Bagian 44 Kesempatan Kedua

36 7 0
                                    

Rumah Andin......

Sampai rumah, Andin langsung pergi ke kamar. Bundanya bingung kenapa anaknya pulang-pulang seperti itu. Tidak memberi salam bahkan langsung pergi ke kamarnya dan menangis dengan kencang.  Bunda menghampiri Andin yang langsung berbaring sembari menutup wajahnya dengan bantal. Yang masih menggunakan seragam sekolah.

“Nak....” panggil bunda yang sudah di dekat Andin.

“Bundaaaaaa” jawab Andin sembari memeluk.

“Aku takut bundaaa..... Rey juga kaya gitu. Aku engga kuat kalau aku melihat yang kedua kalinya” tambah Andin dengan tangisannya.

“Din, dengerin bunda” ucap bunda sembari mengelus rambut Andin.

“Iya bun”

“Kematian seseorang tidak ada yang tahu, hanya tuhan yang tahu din.”

“Tapi bunda aku takutttt”

“Iya bunda tahu kamu takut. Coba pelan-pelan kamu lupain kejadian itu. Rey itu berbeda dengan dia”


Bunda menenangkan Andin agar tidak berpikir yang engga-engga.








Rumah Rama.......

“Udah Rey, masa laki-laki nangis” ucap Rama sembari memberikan tissu padaku.

“Iya Rey lo harus kuat!” tambah Randy.

“Gue belum bisa terima semuanya” ucap ku dengan suara yang tidak beraturan.

“Lo lagi Rey bukannya dari awal jujur sama Andin!!” Reno menambahkan.

Mendengar kata-kata Reno aku tambah kencang nangisnya.

“Reno lo mah!!” ucap Rizky pada Reno dengan bola matanya yang tajam.

“Kalo gue kasih tau Andin dari awal. Mana mau dia bantu gue belajar ahhhhh” jawab ku sembari menangis kencang di tambah mengeluarkan kotoran di hidung ku.

“Iya si, udah Rey lo engga usah mikirin dia. Kan lo juga ga suka sama dia. Ngapain galau,” ujar Reno padaku.

“Kalo gue ga deket lagi sama dia gagal dong tiket bolanya” jawab ku mengalihkan.

“Oh iya ya, kita cari cara lagi.”




Aku berbohong lagi pada teman-teman ku. Sebetulnya aku benar-benar merasa kehilangan. Aku tidak mengharapkan tiket bola itu. tetapi aku terlalu gengsi untuk mengatakannya pada teman-teman ku.

Sebelumnya aku sudah janji pada mereka tidak akan pernah jatuh cinta pada Andin. Tetapi, hati berkata lain aku sangat mencintai dia. Sampai-sampai aku menangis seperti ini gara-gara perempuan.











                                       @

Rumah Salsa.........

Andin tidak memberitahu Salsa tentang semuanya. Dia sembuyikan pada Salsa.

“Din, kamu udah daftar di SMA 2?” tanya Salsa yang sedang menggendong kucingnya yang lucu.

Andin yang dengan tatapan kosong menjawab.

“Belum”

“Loh emang kenapa?” tanya Salsa kembali.

“Pendaftarannya besok”

“Oh gitu”

“Iya, kamu jadi masuk SMA 15?” tanya Andin pada Salsa.

“Jadi dong, aku emang udah pengen banget masuk situ, ya walaupun ga termasuk sepuluh besar si sekolah itu. ya gapapa yang penting peluang aku masuk besar hehe” jelas Salsa.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang