"Apa ini?" tanya Mark pada Tisya yang menyodorkan sebuah undangan bewarna coklat padanya.Mark baru saja kembali ke kantor setelah menyelesaikan rapat dengan salah satu client untuk membahas pembangunan sebuah pusat perbelanjaan yang akan menggunakan jasa perusahaannya.
" Undangan lelang pak." balas sekretarisnya itu sopan.
Mark membaca undangan itu sekilas tanpa berniat membuka plastik yang membungkusnya.
Besok ya?
" Mau makan siang dimana pak?"
" Saya pulang aja, bareng istri saya."
Tisya mengangguk paham.
" Baik, kalau gitu saya permisi pak."
Tisya segera keluar dari ruangan itu setelah Mark menganggukan kepalanya singkat.
Dulu saat awal-awal kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan S2 nya diluar negri, Mark langsung dipercaya merancang sebuah bangunan komersial.
Mark yang waktu itu masih bisa dibilang anak baru tak henti-hentinya membuat orang-orang berdecak kagum mengenai pengetahuannya tentang keselamatan gedung, persyaratan bangunan, serta kemampuan menganalisa biaya dan waktu.
Sehingga sejak saat itu, dirinya langsung banjir tawaran kerja.
Baik itu di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Tata Kota, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, bahkan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah.
Hal ini jelas berbanding terbalik dengan lulusan Arsitek lainnya yang biasanya tidak serta-merta jadi Arsitek selepas kuliah.
Tentunya, lulusan Teknik Arsitektur memang pada dasarnya akan jadi Arsitek.
Hanya saja tentu pada awalnya mereka akan menjadi pegawai lepas atau kontrak dulu di suatu biro Arsitek seperti drafter, development designer, building controller, designer architect, hingga akhirnya baru bisa menjadi Arsitek lapangan.
Sedangkan Mark?
Alih-alih menerima semua tawaran itu, Mark justru lebih tertarik untuk membangun perusahaannya sendiri dalam bidang bangun membangun secara langsung melalui perusahaan kontraktor dan developer.
Selain merencanakan, membangun, dan mengawasi pembangunan rumah tinggal, Mark juga kadang terlibat dalam proyek pembangunan bersama BUMN seperti Bank Indonesia dan Pertamina.
Selain karena usaha dan kerja kerasnya, tentu saja semua pencapaiannya yang terbilang mudah itu tidak lepas dari bantuan orang tuanya baik itu secara moril maupun materil .
Percayalah Mark berhasil membuktikan pepatah yang mengatakan usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Sukses di usia muda? Siapa takut!?
Sekedar informasi, Mark baru 25 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]
Mystery / Thriller[ Sequel Of You make me Crazy ] (Sangat disarankan untuk membaca You make me Crazy terlebih dahulu) " Apa dunia sudah gila?" tanya Mark frustasi. Nala menggeleng pelan, " Bukan dunia tapi kamu,-- -- kamu yang gila.." bisik Nala lirih. Semua orang...