Bagian 22 Aku terjatuh

70 9 0
                                    

Salsa berlalu. Dan aku berpikir keras maksud kekerasaan itu apa. Aku tidak mengerti maksud Andin bilang kekerasaan itu. Ya mungkin hanya anak yang pintar saja yang mengerti maksud Andin.


“Baik anak-anak kita udah sampai ke final, yang menang ke tahap final adalah kelas 9A dan 8C. Apakah kelas 9A dan 8C sudah siap???” ujar pembawa acara penuh semangat.

“Siap pak!!” seru kami.

Ya ini saatnya aku harus bermain dengan sebaik mungkin, aku akan buktikan pada Andin. Walaupun aku bodoh, malas, nakal, tapi aku masih memiliki sisi baik yang dapat di banggakan. Walaupun aku sudah mulai lelah dan tidak bersemangat, di tambah tidak ada Andin di samping ku. Tapi aku tetap harus berjuang. aku akan buat Andin bangga kepada ku.

“Rey lo bagian sini,, biar bisa gampang masuk bolanya.” saut Randy pada ku.

“Iya soalnya tendangan lo pas sasaran.” Reno menambahkan.

Ya aku mulai menunggu bola, menunggu Rama melemparnya. Dan akan ku tendang pas sasarannya agar bolanya masuk.


“Siap-siap Rey.... dikit lagi Rama lempar ke lo, lo harus tendang!!” saut Rizky memerintahkan aku.

“Oke!!!”

“Rey tendanggg!!!!!”

Rama memberi aba-aba agar aku menendang bolanya.

Saat aku menendang bola, tiba-tiba tim lawan mendekati ku dan menyelengkat kaki ku. Membuat ku tidak bisa berdiri dan menyeimbangkan diri ku. Tim lawan akhirnya mengambil bola. Membuat aku terjatuh.

“AHHHHHHH!!!!!!”

teriak aku lirih dan aku benar-benar merasakan sakit di bagian betis ku. Membuat aku tidak bisa berdiri. Wasit akhirnya meniup peluit. Menandakan aku harus di obati. Teman-teman ku, wasit, dan tim lawan mendekatkan ku. Membuat ku pengap karena kerumunan mereka.


“Rey lo gapapa?” tanya Rama penuh khawatir.

“Gue ga bisa bangun, sakit banget kaki kanan gue..” aku menjawab dengan suara rintih karena luka ku.

“PMR bantu PMR!!!” ujar wasit memberi perintah.

Anggota PMR pun menghampiri, tapi meraka tidak tahu mau bagaimana mengobatinya. Karena terlalu parah luka ku.

“Maaf Rey gue ga bisa bantu, luka lo parah banget gue takut salah. nanti yang ada tambah parah...” ucap anggota PMR itu.

“Terus siapa yang bantu? Lo gimana si pmr doang tapi ga becus!!!” Reno menggertak salah seorang anggota PMR.

“Sabar-sabar gue panggilin Andin, dia soalnya ketuanya pasti bisa bantu luka lo dan dia lebih ahli dari gue.”

Aku langsung terkejut saat anggota PMR itu menyebut nama Andin. Dan aku langsung memintanya untuk jangan panggil dia. Aku takut dia akan khawatir.

“Eh engga usah, udah lo kasih Betadine aja. nanti juga sembuh. ga usah panggil dia.”

pinta ku pada anggota PMR itu.

“Ih apa-apaan si lo Rey!! liat luka lo itu parah, harus cepet-cepet di tanganin sama ahlinya. Cepet sekarang lo panggil Andin!!!"

ucap Randy dengan wajah seramnya kepada anggota PMR itu.



“....Oke-oke” jawab anggota PMR itu. Dia langsung berlari mencari Andin.








Tibalah di kelas dan dia menemukan Andin. Dengan wajah panik anggota PMR itu. Dia langsung memberitahu.
Dengan tergesa-gesa berkata.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang