" Mama samasekali gak marah sama kamu." bisik Mark menenangkan ditelinga Nala.Pasangan suami istri itu tengah berbaring berdua disofa depan televisi dengan posisi kepala dan setengah tubuh Nala berada diatas dada Mark.
Mark sedari tadi tak henti-hentinya membisikan kata-kata menenangkan pada istrinya itu.
Nala itu tipe pemikir.
Hal yang seharusnya sama sekali tidak penting seringkali memenuhi kepalanya sehingga akan membuatnya berkecil hati.
Dulu Mark pernah membawa Nala ke psikolog agar istrinya itu mendapatkan terapi ketenangan.
Namun pertemuan itu hanya berlangsung selama 2 kali karena ternyata masalah terbesar Nala adalah tidak nyaman bertemu orang baru.
Bahkan jika itu psikolog sekalipun.
Maka sebagai gantinya Mark memutuskan untuk menuntun Nala pelan-pelan agar tidak semakin rendah diri.
Misalnya seperti selalu mengatakan istrinya itu cantik walaupun itu memang kenyataannya.
Memuji dan berterimakasih untuk hal-hal kecil yang istrinya itu lakukan untuknya.
Serta membisikkan kata-kata cinta setiap bangun tidur ditelinganya tentang betapa berharganya Nala untuknya.
Mark mendekatkan wajahnya pada sang istri saat Nala mengatakan sesuatu tanpa suara.
" Kita pulang?" tanya Mark mengulang ucapan Nala yang dibisikan pada telinganya.
" Nginep!"
Anes yang kebetulan berjalan melewati ruang tamu tidak bisa untuk tidak mencebik ketus.
Membuat Mark memasang ekspresi wajah pura-pura terganggu agar sang istri tidak baper dengan sikap ibunya yang terasa menjengkelkan malam ini.
Setelah menceramahi Mark panjang lebar tentang suami, kehamilan dan anak yang hanya dibalas angguk-angguk saja oleh Mark yang mana membuat Anes kepalang jengkel.
Ekspresi wajah Mark yang terlihat acuh tak acuh dengan anggukan sok paham membuatnya benar-benar kesal.
Anes terlalu mengenal Mark.
Apabila putranya itu tidak mendebatnya, maka itu artinya Mark tidak begitu tertarik dan peduli.
Makanya tidak heran mood Anes buruk sekali malam ini.
" Gak tau malu!" juteknya saat sang putra tanpa rasa malu mengecup-ngecup pipi istrinya gemas.
Dihari-hari biasa, Mark memang tidak akan segan-segan menunjukkan kemesraannya dengan sang istri didepan banyak orang bahkan keluarganya.
Anes sudah terlalu biasa sebenarnya.
Hanya saja dia sangat kesal pada Mark malam ini sehingga apapun yang dilakukan putranya itu tampak begitu menjengkelkan di matanya.
" Ke kamar sana!" usir Anes jengah.
" Kaya apa aj,--"
Nala tidak lagi mendengar suara ibu mertuanya itu karena Mark menutupi kedua telinganya dengan telapak tangannya.
Mark mendengus saat sang ibu masih saja mengomel dengan nada suara menyebalkan saat melewati ruang tamu dimana dirinya dan sang istri tengah berbaring setelah membawa segelas air dari dapur.
" Matiin TV nya kalau gak nonton! Listrik mahal!"
Mark lagi-lagi mendengus.
Seperti sang ibu menonton Televisi dengan benar saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]
Mystery / Thriller[ Sequel Of You make me Crazy ] (Sangat disarankan untuk membaca You make me Crazy terlebih dahulu) " Apa dunia sudah gila?" tanya Mark frustasi. Nala menggeleng pelan, " Bukan dunia tapi kamu,-- -- kamu yang gila.." bisik Nala lirih. Semua orang...