TWENTY-FIRST [21]

970 92 3
                                    


Cio segera mengalihkan wajahnya sedangkan wajah Mark tampak memerah seperti tengah menahan amarah.

" Hubby." panggil Nala pelan.

Nala kembali memundurkan tubuhnya dan bersembunyi dibelakang pintu.

Cio mengangguk saat Mark mengatakan dia akan segera kembali.

Mark berjalan keluar meninggalkan Cio diruang kerjanya itu. Matanya menatap Nala datar setelah dia menutup pintu dan berdiri dihadapan istrinya itu.

Nala menautkan kedua tangannya gugup. Dia samasekali tidak tahu bahwa Cio ternyata berada dirumah mereka.

Itulah sebabnya Nala tanpa pikir panjang menghampiri Mark diruang kerjanya hanya menggunakan selembar handuk putih tipis yang melapisi tubuhnya.

" Air panasnya macet." lirih Nala menjawab tatapan Mark yang menajam.

Nala berlari kecil mengikuti langkah Mark yang mulai berjalan menuju kamar mereka.

Mark segera memasuki kamar mandi dan memutar keran air panas yang ternyata memang sedikit keras itu.

Nala menarik bibirnya tersenyum.

" Makas,--"

" Apa ada hal yang bisa kamu lakuin sendiri?"

Deg!

Nala terdiam memandang Mark yang juga tengah memandangnya datar.

" Kerannya keras.." balas Nala pelan menundukkan kepalanya.

Mark jelas sadar bahwa suara istrinya itu terdengar bergetar.

" Kamu aja yang manja." sahut Mark berjalan meninggalkan kamar mandi.

Nala menggenggam pinggiran handuknya erat.

Kenapa Mark bisa berbicara seperti itu padanya?

" Dan jangan pernah keluar kaya gitu lagi."

" Kamu kaya perempuan murahan." lanjut Mark memalingkan kembali wajahnya pada Nala dengan wajar mengeras sebelum benar-benar berlalu keluar.

BLAM!

Nala memejamkan matanya tepat dengan pintu kamar mandi itu yang dibanting sang suami.

Nala mendudukan dirinya dilantai kamar mandi dan menyentuh dadanya pelan.

Terasa sangat sakit didalam sana.

Ini pertamakalinya Mark bertindak sekasar itu padanya.

Apa ini artinya Mark mulai lelah dengannya?

Nala menggigit ujung handuknya keras menekan isakannya.

Murahan?

Kenapa itu terasa begitu menamparnya?

Mark menghembuskan napasnya dengan tubuh yang bersandar pada pintu kamar mandi.

Samar-samar bisa dia dengar Nala yang sesegukan didalam sana.

" Aku gak percaya,--" bisik Mark memutar lehernya memandang pintu kamar mandi.

Tatapannya tampak begitu terluka.

Mark mulai tertawa pelan.

Ini pasti karma.

" -- bahkan pada akhirnya, kamu juga bisa bikin aku kecewa." lanjut Mark lirih.


***


Tania memicingkan kedua matanya memandang pria yang menggunakan Hoodie hitam yang berdiri membelakanginya itu.

Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang