Bagian 51 Pengumuman Kelulusan SMA 10

31 5 0
                                    

Rumah Rey......

Sesampainya di rumah aku dan mamah tidak melihat papah. Benar papah hanya mementingkan pekerjaannya di bandingkan keluarganya. Mamah membuka pintu rumah ku dan menyalakan lampu rumah sembari mengambil air minum  di dapur.


“Tuh kan bener mah papah belum pulang, tadi maunya kita lama aja di rumah Andin” ucap ku yang melihat seisi rumah.

“Kamu masih betah ya ketemu Andin?” canda mamah ku.

“Apasi mamah, aku cuma ga suka aja kalo di rumah. Sepi aku jadi bosen tau”

“Ye kamu nih kan ada mamah”

“Oh iya mah, ayahnya Andin baik banget ya, perhatian, engga kaya papah cuek, kerjaannya cuma nyuruh nyuruh aja, marah marah mulu lagi” celetuk ku.

“Ush ga boleh bilang gitu, gitu gitu papah kamu loh”

“Lagian kenapa si papah maksa banget aku harus ngurus perusahaan papah, kan aku ga suka mah”

“Suatu saat nanti kamu akan tau Rey” ucap mamah yang tidak menatap ku.

“Maksud mamah?”

“Hehe engga ko, oh iya gimana pengumuman sekolah sepak bola itu?” tanya mamah padaku.

“Aku engga masuk mah,” ucap ku dengan wajah lesu.

“Sabar ya sayang, mungkin bukan rezeki kamu. Yang penting kamu berusaha aja ya”

“Iya mah, aku akan tetap berusaha. Aku buktikan pada papah kalo aku akan menjadi pemain bola sungguhan yang nantinya papah sama mamah bangga” ucap ku dengan semangatnya.



Mamah tidak menjawab perkataan ku, hanya tersenyum tipis. Tiba tiba dari luar rumah terdengar suara mobil papah. Aku pun langsung pergi ke kamar ku. Percuma kalau aku bertemu papah pasti yang di bicarakan perusahaan perusahaan dan perusahaan lagi. Dan pada akhirnya aku dan papah berdebat lagi. Aku muak mendengar kata perusahaan. Entah kenapa aku seperti cemburu perhatian papah hanya pada perusahaan bukan anaknya.




Aku ingin di tanya papah tentang diri ku. Hobi aku apa? kesukaan aku apa? mau jadi apa? tapi sepertinya aku tidak akan pernah merasakan itu. Ketika papah ingin bertemu dan ingin berkomunikasi padaku pasti tidak lain tentang keegoisannya. Itu lah sebabnya aku menghindar.


“Udah ya mah aku mau ke kamar dulu”

“Bentar dong sayang, ketemu papah dulu bentar”

“Ngapain mah? Yang ada nanti debat lagi”

Mamah tidak menanggapi ucapan ku hanya tersenyum tipis. Aku pun bergegas ke kamar untuk istirahat karena sudah jam sepuluh malam.

Papah dengan badan tegaknya dan baju kantor yang rapi berwarna hitam serta tas kantornya yang selalu ia bawa turun dari mobil dan memasuki rumah ku.

“Assalammualaikum mah”

“Waalaikumsalam pah, sini pah tasnya mamah bawain”

“Iya mah”

Papah melihat seisi rumah dan menghela nafas, papah menghampiri sofa untuk duduk di buka lah dasi yang terikat rapi di baju kantor papah. Mamah yang sedang menaruh tas kantor papah sekaligus mengambil minum untuk papah.



“Rey mana mah?” tanya papah yang sedang membuka dasinya.

“Biasa udah tidur” jawab mamah sembari memberikan minum untuk papah.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang