FORTY - SEVENTH [47]

1.3K 84 21
                                    


Pukul setengah dua siang, Mark berjalan cepat memasuki rumah dengan tergesa-gesa.

" Nala mana bi?" tanyanya saat melihat asisten rumah tangganya itu.

Sehubungan dengan asisten rumah tangganya itu yang mengatakan bahwa istrinya berada dilantai atas dikamar mereka, Mark kembali merajut langkah cepat menaiki tangga.

Tangannya bergerak cepat melepas dasi dan melempar jas yang sebelumnya dia gunakan di sofa ruang tamu.

Berbanding terbalik dengan ganyanya yang terburu-buru tadi, saat ini Mark justru membuka pintu kamar miliknya dan sang istri itu dengan perlahan.

Dan dia tidak bisa untuk tidak ikutan meringis saat mendapati istrinya itu yang tengah meringkuk menekan perutnya diatas sofa dengan wajah kesakitan.

" Sakit banget ya sayang?" tanyanya khawatir berjalan menghampiri sang istri setelah menutup pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Sakit banget ya sayang?" tanyanya khawatir berjalan menghampiri sang istri setelah menutup pintu.

Bagaimana Mark tidak khawatir kalau dikantor tadi dia sudah 2 kali mendapatkan telepon dari Tati yang mengatakan bahwa Nala tidak berhenti menangis karena perutnya sakit akibat datang bulan.

Awalnya pagi tadi saat awal Tati menelponnya, Mark hanya mengatakan pada Tati untuk memberi istrinya itu obat pereda nyeri atau meminta Tati untuk memijit perutnya dengan air hangat karena Mark benar-benar tidak bisa pulang mengingat dia punya agenda untuk menghadiri beberapa rapat penting hari ini.

Walaupun kenyataannya sepanjang rapat, fokus Mark terbagi karena isak tangis istrinya itu terngiang-ngiang ditelinganya.

Mark sangat mengenal Nala.

Dan kram perut dihari pertama datang bulannya memang selalu menyiksa istrinya itu.

Masalahnya Mark juga sangat tahu bahwa Nala jelas-jelas tidak akan mau meminum obat pereda nyeri karena rasanya yang pahit.

Sebagai gantinya, istrinya itu hanya akan meringkuk dan menangis sepanjang hari dan berharap waktu segera berlalu.

Samasekali bukan hal yang mengejutkan karena naif dan keras kepala memang sudah mendarah daging dalam tubuh istri cantiknya itu.

Mark segera mengambil posisi berjongkok dibawah sofa yang di duduki sang istri dan menyingkirkan tangan Nala yang menekan perutnya sendiri.

Nala hanya pasrah saat Mark membawa kedua tangannya untuk melingkar di leher suaminya itu.

Selanjutnya Mark menarik pinggang sang istri perlahan sehingga membuat tubuh Nala berada dalam dekapannya lalu diikuti dengan tubuhnya sendiri yang mengambil posisi duduk di sofa dengan sang istri yang berada dipangkuannya.

Mark kembali meringis pelan saat melihat wajah Nala yang benar-benar terlihat begitu tersiksa.

Tangannya bergerak menghapus air mata wanita yang dia cintai itu dan beralih mengusap-ngusap pinggangnya perlahan.

Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang