EIGHTEENTH [18]

1K 94 10
                                    


Nala menggeser pintu kamar mandi pelan dan mendapati Mark yang ternyata sudah tertidur diatas ranjang.

Padahal beberapa menit yang lalu saat Nala meninggalkannya untuk membersihkan diri, suaminya itu terlihat masih sibuk berkutat dengan laptop dan segala kertas yang berserakan diatas ranjang.

Nala melirik jam disudut nakas sekilas dan mendapati jarum jam yang menunjukkan angka sembilan malam.

Nala merasakan dadanya kembali sesak saat mendapati sepiring makan malam yang jelas ditujukan untuknya diatas meja disudut ruangan.

Tak peduli selelah apa pria itu, Mark akan selalu mengurus segala keperluannya.

Ini seperti terbalik karena bukan dia melainkan Mark yang selalu melayaninya.

Nala merasa dia sangat tidak berguna karena untuk merawat dirinya sendiri saja dia tidak bisa.

Nala menggelengkan kepalanya.

Bukan, bukan karena aku gak bisa ngerawat diri aku sendiri melainkan Mark yang selalu memperlakukan aku kaya anak kecil.

Nala mengusap-ngusap rambutnya pelan dengan hidung yang tersendat karena terlalu lama menangis di kamar mandi.

Entah sejak kapan perasaan tidak nyaman dihatinya ini selalu mengikuti langkahnya.

" Sayang."

Nala tersentak saat mendengar panggilan suaminya itu dengan suara serak.

" Iya." balas Nala pelan dan semakin memunggungi Mark agar suaminya itu tidak melihat wajahnya.

Mark berdecak pelan mendapati suara tersendat istrinya itu.

" Ck, bandel kan? Aku bilang apa tadi coba? Gak usah mandi tapi kamu malah keramas. Kamu tuh gampang flu tau gak?" omel Mark.

Mark tidak mengerti, bahkan untuk hal kecil seperti ini pun Nala masih saja membangkang ucapannya.

Mark kembali mendudukan tubuhnya pada kepala ranjang.

Tangannya kembali menjangkau laptop dan kertas yang berserakan disampingnya.

Sebenarnya Mark tadi sedang mengecek laporan proposal sebelum akhirnya tidak sengaja tertidur.

Ini samasekali bukan karena Mark sibuk ataupun gila kerja karena masih saja sibuk didepan laptop dimalam hari.

Ini semua karena laporan yang harusnya dia cek siang tadi jadi terlantarkan karena dia seperti orang gila mencari Nala kesana kemari yang mendadak tidak bisa dihubungi.

Sebenarnya Mark awalnya biasa saja karena dia tahu Nala pasti akan pulang ke rumah setelah urusannya selesai diluar sana seperti menemui beberapa temannya.

Hanya saja ucapan Lani yang mengatakan padanya bahwa istrinya itu tampak begitu tertekan karena tadi sempat menangis membuat pikiran Mark lari kemana-mana.

Terlebih saat Nala seperti sengaja memutuskan komunikasi mereka sehingga Mark tidak bisa menghubunginya.

Mark samasekali tidak percaya dengan alasan Nala yang mengatakan bahwa ponselnya hilang ataupun Nala yang bertemu Steffa hari ini. 

Walaupun begitu, toh Mark tetap menganggukan kepalanya mendengar alasan istrinya itu.

Nala jelas tidak tahu bahwa Mark bahkan tadi ke rumah Steffa yang mana membuat ibu satu anak itu terkejut karena itu adalah kali pertamanya dia bertemu Mark.

Steffa bahkan merasa sangat menyesal dan berjanji akan menghubungi semua orang yang mengenal Nala untuk membantu Mark.

Alhasil dari siang tadi Mark dan Steffa tak hentinya bertukar pesan untuk saling mengabari keberadaan Nala.

Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang