Bagian 25 Panggilan Aku dan Kamu

39 6 0
                                    

Jam istirahat pun tiba, hari ini class meeting masih berlangsung. Perlombaan hari ini puisi. Membuat siswa dan siswi beramai- ramai melihat perlombaan itu. membuat aku kesana juga untuk mencari Andin.

Karena dari tadi dia tidak ada di kelas. Ku cari lah dia di tempat perlombaan puisi itu. Tapi, saat aku sudah kesana dia tidak ada membuat ku bertanya pada Salsa temannya. Karena ada Salsa disini.

“Sal lo liat Andin?” tanya ku pada Salsa.

“Tadi si bareng, terus dia bilang mau cari buku di Perpus.” ucap Salsa dengan penjelasannya.


“Berarti dia di perpus?” tanya ku kembali.

“Iya”

“Oke makasi sal”

“Sippp”


Aku pun bergegas mencari Andin ke ruang perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan ku lihat dia sedang membaca di ruang baca. Ku hampiri lah dia.


“Din,,,” panggil ku pelan.

“Loh kamu ngapain disini?” jawab Andin dengan wajah membingungkan.

“Gue dari tadi cari lo tau,”

“Mau ngapain cari aku?” tanya Andin padaku.

“Mau bilang maaf hehe” ucap ku dengan senyum manis yang ku tunjukan.

“Minta maaf soal apa?” tanya Andin kembali.

“Aku minta maaf ya soal kemaren, aku benar-benar membuat kamu marah” jelas ku pada Andin.

Untuk pertama kalinya aku memanggil aku kamu pada Andin. Awalnya membuat ku malu dan belum terbiasa. Tapi aku senang karena aku semakin dekat dengan dia.

Andin bertanya kepada ku dengan wajah heran.

“Loh ko kamu panggilnya aku kamu ga kaya biasanya?” tanya Andin dengan malu.

“Ye kan kamu bilang ga terbiasa” jawab ku menjelaskan agar dia tidak merasa canggung memanggil dengan sebutan aku kamu.

“Iya emang ga terbiasa, terus kenapa kamu ikutin aku, ngomongnya aku kamu?”

“Ih dasar pinter, ya aku mau terbiasa. supaya kamu ga canggung lagi kalo aku ngomong kaya biasanya gitu,” jelas ku pada Andin, agar dia mengerti.

“Oh gitu” jawab Andin singkat yang keluar dari bibir mungilnya.

“Iya pintar”

“Ih iya deh iya”

“Jadi resmi nih?” tanya ku pada Andin membuat dia kebingungan.

“Resmi apa?”

“Resmi gue panggilnya aku kamu”

“Hehe iya iya”

“Jadi, kamu udah makan belum?” tanya ku kembali pada Andin dengan malu.

“Ih apasi kamu, mulai deh playboynya”

Dengan sok perhatiannya aku berkata.

“Hehehe, beneran loh aku nanya kamu udah makan belum?” tanya ku yang masih malu malu.

“Udah ko tadi” jawab Andin dengan wajah malunya.

“Sekarang makan lagi dong”

“Udah kenyang Rey” lirih Andin dengan gemasnya.

“Oh gitu Andiiinn” ucap ku di telinganya dengan pelan sembari dekat tubuhnya. Membuat dia tersenyum malu.

“Ih apasi kamu deket deket”

“Hehehe” ujar ku sembari memegang rambut ku pelan karena grogi.

Suasana menjadi canggung seketika
karena tingkah laku ku yang tidak sadar mendekat pada Andin tadi. Membuat ku malu melihat wajahnya karena wajah ku sudah sangat memerah. Ku usap wajah ku dan tarik nafas pelan tubuh ku membelakangi Andin agar Andin tidak melihat wajah ku yang memerah ini. Aku coba atur semuanya.


Sekitar sepuluh menit suasana hening apalagi di perpustakaan yang memang tidak ada satu pun siswa yang berbicara jadi benar benar hening.

“Rey?” panggil Andin dengan lembut karena aku masih membelakangi Andin.

Aku menengok dengan wajah menunduk. Membuat Andin menahan ketawa.

“Apa?” jawab ku dengan suara manja.

“hehehe”

“Ko kamu ketawa?” tanya ku sembari memberanikan mengangkat wajah ku dan melihat wajahnya kembali.

“Engga, oh iya luka kamu gimana masih sakit?” tanya Andin padaku.

“Udah sembuh ko, berkat kamu hehe”

“Bisa aja kamu”

“Loh emang iya kan? kalo engga ada kamu bisa bisa luka ku parah. Nanti malah aku di bawa ke rumah sakit lagi hehe kan repot.”

Mendengar aku berkata seperti itu membuat Andin terdiam tidak menanggapi perkataan ku aku tidak mengerti kenapa dia seperti itu.

“Dinnn? Kenapa diem aja?” tanya ku pada Andin yang aneh melihat tingkah lakunya.

“Hehe engga ko, aku baru ingat aku harus samperin Salsa di lomba membaca puisi aku pergi dulu ya” jawab Andin dan langsung pergi meninggalkan ku.

“Dinnnnnn” teriak ku agar dia menghentikan langkahnya. Tetapi dia malah berlari.

“Woiiii berisik ini perpus” tegur salah satu siswa yang sedang membaca buku karena kesal dengan suara ku yang kencang memanggil Andin.

“Hehe sorry bro” ucap ku meminta maaf karena sudah menganggu.

Hari ini aku senang sekaligus tidak mengerti dengan sikap Andin yang seperti itu. tapi aku senang karena  aku dan dia resmi memanggil aku kamu.


Ya walaupun hanya resmi panggil aku kamu, bukan resmi menjadi sepasang kekasih tapi tidak apa-apa karena ini jembatan agar aku semakin dekat dengan dia. Senang sekali rasanya aku.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang