Bagian 4 Ayah Sang Putri serta Taruhan

159 10 0
                                    

Akhirnya jam kosong datang, guru-guru sedang rapat. Membuat aku dan teman-teman ku bergegas menyiapkan permainan kuda tomprok. Ya itu sejenis permainan yang dimainkan oleh dua grup, yaitu tim atas dan tim bawah yang membungkung seperti kuda.

Sedangkan tim bawah yang paling menderita bertugas untuk menahan beban tim atas yang menungganginya. Kami juga tidak lupa untuk menyuruh teman ku yang pendiam dan culun untuk menjaga pintu kelas. Untuk memastikan agar guru tidak datang.

“Sekarang tim kita yang di atas” ucap Reno dengan bangganya.

“Mantap lah kita menang terus” tambah Randy.

Teman-teman kelas ku memperhatikan permainan ini dengan sangat seksama. Suara meriah penonton membuat ku bersemangat untuk bermain. Saat aku yang menaiki punggung teman ku datang lah Andin membawa buku.

“Teman-teman ada tugas dari bu melati, hal 36 baca dan kerjakan soal di bawahnya nanti kumpulkan ke aku” ucap Andin di depan kelas membuat teman-teman ku melihatnya.

Mendengar Andin berkata seperti itu aku sebal, karena permainan ini sedang seru-serunya. Begitupun teman-teman ku yang menonton sangat kecewa.


“Yahhhhh payah deh masa selesai aja permainannya” gerutu salah satu teman ku.

Salah satu teman ku menyauti dengan dukungannya.

“Udah lah Rey jangan di dengerin, main aja gue dukung tim lo”

Saat itu juga aku tetap melanjutkan permainannya. Ku lihat Andin sedang mengerjakan tugas bahasa indonesia yang di berikan bu Melati. Saat aku main perlahan ia menatap ku dengan tatapan sinis dan kesalnya.

Pada saat ku mulai meloncat Andin menghampiriku dan memukul punggung ku dengan buku.

“Ada apa si din, lo kerjain tugas aja deh sana!” gerutu ku pada Andin karena sudah menghentikan aku yang sedang meloncat membuat tim ku kalah.

“Kamu ingat ga si perkataan pak Andri, kamu harus belajar lebih serius lagi. Cepat sekarang sudahi permainan ini!” tegas Andin, membuat ku berhenti bermain kuda tomprok.

“Aduh bener-bener deh ahhh engga ada waktu senggang buat main-main apa!” ucap ku dengan sebalnya.

“Kamu sudah sering main, sekarang waktunya belajar” perintah Andin.

“Iyaiya”

Teman-teman ku pun menyuraki Andin karena sudah menganggu permainan ini.

“Uuuuuuuu ganggu nih ganggu” saut salah satu siswa.

Setelah selesai tugas bu Melati ku mulai menganggu Andin lagi.

“Din lo nanti sepulang sekolah latihan PMR ga?”

Andin langsung melihat ku dengan tatapan penuh heran saat aku bertanya itu.

”Iya memang kenapa” Tanya Andin yang sedang membaca buku.

“Engga apa-apa si, cuma tanya aja hehe”
jawab ku dengan senyum tipis.

Rasanya aku senang sekali nanti sore aku bertemu lagi dengan Andin. Nanti sore aku latihan futsal karena beberapa bulan lagi ada pertandingan antar sekolah. Aku mewakili sekolah ku. Bukan hanya aku saja yang memiliki club, Andin juga ia bergabung ke club PMR. Ia ketua dari club tersebut. Kalau aku ketua club bola. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu nanti sore.







                                    @
Setelah sampai rumah aku langsung bergegas ke kamar mandi, setelah selesai mandi aku langsung makan dan pergi ke sekolah untuk latihan futsal. Berhubung sudah bukan jam sekolah, di perbolehkan membawa kendaraan. Randy menghampiriku.

Kamu Adalah Kenangan (Mengenalmu) TAMAT SEASON 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang