, oh iya kamu baru kali ini deh ngerjain tugas yah?”

“Iya betul semalem tanggung abis belajar matematika terus gue liat ada tugas Ips yaudah gue kerjain sekalian”

“Pertahanin kaya gitu ya aku suka liatnya”
Terhentak aku kaget dengan perkataan Andin membuat ku menahan ketawa.

“Btw lo kenapa si suka banget panggil aku kamu, ga risih apa?”

“Justru kalau aku panggil gue lo kaya kamu risih buat ku, ga terbiasa aja gitu”

“Oh jadi ga terbiasa gitu”

Dengan percakapan itu membuat aku senang, entah kenapa aku senang komunikasi dengan dia.






                                    @
Hari ini adalah hari yang sangat ku tunggu-tunggu karena hari ini pelajaran favorit ku yaitu olahraga.

“Baik anak-anak untuk hari ini kita mempelajari teknik melempar bola”

“Baik pak”

Aku tau bahwa ini pelajaran yang tidak di sukai Andin, tapi aku mau melihat dia bermain bola seperti apa pasti sangat lucu.

“Baik anak-anak sekarang waktunya istirahat, lalu ganti baju. Untuk Rey tendangan kamu makin bagus pertahankan ya”

“Baik pak”

Saat Andin sedang istirahat dengan Salsa, guru ku menghampiri dia. Saat itu aku sedang bermain bola.

“Andin sekarang kamu ikut ibu ya”

“Kemana bu?”

“Pemotretan seragam sekolah, untuk di jadikan model seragam sekolah agar peserta didik bisa lihat seragam sekolah kita”

“Tapi bu saya engga cantik jangan deh bu, nanti ga bagus fotonya”

“Kamu cantik yuk ikut ibu”

Aku melihat dia berjalan bersama siswa laki-laki serta guru ku. Andin melihat ku dengan wajah lugunya. Saat sedang foto tiba-tiba guru ku memanggilku.

”Rey kemari” ucap guru ku membuat ku berhenti untuk bermain bola.
pada saat itu aku berhenti bermain.

“Kamu foto berdua ya sama Andin” ucap guru ku membuat ku terkejut.

“Loh ko saya bu kan ada Ivan” ucap ku dengan melihat Ivan teman ku.

“Kamu lebih cocok, Ivan terlalu pendek untuk Andin jadi ga bagus fotonya”

Aku ingin menolak perkataan bu Dewi tetapi tidak bisa karena bu Dewi sangat memaksa

Ya pada saat itu juga aku menjadi model seragam sekolah dengan Andin, ini adalah foto pertama ku bersama dia.

“Lebih dekat lagi, jangan jauh kaya gitu” atur bu Dewi padaku dan Andin.


Aku dan Andin saling menatap, kami rasanya ingin tertawa bersama melihat tingkah laku kami yang di atur oleh guru.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang