Bagian 34 Berlarut malam di sekolah bersama Sang Putri

33 7 2
                                    

“Kringgggg........ kring..........”

Bel sekolah berdering. Menandakan siswa dan siswi harus bergegas pulang.


“Yuk Rey kita balik biasa naik itu.” ajak Randy padaku

“Yuk!!”

Andin menghalangi langkah ku.

“Rey........”

“Iya?”

“Sesuai jadwal yang aku kasih,”

“Oh iya ya aku lupa”

Reno mendengar aku memanggil aku pada Andin, membuat dia meledeki ku. Tidak biasanya aku memanggil seperti itu.

“Cie sekarang panggilnya aku kamu” ucap Reno sembari menenteng tasnya.

“Apasi lo ren!!” jawab ku pada Reno agar tidak salah paham.

“Iya din iya” jawab ku kembali pada Andin.

“Ayo Rey, nanti keburu truknya pergi!” ajak Rama.

“Engga deh ma, gue ada yang perlu di kerjain sama Andin,”

“Apa tuh???” tambah Reno dengan penasarannya.

“Apa? ikut campur aja lo, udah deh pergi sana!!”

“Iyaiya yaudah yuk guys”

“Tunggu gue!!” pinta Rizky yang sedang mengikat tali sepatunya.

“Kebiasaan lo ky, lelet banget jadi cowo” celetuk Reno.

“Yeeee”

“Oke deh Rey kita pergi dulu ya.” ucap Rama.

“Oke, hati-hati lo. Kalo engga ada truknya naik bus aja”

“Siappppp”





Setelah semua siswa dan siswi bergegas pulang semua. Hanya aku dan Andin saja yang berdua di sekolah sampai larut malam.

“Jadi kalo kamu ketemu soal kaya gini, ikutin rumus yang aku kasih. Inget kan ini rumus apa?” Andin memulai belajar dengan bertanya padaku.

“Iya iya aku inget”

“Rumus apa?”

Aku mencoba untuk berpikir keras.

“Rumus pythagoras kan?"

“Pinter, jadi tinggal ikutin rumusnya aja ya,”

“Oke, pinter banget aku ya sekarang hehe” aku menjawab dengan sombongnya.

“Iyaiyaiya. Yaudah kamu kerjain dulu soal itu, nanti kasih aku kalau udah selesai.”

Aku mengerjakan soal matematika yang di buku dengan penuh serius. Aku dekatkan meja dan bangku ku pada Andin biar makin bersemangat.

“Nih udah” ucap ku sembari memberikan kertas.

“Aku liat dulu ya?”

“Oke bos” jawab ku penuh semangat.

Saat Andin sedang memeriksa soal yang aku kerjakan, ku lihat lah wajahnya dia yang sedang serius memeriksa. Matanya tertuju pada soal yang ku kerjakan. Aku memperhatikan sembari tangan ku berada di janggut.

“Ini udah bener, bagian ini kamu salah perhitungannya,seharusnya kamu pangkatin dulu, setelah pangkat baru jumlahin. Coba hitung ulang”

Saat Andin menjelaskan aku hanya memperhatikan dia. Dan tidak sadar saat Andin memanggil ku.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang