Bagian 36 Pengumuman Nilai Semester Dua

27 7 0
                                    

“Baik anak-anak, kalian sudah melewati proses yang panjang. semua ujian sudah kalian lewati. Tibalah sekarang pengumuman nilai,peringkat, dan kelulusan yang tertera di mading. Setelah ini kalian boleh melihat.
Terakhir ibu cuma mau bilang banyak banyak terima kasih pada kalian. Yang sudah menjadi murid yang baik untuk ibu. Rey yang awalnya membuat masalah. Tapi karena Andin, Rey sudah berubah. Ibu juga terima kasih ya pada Andin. Yang ibu harapkan setelah lulus dari sekolah ini kalian tetap jadi murid yang ibu kenal, tetap baik dan semangat ya dalam belajar. Karena kehidupan ke depannya jauh lebih rumit dan panjang. Kalian harus lewati sampai tiba lah mimpi yang kalian inginkan datang.” ucap bu April wali kelas ku dengan haru.






Membuat murid murid meneteskan air matanya. Begitu pun Andin yang menutupi wajahnya dengan buku agar tidak terlihat dia menangis.

Murid perempuan langsung memeluk guru ku. Dan setelah itu kami foto bersama.

Speaker sekolah mengumumkan untuk melihat nilai, peringkat, dan kelulusan. Aku dan teman teman ku melihat. Tapi kali ini jantung ku berdebar. Aku takut melihatnya. Biar lah Andin yang melihat. Aku tunggu saja informasi dari dia. Aku takut kalau aku gagal.

Koridor Sekolah.....

“Rey gue deg degan” ucap Reno sembari memegang dadanya.

Seharusnya aku yang merasakan itu. kalau aku gagal, aku harus memotong rambut ku.


“Asik deg degan juga lo liat nilai” jawab ku dengan tertawa pelan.

“Bukan nilainya Rey, tapi kelulusannya. Gue takut ga lulus!!”

“Yeee, pasti lulus lah. Engga ada sejarahnya sekolah kita engga meluluskan muridnya!”

“Lo ga inget wali kelas kita bilang apa waktu itu?”

“Itu cuma nakut nakutin aja supaya kita belajar.”

“Tapi tetep aja gue takut.”

“Lebay lo ah!!”

“Kalo nilai si gue ga pikirin berapa ke yang penting gue lulus. Gue niat sekolah di swasta jadi santai”

“Yeee. Lo liat dulu aja ya gue mau ke kamar mandi.”

“Oke deh”

Aku meninggalkan teman teman ku dengan alasan ingin ke kamar mandi. Padahal aku tidak mau melihat. Aku menunggu Andin saja yang melihat, dan saat Andin sudah melihat, Aku melihatnya tersenyum dari kejauhan.


Aku sudah tahu kalau dia senyum pasti aku tandanya aku gagal. Aghhhhh aku harus potong rambuttttt!!!!!. Gumam ku dalam hati.

Andin mengampiri ku dengan senyum tipisnya.

“Sesuai persyaratan, kamu harus potong rambut.” ucap Andin dengan wajah bahagianya.


“Ughhhh udah di tebak pasti gagal. Susah banget si ngalahin kamu.” gerutu aku yang tidak menerima semuanya.

“Tapi kamu engga gagal, kamu naik ke peringkat empat. Naik satu udah bagus hehe”

“Percuma, kan tujuan aku ngalahin kamu”

“Hehe yaudah, jangan lupa besok potong rambut kamu. Dan pake seragam yang rapi oke?”

“Oke ughhh” aku menjawab sembari menghela nafas.

Setelah mengatakan itu padaku Andin pergi. Saat Andin sudan pergi, tibalah teman teman ku memeluk ku membuat ku menangis saat itu juga karena sudah gagal mengajak Andin berkenalan secara dalam dan dekat pada teman teman ku.


“Reyyyyy kita lulus semua yesssss!!!!” ungkap Reno dengan bahagianya.

Sudah ku tebak pasti lulus semua.

Aku tidak menjawab, aku hanya menangis di pelukan mereka.

“Eh lo kenapa nangis Rey?” tanya Rama sembari melihat wajah ku.

Aku masih menangis tidak menjawab perkataan Rama.

“Lo seharusnya seneng dong, kan peringkat lo naik!!” Rama menyebut peringkat, semakin kencang aku menangis.


“Ahhhhhhh........ huhhhhhh........” suara tangis ku menggelegar.

Mendengar suara ku yang begitu kencang salah satu murid mendengar dan berkata.

“Ih ganteng doang tapi kaya anak kecil, masa nangis kaya gitu. Cengeng!!!”

Randy menjawab dengan kesalnya.

“Apa lo liat-liat, sana lo pergi sirik aja!!!!”

Randy memang sangat tegas, meyeramkan, apalagi aku sahabatnya di bilang seperti itu. walaupun dia playboy. Sisi baiknya dia selalu membela orang orang yang dia sayang.







                                     @

Lapangan Sekolah......

Hari ini sesuai janji aku harus memotong rambut ku dan berseragam rapi. Hari ini upacara terakhir di sekolah ini bagi kelas tiga. Saat aku sedang berbaris. Murid murid terkejut melihat ku berpakaian rapi di sertai rambut ku yang lebat sudah hilang. Begitu pun teman teman ku langsung tidak menyangka.

“Reyyy, lo kenapa potong rambut?” tanya Randy dengan menahan ketawa.

Reno melihat ku dengan wajah anehnya.

“Omegat Rey lo udah panjangin lama lama, terus lo potong sampe kaya gitu??”

“Lo kenapa si? Hari-hari ini berubah. Rambut di potong, baju di masukin. Gile kaya anak baru loh rapi banget hahahaha” celetuk Rama padaku.

“Udah lo jangan banyak tanya, dengerin tuh kepsek lagi ngomong” ujar ku pada mereka agar diam. dan mendengarkan kepala sekolah memberi amanat.

Melihat Rizky yang hanya menundukan wajahnya sembari tertawa kecil. Aku langsung menegurnya.

“Apa lo ky ngetawain gue ya?” tanya ku sebal pada Rizky.

“Engga bro engga”

“Yeee bilang aja”

Kepala Sekolah masih memberikan amanatnya kepada murid muridnya.

“Baik anak-anak, bapak ucapkan selamat pada murid murid kelas sembilan atas kelulusannya. Tetap menjadi pribadi yang baik ya. Berhubung esok hari kita akan merayakan kelulusan di Yogjakarta. Oleh sebab itu murid kelas tujuh dan delapan di persilahkan belajar di rumah selama 3 hari”



“Yeaaaaaa” seru murid kelas tujuh dan delapan.

Upacara telah selesai aku berpapasan dengan Andin. Andin melihat ku dengan menahan ketawa.

“Kalo mau ketawa ketawa aja” ucap ku pada Andin dengan sebal saat sudah mendekat dengan dia.

“Hehehe aku kira kamu engga nepatin janji,”

“Ya tepatin lah, aku kan cowo”

“Iya deh iya”

Saat mengatakan itu Andin dan Salsa pergi meninggalkan ku. Aku mendengar betul bisikan Salsa pada Andin yang tidak mengerti maksudnya apa Andin mengatakan janji padaku tadi.

Dengan penasarannya Salsa bertanya.

“Din, nepatin janji apa maksudnya?” tanya Salsa sembari berbisik pelan di telinga Andin.



“Hehe bukan apa apa” jawab Andin yang tidak menceritakan tentang itu.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang