SIXTEENTH [16]

1.1K 107 13
                                    

" Haii.." sapa Lani saat Nala membuka pintu dan memasuki ruangannya.

Dokter yang bergelar SpOG itu membiarkan Nala duduk dikursi pasien didepannya.

" Apa kabar?" tanyanya bersahabat.

Nala tersenyum, " sehat dokter.." balasnya ramah.

" Tapi kok tumben sendiri? Bapak ganteng mana?" Lani tertawa diakhir kalimatnya.

Nala ikut tertawa, yang dimaksud dengan Bapak ganteng oleh Lani itu adalah suaminya - Mark.

" Tadi kesini dianter kok tapi gak tau deh pas diparkiran dia dapet telpon terus pergi lagi."

Lani mengangguk paham mendengar jawaban Nala tersebut.

Dia sebenarnya sudah sangat paham suami dari pasiennya ini memang sangat sibuk.

" Padahal ini weekend loh." canda Lani yang lagi-lagi membuat Nala tertawa.

Setelah itu ruangan hening untuk beberapa saat karena Lani yang tampak sibuk menyelesaikan berkas dimejanya.

" Siap,--" ucap dokter usia 40 tahunan itu menepikan berkas-bekas itu pada pinggiran meja.

Lani memperbaiki kacamatanya dan memberikan senyuman manisnya pada Nala yang sudah menunggunya dengan sabar itu.

" -- Saya siap untuk mendengar kabar baik." lanjut Lani mengerlingkan matanya pada Nala.

Nala tersenyum tapi matanya tidak ikut tersenyum.

" 2 tahun lagi dok.."

Senyum Lani luntur, ini melenceng dari perkiraannya.

" Kenapa?" tanyanya memandang Nala tidak mengerti.

Nala menggeleng patah-patah.

" Kayanya suami aku mungkin gak mau punya anak deh." jawabnya pelan dengan senyum kecut.

Lani memandang Nala iba, mata Nala sudah berkaca-kaca tapi dia berusaha keras untuk terlihat tegar.

Lani pikir Nala datang untuk melepas spiral yang wanita itu gunakan 6 bulan yang lalu.

Awalnya Lani berpikir Nala belum menikah saat dia dan Mark dulu datang untuk memasang alat kontrasepsi.

Lani pikir Nala dan Mark hanya belum siap untuk berkomitmen sehingga mencoba mencegah terjadinya pernikahan dengan tidak memiliki anak.

Tapi Lani sangat terkejut saat diberitahu bahwa mereka berdua ternyata adalah pasangan suami istri. Mark dan Nala bahkan memperlihatkan padanya kartu identitas mereka untuk membuktikan bahwa mereka tidak berbohong.

Hanya saja satu hal yang Lani tidak mengerti, kenapa pasangan yang sudah menikah ingin menggunakan spiral?

Lani menggenggam tangan Nala yang terletak diatas meja dan meremasnya pelan. Tepat saat itu pertahanan Nala runtuh dan dia mulai terisak.

" Dokter aku stress banget,--" isaknya.

Lani membawa tangannya yang lain mengusap-ngusap wanita yang tampak kalut didepannya itu lembut.

" Suami aku gak mau punya anak tapi mertua aku minta cucu terus." lanjutnya sesegukan.

Ini pertamakalinya Nala menangis bukan didepan keluarganya. 

Dia hanya tidak bisa lagi menahannya disaat sang suami tidak lagi bisa dia jadikan sandaran.

Mark dan dia punya begitu banyak perbedaan dikepala mereka.

Mark selalu berpikir dia salah sedangkan Nala cukup yakin dia benar.

Lani menghembuskan napasnya pelan, dia dan Nala memang baru saja kenal tapi dia merasa ikut terluka saat melihat wanita muda didepannya itu tampak begitu sedih seperti ini.

Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang