ELEVENTH [11]

1.3K 110 4
                                    


" Abangggg." rengek Nadine mengejar Mark yang berjalan mendahuluinya.

Mark tertawa pelan dan tidak menghiraukan Nadine yang kembali mengejarnya.

Mark menarik salah satu handuk yang entah milik siapa diteras belakang dan segera mengusapkannya pada rambutnya yang basah.

Mark, Latief dan Cio sebelumnya tadi berenang bersama sampai akhirnya Nadine ikut bergabung dengan mereka.

Latief sedari tadi menyuruh Nadine bolak balik dapur dan kolam berenang untuk membawakan makanan dan minuman.

Awalnya Nadine menolak karena dia memang terkenal dengan sifatnya yang pemalas dan pantang disuruh-suruh. Tapi Latief mengiming-iminginya dengan sebuah macbook keluaran terbaru.

Nadine yang mendengar penawaran itu tentu saja bergegas mengikuti apapun yang Latief perintahkan untuknya.

Lalu setelah selesai berenang dan saat Latief hendak bangkit, Nadine mengikutinya untuk memastikan janji abangnya itu, tapi Latief malah mendadak lupa ingatan.

Mana sikap Latief sangat menyebalkan bagi Nadine karena abangnya itu menguliahinya panjang lebar tentang hidup hemat dan tidak boros.

Nadine yang kepalang kesal dan tipe-tipe manusia yang tidak bisa untuk diberi-beri harapan palsu seperti itu berbalik merengek pada Mark.

Sebelumnya Nadine juga melakukannya pada Cio. Tapi ekspresi wajah abangnya yang paling pendiam itu lempem-lempem saja dengan anggukan malas.

Makanya satu-satunya harapan terakhir Nadine adalah Mark.

Mark terkenal sebagai salah satu saudaranya yang paling royal setelah dya walaupun harus dibumbui dengan omelan dulu.

" Banggggg." rengeknya lagi.

" Apa sih Dine,--" balas Mark mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih basah itu pelan dengan sebelah tangan.

" -- yang janjiin mau beliin lo sesuatu bang Latief kan? Yaudah sama bang Latief urusan lo." lanjut Mark berjalan memasuki dapur.

Sebenarnya kolam berenang terletak disamping rumah. Tapi Mark sengaja masuk lewat dapur agar tidak membasahi teras dan dalam rumah.

Selain itu Mark juga berencana untuk mandi menggunakan kamar mandi belakang saja biar tidak ribet.

Nadine tetap mengikuti Mark yang hendak masuk ke dalam kamar mandi.

" Ab,--"

" Ntar aja, mending lo ambilin gue handuk." perintah Mark memotong ucapan Nadine yang dilihatnya hendak merengek lagi.

" Kan abang itu udah megang handuk." balas Nadine gemas.

" Udah basah,--" decak Mark memperlihatkan handuk ditangannya yang memang sudah basah itu pada Nadine.

" -- Ambilin tolong dikamar gue." lanjutnya Mark.

Nadine berjalan dengan wajah yang masih cemberut dengan menghentak-hentakan kakinya yang mana membuat Mark mendengus.

Tubuh Nadine yang basah membuat bercak air membasahi lantai tempat gadis itu berpijak.

Kurang dari 5 menit Nadine kembali membawa sebuah handuk tebal bewarna pink dan memberikannya pada Mark dengan wajah tidak ikhlas.

" Nih." sodornya masih dengan wajah cemberut.

Nadine kesal karena dia diberi harapan palsu.

Melihat handuk itu membuat Mark berdecak pelan.

" Bukan handuk ini, tapi handuk putih. Ini mah handuk Nala." decak Mark.

" Apa bedanya sih bang? sama-sama handuk juga." balas Nadine ikut berdecak.

Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang