Bab 41 Malam Perpisahan

34 6 0
                                    

Bab 41 Malam Perpisahan
Aku dan teman teman ku menuju ke tempat makan, untuk makan bersama. Aku melihat Andin yang sedang mengantri makanan. Aku menunggu sepi setelah itu baru deh mengambil makanan bersama teman teman ku. Setelah lima belas menit menunggu akhirnya giliran aku yang mengambil.

“Makan yang banyak ya Rey biar ga sakit hehe” ucap guru perempuan ku.

“Bu sekar nih Rey terus yang di perhatiin” celetuk Rama.

“Biarin Rey kan anak ganteng”

“Emang saya ga ganteng apa bu”

“Ganteng si, tapi tetep Rey yang lebih ganteng hehe”

“Yeeee si ibu”

“Ibu apasi bikin saya malu hehe” ucap ku pada guru perempuan ku.

“Hehehe”



Bu sekar adalah guru seni budaya dia memang suka meledeki ku. Katanya aku tampan mirip suaminya entah lah padahal aku sama sekali tidak merasa mirip suaminya hmmmm. Itu lah sebabnya setiap bertemu dan mengajar di kelas ku aku selalu di ledeki dan di rayu padahal aku risih sekali tetapi dia tetap saja begitu.


Setelah makan malam murid-murid di perintahkan untuk ke aula. Sepertinya mengadakan pementasan sekaligus perpisahan.

“Baik anak-anak kita akan mengadakan acara perpisahan, sebelum ke acara inti kita akan melaksanakan pementasan terlebih dahulu yang akan di isi oleh murid-murid. Oke acara pertama kita dengarkan sambutan dari kepala sekolah kita.........” ucap guru ku sebagai pembawa acara.

“Terima kasih sambutannya pak, acara berikutnya perwakilan dari angkatan kalian yang akan memberikan sambutan perpisahan. Kita sambut Andini Putri.”

Aku benar-benar menunggu sekali momen dia membacakan sambutan perpisahan.

“Terima kasih sebelumnya pak, saya perwakilan dari angkatan sembilan banyak-banyak terima kasih atas jasa dan pengajaran dari bapak ibu guru. Maafkan kami semuanya pak, bu, ..........”

Itulah sambutan seorang Putri yang membuat murid-murid terdiam tenang. Setelah Andin memberikan sambutan tiba lah acara berikutnya.

“Baik untuk acara berikutnya hiburan. Stand up comedy yang akan di bawakan oleh Rey. Beri tepuk tangan yang meriah.”

Aku tekejut MC mengatakan hal itu, aku sama sekali tidak tahu. Pasti ini semua gara-gara teman-teman ku yang menyuruh panitia perpisahan.

“Ayo Rey maju maju!!!!” saut salah satu siswa.

“Maju maju!!!!” seru semuanya.

“Maaf pak, saya engga bisa” aku mencoba untuk menolak.

“Rey bisa pak, dia lucu banget soalnya.” ujar Randy pada MC.

“Engga pak, gimana kalo Reno? Dia lebih lucu pak.” aku mengalihkan, agar tidak maju ke depan. Aku benar-benar malu di lihat Andin.

“Oke Reno boleh maju”

“Ko saya si pak? Lebih lucu Rey kali” Reno bergerutu.

Saat Reno mengatakan itu, aku langsung melototi Reno sambil berbisik padanya.

“Reno lo maju sana, kalo ga maju nanti lo tidur di luar!!”

Mendengar aku berkata seperti itu Reno langsung kebingungan.

“Ko gitu si Rey?”

“Udah maju sana!!”

“Iya iya iya!!”

Akhirnya Reno menyerah dengan perkataan ku. Dia langsung berdiri dari tempat dan langsung memulai aksinya. Semuanya tertawa, begitu pun Andin yang kalau tertawa selalu menunduk. Aku melihatnya dari kejauhan. Saat Andin sadar sedang di tatap aku. aku langsung mengusap kepala ku yang hanya ada sedikit rambut.

“Hahahaha Reno lucu banget!!”

“Iya bener, cocok dia jadi stand up comedy”

“Sumpah sumpah itu kenapa Reno joget joget ngakak banget gue tuhan”

Itulah celetukan murid-murid melihat aksi Reno di depan.






                                    @
Setelah acara telah selesai. Ini saatnya murid-murid tertidur. Malam ini adalah malam yang sangat indah bagi ku. Melihat Andin memberikan sambutan. Melihat dia tersenyum. Sepertinya aku tidak bisa harus berpisah dengannya. Aku ingin selalu melihat wajahnya.



Tapi rasanya tidak mungkin aku akan satu sekolah lagi dengan dia. Secara dia akan masuk di sekolah impiannya itu, dan aku juga akan sekolah yang aku idam-idamkan yaitu sekolah sepak bola itu. Malam ini adalah perpisahan yang membahagian sekaligus menyedihkan. Membahagiakan karena aku masih bisa melihatnya tersenyum.



Menyedihkan karena ini adalah hari terakhir aku melihatnya dia tersenyum. Entah setelah ini aku masih bisa bertemu atau tidak yang tahu hanya lah tuhan yang memberikan takdir. Kalau kami takdirnya akan bersama suatu saat nanti pasti kami akan bertemu dan menjadi teman kembali malah akan menjadi sepasang kekasih.




Tetapi, kalau nyatanya Tuhan berkehendak lain dan takdir kami tidak bisa di persatukan mungkin aku akan marah besar pada Tuhan. Tapi untuk apa marah pun tidak akan mengembalikan aku dan dia untuk tetap bersama.
Semuanya ada di tangan Tuhan kita lihat kedepannya apakah aku takdirnya atau malah bukan.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang