Bagian 50 Makan Malam yang Indah

34 6 0
                                    

Rumah Rey.....

Aku dan mamah sedang bersiap siap untuk pergi ke rumah Andin, papah tidak ada di rumah biasa masalah kantor. Papah memang sepertinya lebih suka di kantor dari pada di rumah. Itulah sebabnya aku tidak dapat perhatian dari papah.

“Mah aku pake baju ini bagus ga?” tanya ku pada mamah.

“Jelek ih biasa banget kamu”

“Terus pake baju apa mah?” tanya ku pada mamah.

“Bentar dulu mamah lagi dandan nanti kalo udah selesai mamah bantu cari baju yang bagus”

“Mamah nih pake dandan segala, kaya mau kemana aja”

“Eits kamu jangan banyak bicara mamah dandan demi kamu tau! Kalo mamah jelek dan ga rapi nanti keluarga Andin memandang keluarga kita jelek”

“Iya deh mah iya”



Aku sama sekali tidak suka melihat perempuan berdandan. Entah kenapa aku lebih suka perempuan simpel, apa adanya, dan natural.

Sekitar tiga puluh menit aku dan mamah siap siap akhirnya aku pergi untuk makan malam bersama di rumah Andin aku sangat senang sekali keluarga ku dekat dengan keluarganya. Walaupun papah tidak tahu akan semuanya ini. Tidak penting mamah mengetahui semuanya, percuma aku cerita papah juga tidak akan perduli.


“Assalammulaikum” ucap mamah ku saat sudah di depan pintu rumah Andin.

“Waalaikumsalam, wah sudah datang yuk masuk” ajak bunda pada mamah dan aku.

“Iya bu”

Aku dan mamah masuk kerumah Andin, rumah yang begitu sederhana tapi indah. Andin yang sudah menunggu di ruang makan dengan baju berwarna coklat muda begitu cantik.

“Yuk mari di makan maaf ya cuma ada ini aja” ujar bunda pada kami.

“Ini juga udah banyak ko tante” jawab ku pada bunda sembari mengambil makanannya.

“Iya Rey, habiskan ya makanannya,”

“Siap tante”

“Oh iya Rey, papah kamu kenapa tidak datang?” tanya ayah Andin padaku.

“Papah masih kerja om biasa sibuk,”

“Oh seperti itu, yasudah makan yang banyak ya,”

“Iya om”

Setelah makan aku di panggil oleh Andin.


“Rey sini” bisik Andin di telinga ku.


“kemana?”

“Sini ikut aku”

“Iya”

Aku duduk di taman depan rumah Andin menikmati indahnya malam.

“Kenapa?” tanya ku pada Andin.

“Aku cuma mau bilang sekali lagi terima kasih ya, kalau bukan karena kamu aku udah tidak tau sekolah dimana,” ungkap Andin padaku.

“Kan aku udah bilang sama-sama tuan putri,”

“Ko tuan Putri?” tanya Andin yang tidak mengerti maksudnya.

“Kan nama belakang kamu Putri,”

“Hehe bisa aja kamu”

“Udah ya aku engga mau dengar kamu bilang terima kasih, terima kasih dan terima kasih lagi,”

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang