" Ya? " tanya sang MC itu sedikit bingung.
Dia pikir pasangan muda diujung meja itu tadi bukan orang Indonesia karena visual mereka.
Karena sejak acara dimulai, mereka berdua hanya tampak acuh tak acuh seperti tidak mengerti dengan apa yang dirinya katakan.
Seorang wanita berjalan menghampiri Mark lalu membungkuk hormat saat tangannya menerima kartu tanda pengenal yang disodorkan oleh pengusaha muda yang berani menawar dengan harga tidak masuk akal itu.
Sang MC yang berdiri didepan podium itu sigap menerima kartu tanda pengenal yang diberikan oleh sang rekan kerja.
" Baiklah, saya lanjutkan. Bapak Mark Seano Barata,--" kening MC itu mengernyit pelan.
Kenapa nama ini terasa begitu familiar?
MC itu tertawa pelan untuk menguasai dirinya.
" Jadi, apakah Bapak Mark Seano Barata ini masih ada hubungan keluarga dengan Bapak Teano Putra Barata?" candanya mencairkan suasana.
Tapi sedetik berikutnya tawanya langsung berhenti saat Teano yang duduk dibarisan depan mengangguk singkat dan menunjuk dirinya sendiri.
" Anak saya." ucapnya tanpa suara.
" Wah serius? Demi ap,--" pembawa acara itu langsung mengatupkan bibirnya.
Sadar akan dirinya yang terlalu terbawa suasana, MC yang diketahui bernama Oji itu berdehem pelan dan kembali menjaga wibawanya.
Wow padahal tadi itu cuman lelucon murahan gue loh!
" Wah ini benar-benar luar biasa. Saya sangat terkejut dan saya rasa beberapa orang juga tak kalah terkejutnya." lanjutnya jahil memandang tamu-tamu yang saling berbisik.
" Baiklah kalau begitu,--"
Suara MC itu tidak lagi terdengar ditelinga Dion karena dirinya lebih tertarik untuk menatap Mark.
Jadi, apakah dirinya baru saja dipermalukan?
***
Mark memandang Dion remeh saat pria itu mengulurkan tangan padanya.
" Selamat ya. Sebenarnya saya pernah mendengar dan melihat nama anda di Majalah bisnis. Tidak menyangka ternyata bisa bertemu disini." puji Dion dengan senyuman bersahabat.
Dion menarik kembali tangannya dengan gerakan salah tingkah saat Mark tak kunjung menyambutnya.
Ekspresi bingung tergambar jelas diwajahnya saat Mark terang-terangan mengalihkan pandangan saat dirinya tengah berbicara.
Mark mengeratkan pelukannya di pinggang Nala saat Dion mengalihkan pandangan kearah istrinya itu.
" Kalau gitu saya permisi." pamit Dion sopan yang mana hanya dibalas anggukan singkat oleh pasangan suami istri itu.
Setelah Dion berlalu, Nala kembali menyandarkan kepalanya pada pundak Mark dan memeluk pinggang sang suami erat.
Dia tidak tahan lagi, rasa kantuk seperti akan membunuhnya.
Matanya terasa sangat berat dan dirinya sudah setengah sadar sekarang.
Ini semua karena Nala yang sering tidur larut malam akhir-akhir ini, bahkan kadang sampai subuh matanya baru bisa terpejam.
Tidak melakukan apa-apa disiang hari membuat matanya sulit terpejam saat malam hari karena tubuhnya seperti tidak butuh tidur untuk istirahat.
Ini jelas berbeda sekali dengan Mark yang bisa langsung terlelap saat kepalanya sudah menyentuh bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]
Misterio / Suspenso[ Sequel Of You make me Crazy ] (Sangat disarankan untuk membaca You make me Crazy terlebih dahulu) " Apa dunia sudah gila?" tanya Mark frustasi. Nala menggeleng pelan, " Bukan dunia tapi kamu,-- -- kamu yang gila.." bisik Nala lirih. Semua orang...