CupCup
"Kok wangi banget sih, Hm? habis mandi ya?"
Mark menghampiri Nala yang tengah bermain ponsel diruang tamu dengan mengecupi pundak sang istri.
Dahi Mark mengernyit heran saat istrinya itu menggerakan-gerakan tubuhnya seperti tidak mau Mark menyentuhnya.
Mark semakin mendekatkan dirinya pada Nala dan hendak kembali mengecupi pipinya, tapi sang istri lagi-lagi mencoba menghindarinya.
Mark menghembuskan napas kesal dan mulai menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.
Tangannya bergerak kasar melepas dasinya sendiri sambil matanya tak lepas menatap jengkel sang istri tercinta.
Mark pikir setelah melewati hari yang panjang dan melelahkan di kantor, dia akan mendapatkan pelukan hangat atau kecupan manis dari istrinya itu.
Tapi apa?
Nala bahkan lebih tertarik pada benda tipis berbentuk persegi digenggamannya itu daripada Mark sang suami.
Mark mendengus saat Nala tak terganggu dengan tatapan tajamnya.
Padahal dihari-hari biasa, istrinya yang terlalu perasa itu akan langsung peka jika Mark sudah mulai kesal karena sikapnya.
Tapi sekarang?
Mark sudah mendengus-dengus jengkel saja, Nala seperti tidak menyadari keberadaannya.
Ditambah wajah istrinya itu terlihat seperti tengah merajukkan sesuatu.
Mark mencoba mengingat-ngingat kesalahan apa yang telah dia perbuat hari ini pada istrinya itu, tapi dia tak kunjung menemukan jawabannya.
Seingat Mark tadi pagi mereka baik-baik saja walaupun seperti biasa Nala tetap rewel padanya saat akan berangkat kerja.
Bagi Nala, kalau bisa Mark hanya dirumah saja menemaninya.
Mark mengecek ponselnya dan kembali membuka pesan yang istrinya itu kirim saat jam makan siang tadi untuk mengucapkan selamat makan padanya seperti hari-hari biasa.
Mark memang tidak sempat membalas pesan istrinya itu walaupun sudah membacanya karena terlalu sibuk sebagai pembicara disebuah seminar yang diadakan disalah satu kampus ternama.
Setelah menghadiri acara seminar itupun Mark harus kembali lagi memantau orang-orang kepercayaannya dilapangan guna memastikan proyek pembangunan hotel yang tengah mereka kerjakan berjalan lancar tanpa kendala.
Mark sesibuk itu sampai-sampai baru sempat menyentuh makan siangnya jam 3 sore tadi.
Mark tahu istrinya itu memang kekanakkan, tapi Mark juga tahu Nala tidak sekekanakkan itu untuk marah hanya karena pesannya tidak dibalas.
Lagipula Nala pasti tahu Mark tidak benar-benar bermaksud untuk mengabaikannya.
Mark bukannya tidak membalas pesannya tapi lebih ke tidak sempat membalas.
Dan Nala sudah sangat mengerti dan paham tentang hal itu sejak awal mereka menikah.
" Aku capek tau pulang kerja. Pulang ke rumah tuh berharap dapetin senyum manis kamu bukan malah dikasih wajah cemberut." ucap Mark menekan nada suaranya untuk tidak terdengar terlalu jengkel.
Mark kembali berdecak keras saat Nala tidak menggubris ucapannya.
" Siniin hapenya! Aku yang beliin kan itu? Balikin!" ucap Mark kelewat kesal.
Apa Nala selama ini terlalu dia manja sampai istrinya itu bertindak sesuka hati seperti ini?
Nala mengangkat kepalanya dan ikut mendelik kesal ke arah Mark yang tengah melototinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]
Mystery / Thriller[ Sequel Of You make me Crazy ] (Sangat disarankan untuk membaca You make me Crazy terlebih dahulu) " Apa dunia sudah gila?" tanya Mark frustasi. Nala menggeleng pelan, " Bukan dunia tapi kamu,-- -- kamu yang gila.." bisik Nala lirih. Semua orang...