Aku yang sedang mencari Andin kemana saja, tidak ketemu juga. Pikiran ku berkata dia ada di taman tempat pertama aku dengan dia jalan bersama. Ku cari lah disana, ternyata benar dia di taman dengan wajah kesedihannya. Ku samperi dia. Ku coba menenangkan dia.
“Din,,,” panggil ku pelan pada dia.
Dia tidak menajawab hanya wajahnya sedihnya yang di tunjukan. Air mata berhasil membasahi wajahnya. Aku benar-benar tidak tega melihatnya seperti itu.
“Din udah jangan nangis lagi, hidup tuh gitu kadang yang kita inginkan bisa saja bukan yang terbaik. Yang aku rasakan juga kaya gitu, aku ingin sekali masuk sekolah sepak bola itu. tapi takdir berkata lain aku tidak lulus dan aku bingung harus apa sekarang hmmm.” jelas ku pada Andin.
Andin mentap ku dan berkata dengan wajah yang di basahi air matanya. Tak bisa aku melihat perempuan menangis seperti ini.
“Apa? kamu tidak lulus juga?”
“Iya hehe, tapi aku udah daftar di sekolah yang kamu saran kan di SMA 10. Ya aku ga terlalu berharap si soalnya kan sekolah itu terfavorit juga”
“Kamu lagi engga bohongin aku lagi kan Rey?" tanya Andin dengan tidak percayanya dengan perkataan ku.
“Ya engga lah, aku ga bohong. Masalah kemarin aku benar-benar minta maaf sama kamu, aku sama sekali tidak bermaksud memanfaat kan kamu. Tapi aku memang mau berubah”
“Terus rencana kamu abis ini gimana?” tanya Andin kembali.
“Ya aku ikutin aja alur ceritanya. Tinggal nunggu pengumuman SMA 10. Kalau ga masuk yasudah aku ambil swasta hehehe”
“Loh kan kamu di terima di SMA 15 kenapa ga ambil?”
“Oh iyaya, kalo aku terima SMA 15 itu aku bisa satu sekolah lagi sama kamu ya. Ko aku baru kepikiran ya.”
“Engga bisa Rey, aku ga bisa masuk SMA 15”
“Loh kan kamu di terima, aku liat sendiri nama kamu tertera dan ada tulisan lulus di samping nama kamu”
“Iya, cuma aku oonnya pas awal disuruh membayar keperluan sekolah kaya baju dan buku. Aku tidak membayarnya. Ya mungkin karena sifat terlalu sombong nya aku. Jadi aku menolak sekolah itu dan tidak ada harapan lagi untuk aku masuk.”
“Kiraih aku kamu bayar dan niat masuk itu hehe, tapi gagapa kita cari jalan keluar. Oh iya kamu udah telepon pihak sekolah itu emang?”
“Udah tadi ayah. Cuma mereka bilang kalau mau masuk lagi harus tukeran dengan ku. Jadi siswa yang sudah lulus harus bersedia berganti."
“Oh begitu, aku punya ide” ucap ku pada Andin.
“Apa?”
“Aku kan kemarin lulus di SMA 15 itu, dan udah bayar baju dan buku gimana kalau kita tukeran?”
Andin masih tidak mengerti maksud ku dan dia bertanya.
“Maksudnya?”
“Kita tukeran. Jadi kamu bisa masuk sekolah itu lagi”
“Nanti kamu gimana?”
“Ya aku kan emang awalnya ga niat masuk sekolah SMA 15 itu, aku tinggal tunggu pengumuman SMA 10. Kalo aku engga lulus SMA 10 papah mau daftarin aku di sekolah swasta”
“Kalo kamu ga niat, kenapa mau daftar di SMA 15?”
“Sebenarnya waktu itu Rama kasih tau, kalo kamu daftar SMA 15. Jadi aku daftar karena ada kamu hehe”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1
Teen Fiction(Tamat Season 1) Laki-laki itu menjelaskan kepada perempuan cantik itu. Perempuan cantik dengan postur tubuh yang tinggi,kurus, kulit yang putih kekuningan, serta rambut panjangnya yang terurai, menoleh kepada laki-laki berseragam rapih itu dan ber...