Bagian 31 Menirukan Pak Miko

30 6 0
                                    

Setelah libur dua minggu untuk semester ganjil membuat ku rindu berat dengan Andin. Selama libur aku dan Andin tidak pernah bertemu dan tidak pernah telepon teleponan lagi. Telepon teleponan hanya saat belajar saja. Berhubung sedang libur aku tidak berani menelpon dia.

Aku benar benar rindu wajah teduhnya, suaranya yang lemah lembut. Ya walaupun siswa perempuan banyak yang beranggapan bahwa Andin  biasa saja tidak cantik. Tapi menurut ku dia cantik dengan wajah Indonesia percampuran cina. kulitnya putih, bibirnya merah.


Aku memang menyukai gadis yang berkulit putih. Walaupun alisnya tidak tebal malah di bilang tidak memiliki alis hehehe. Tapi aku suka wajah alaminya dia, putih mulus. Tangannya tidak ada bulu sama sekali. Beda dengan ku wajah ku yang bisa di bilang terlalu laki-laki, kumis tipis berada di sekitar atas bibir ku.

Alis tebal yang hampir saja menyambung. Bibir tebal. Kalau siswa perempuan bilangnya bibir playboy. Badan ku yang gagah, tinggi. Lebih tinggi dari Andin. Rambut ku tebal dan berjambul ke depan. Visual ku ini yang membuat banyak wanita tergoda.

Sebelumnya aku juga mudah tergoda dengan perempuan. Tapi, setelah melihat Andin semuanya berubah. Aku tidak mudah tergoda dengan perempuan. Aku hanya tergoda dengan Andin. Aku benar-benar ingin dia menjadi wanita ku.




Hari pertama masuk sekolah setelah berlibur aku belajar pelajaran IPS. Tetapi entah mengapa gurunya tidak masuk. Banyak guru guru lain mengatakan kalau pak Miko sedang kurang sehat. Itu lah sebabnya siswa dan siswi senang sekali. Aku mulai dengan kejahilan ku mencoba untuk menunjukan aksi di depan kelas. Ya biasa aku cari perhatian sama Andin. Agar Andin bisa tertawa melihat tingkah laku ku.




“Guysss guyssss hari ini kan pak Miko engga masuk kelas. Tapi bakalan ada yang gantiin dia. Guru ini namanya pak Mika. Bener-bener mirip pak Miko.” Ucap Reno menjelaskan, membuat siswa dan siswi yang sedang sibuk dan berisik langsung berhenti.


“Hah? Pak Miko emang bener bener ya! walaupun ga masuk tetap aja cari guru lain.” ucap salah satu siswa membuat Reno tidak bisa menahan ketawa.



“Loh ko lo di depan situ ren? nanti kalo pak... pak apa namanya gue lupa,,” tanya siswa itu kepada Reno.

“Pak mika!”

“Nah iya kalo pak Mikaika dateng gimana? Masa lo di depan ga duduk ga sopan tau!!” tegas siswa itu pada Reno.


“Justru gue disini mau menyambut tuh guru tau!!” Reno membela diri.

“Hah?” siswa dan siswi makin tidak mengerti maksud Reno begitupun Andin.

“Eh bentar-bentar namanya pak Mika aneh banget ga si?” tanya siswa perempuan dengan wajah membingungkan.

“Iya aneh banget, udah kaya tempat taro makanan hahaha” celetuk siswa perempuan.

“Hahahaha” seru siswa dan siswi dengan tertawa.

“Udah jangan berisik pak Mika lebih galak loh dari pak Miko.”

Saat Reno mengatakan itu, siswa dan siswi terdiam membuat Reno menahan ketawa karena melihat teman teman yang tidak menyadari kalau sedang di kerjain.

“Baik lah, teman teman. Kita sambut pak Mika!!” teriak Reno dengan semangat.


Siswa dan siswi melihat dengan wajah penasaran. Semuanya terdiam menunggu pak Mika yang katanya kembaran pak Miko itu datang. Saat pak Mika membuka pintu semuanya melihat dengan seksama. Perlahan-lahan pak Mika masuk ke dalam kelas dengan membawa buku di pegang dengan tangan kirinya.

Di tambah ketukan yang selalu ia bawa.  Saat melihat Pak Mika semuanya tertawa terbahak bahak membuat kelas menjadi ramai.


“Hahahahaha” seru siswa dan siswi dengan tertawa.

“Aduh gue pengen kencing hahaha” saut salah satu siswa melihat pak Mika.

“Sama hahaha,,,, ga kuat gue liatnya”

“Rey emang bener-bener gila hahaha” celetuk siswa lain.

“Bener-bener deh lo Rey ada ada aja kelakuannya hahaha”

“Emang nih anak cari gara gara aja, kalo pak Miko sampe tau mati lo Rey”

“Iya pake segala ganti nama pak Mika hahaha”

“Sumpah namanya lucu banget anjing...”

Itulah sautan siswa dan siswi melihat ku memperagakan gaya pak miko. Aku memakai kaca mata yang mirip dengan pak miko, baju ku masukan di dalam celana dan memakai gesper. Membawa tongkat yang biasa di bawa mengajar, untuk memukul anak-anak yang tidak serius belajar.

Serta mimik wajah yang benar-benar mirip dengan aslinya. Siswa dan siwi tertawa dan begitupun andin tertawa sembari menutup wajahnya dengan buku.


“Baik anak-anak sekarang kita belajar tentang sejarah perang dingin.” ucap ku pada teman teman ku. Ku keluarkan suara yang besar dan bass itu. yang khas sekali suara pak Miko.


“Udah Rey udah gue ga kuat liat lo hahahaha” ucap Rama dengan wajah yang memerah sambil memukul meja karena tidak bisa menahan ketawanya.

“Hahahaha karma lo Rey sama guru sendiri juga” tambah Randy.

“Sudah anak anak jangan tertawa bapak serius sedang menjelaskan. Andin sudah jangan menutup wajahmu dengan buku itu, kalau mau ketawa-ketawa aja hahaha.” ucap ku yang juga tidak bisa menahan ketawa karena memang aku benar-benar konyol.



“Hahahaha buka dong din muka lo, jangan malu kalo mau ketawa” ucap Reno pada Andin.

Andin membuka wajahnya, setelah itu langsung menaruh wajahnya di meja. Membuat ku lucu melihat tingkah lakunya.

“Udah ah gue cape entar gue karma lagi!!” ucap ku mengakhiri aksi ku.

“Yah jangan dong Rey, pake lagi itu kaca mata. Lo bener-bener mirip tau hahaha” ungkap salah satu teman kelas ku dengan wajah meminta minta.

“Engga ah lo aja nih gantian, gue takut dosa.” ucap ku pada teman kelas ku.

“Hahahahaha ternyata Rey takut juga sama dosa!!!” tambah teman ku.

“Yeee, iyalah gue kan manusia takut lah pea” jawab ku dengan sebal.

Kami pun tertawa bersama. Hari pertama masuk sekolah sudah benar benar mengesankan buat ku di tambah melihat Andin tersenyum kembali. Aku pun kembali ke tempat duduk ku.

“Gimana bagus ga pertunjukan aku?”
tanya ku pada Andin sembari menoleh ke belakang dan menghadap Andin.

“Udah deh ah! kamu nih masih aja jail.” jawab Andin padaku.

“Loh kan aku engga jahilin siapa-siapa,,”

“Itu jahilin pak Miko, pake ganti-ganti nama lagi jadi pak Mika.” Andin menjawab dengan wajah yang menahan ketawa

“Lucu ya aku? Sampai-sampai kamu ketawa kaya gitu?” tanya ku pada Andin dan mendekatkan wajah ku pada dia.

“Siapa yang ketawa?”

“Udah deh kalo mau ketawa-ketawa aja jangan di tahan gitu,”

Andin pun menendang kaki ku dan langsung tertawa kembali. Pertunjukan ku memang benar benar bagus. Kalau kaya gini aku bisa saja jadi artis hahahaha.

“Aku lebih suka kamu ketawa kaya gini dari pada nangis”

“Hmm emang kenapa?”

“Ya sayang aja gitu, wajah kamu di basahi air mata. Kan sayang wajah cantik kamu itu.”

“Mulai deh playboynya”


“Hehehe”

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang