THIRTEENTH [13]

1.2K 108 12
                                    


Nadine memandang Nala bingung.

Tidak, lebih tepatnya memandang wanita paruh baya disamping kakak iparnya itu bingung.

Nadine tadi meninggalkan Nala sebentar untuk membayar semua belanjaannya dikasir sedangkan Nala menunggunya diluar toko.

Wanita paruh baya itu tak henti-hentinya mengusap-ngusap wajah Nala lembut dengan tatapan penuh sayang.

Mata perempuan setengah baya itu juga terlihat tengah menahan air matanya agar tidak jatuh.

" Yuk, kak?" ajak Nadine ragu.

Nala segera mengalihkan pandangannya pada Nadine dengan tubuh yang sedikit tersentak.

Nala mengangguk pelan dan hendak pergi. 

Namun perempuan paruh baya disampingnya itu menahan tangannya.

Ekspresi bingung lagi-lagi tergambar jelas diwajah Nala. Dia benar-benar kebingungan sejak awal wanita itu datang menghampirinya.

" Saya boleh peluk kamu?" tanya wanita itu penuh harap.

Suaranya bergetar dan wajahnya sudah dipenuhi dengan airmata.

Nala menggigit bibirnya pelan dan memandang Nadine ragu.

Wanita paruh baya itu segera membawa tubuh Nala dalam pelukannya tanpa mendengar persetujuannya terlebih dulu.

Nala salah tingkah dan hanya membiarkan kedua tangannya menggantung disisi tubuhnya tanpa membalas pelukan wanita yang tengah memeluknya dengan sesegukan itu.

" Em, Maaf." ucap Nala tidak nyaman mencoba melepaskan pelukan mereka.

Setelah pelukan mereka terlepas, wanita paruh baya itu kembali mengelus pipinya. 

Kali ini dibumbui dengan kecupan-kecupan sayang.

Nadine yang sebelumnya hanya berdiri bingung disamping Nala segera bergerak cepat mencoba menarik Nala untuk membawanya pergi.

Ibu-ibu itu aneh sekali.

Padahal Nala samasekali tidak mengenalnya tapi dia bertindak begitu agresif seolah-olah dia dan Nala begitu dekat.

Tiba-tiba Nadine merinding.

Jangan-jangan itu tante-tante aneh lesbi anjir?

Siapa yang tahu?

Terlebih Nala itu memang terlihat seperti tipe-tipe gadis yang begitu lugu dan menarik bahkan untuk perempuan sekalipun.

Siapa yang bisa menjamin tante-tante tadi bukan pecinta sesama jenis dan penjahat kelamin?

Ih amit-amit!


***


" Nadine?"

Nadine segera memutar tubuhnya kebelakang dan mendapati Arin tengah tersenyum padanya.

" Aaaa kak Arin." sapanya girang lalu memeluk Arin.

Arin ikut tertawa senang dan membalas pelukan Nadine.

Sedangkan Nala sedikit terkejut melihat seseorang yang berdiri disamping wanita bernama Arin itu.

" Eh kamu sehat?" tanya Arin pada Nadine.

Nadine mengangguk dan tidak melepaskan tangannya dilengan Arin.

Arin dan Nadine sebetulnya cukup dekat karena mereka pernah bekerja sama untuk sebuah pemotretan.

Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang