Bagian 5 Nilai Matematika

145 10 0
                                    

Sekolah.....

Suara bel pun terdengar, menandakan siswa dan siswi untuk masuk kelas dan memulai pelajaran.

“Baik anak-anak bapak bagikan nilai ujian kemarin” ucap guru ku.

Aku benar-benar penasaran, apakah aku akan dapat nilai yang lebih bagus.

“ Reyan Alvaro 75”

Wah aku tidak menyangka nilai ku bisa meningkat dari 35 bisa menjadi 75, membuat teman-teman ku tidak menyangka dan salah seorang siswa berteriak.

“Wah Rey keren juga lo sekarang” saut salah satu siswa.

“Iya dong” ucap ku dengan sombongnya sembari membawa kertas ujian yang sudah di nilai dan kembali duduk di bangku ku.

Ku perlihatkan pada Andin nilai ku dengan bangganya. Menengok ke belakang dan mempertunjukan padanya.

“Tuh liat nilai gue naik kan” ucap ku dengan sombongnya pada Andin.

Membuat Andin tersenyum tipis seperti senang melihat nilai ku ada kemajuan.

“Iya iya iya” ucap Andin sambil menatap ku.

Guru ku masih memanggil nama-nama siswa untuk memberikan kertas ujian yang sudah di nilai. Tiba lah nama Andin yang di panggil.

“Andini putri 90” ucap guru ku.

Wah aku tercengang mendengar nilai Andin sebagus itu. Saat kembali ke tempat duduknya. Dia melewati bangku aku duluan. Dan langsung memperlihatkan nilainya pada ku. Dalam hati ku sombong banget nih cewe mentang-mentang pinter.

Saat Andin melewati bangku ku dia tidak berkata apa-apa, hanya senyum sombongnya yang ia tunjukan membuat ku mengelus rambut ku karena tidak menyangka nilainya bisa sebagus itu.


“Baik anak-anak sudah bapak bagikan nilai ujian kalian. Untuk nilai tertinggi di raih oleh Andini putri. Pertahankan nilai kamu ya. Untuk Rey nilai kamu semakin baik. Ajari terus ya Andin” ucap guru ku.


Saat pelajaran selesai aku menghadap Andin di belakang ku karena tempat duduknya di belakang ku. Ku lihat dia sedang membaca buku.

“Eh siswa terpintar lo ko bisa dapet nilai sebagus itu?” tanya ku penuh heran pada Andin.

Andin hanya diam tidak menyahuti perkataan ku.

“Weh siswa terpintar lo budek atau apa si, gue lagi nanya tau!!” gerutu ku pada Andin.

Akhirnya andin menjawab dengan bibir mungilnya itu.

“Kamu bicara sama aku?” tanyanya dengan wajah polosnya dia.

“Ya iyalah, masa sama hantu,”

Dengan perkataan itu aku di pelototi. Wah ternyata benar aku sedang berbicara dengan hantu. Eh tapi kali ini hantunya cantik hehehe. gumam ku dalam hati.

“Oh, kan aku udah bilang nama aku bukan siswa terpintar” gerutu Andin pada ku.
Aku menghela nafas mendengar jawaban Andin

“Iya iya Andini Putri” jawab ku dengan pasrah.

“Tadi kamu tanya apa?”

“Lo kenapa bisa ngedapetin nilai sebagus itu?”

“Ya belajar lah, emang kamu main terus kerjaannya”

Dengan sebalnya aku menjawab
“Iya udah iya lanjutin aja deh bacanya males ngomong sama lo!”

Mungkin perkataan ku ini membuat Andin tersenyum tipis. Benar Rama bilang perempuan seperti Andin susah membuatnya jatuh cinta. Susah sekali di tebak perempuan seperti ini, di ajak bicara saja responnya seperti itu. Perempuan kaku yang tidak mengerti perasaan manusia.


Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang