SECOND [2]

2.3K 187 8
                                    

Nala mengunyah sate tusuknya dengan pelan. 

Abai sekali dengan tatapan orang-orang yang terang-terangan meliriknya dengan pandangan tertarik.

Mungkin mereka bertanya-tanya nona muda mana yang tersesat pada tempat makan pinggir jalan ini.

" Duduk disini kak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Duduk disini kak." ujar seorang pria yang terlihat lebih tua darinya menawarkan Nala bangku kosong karena dilihatnya Nala hanya berdiri.

Nala tersenyum canggung saat pria itu memberi alas berupa tumpukan beberapa tissue pada bangku tersebut.

Berlebihan sekali.

Terlalu sering diabaikan membuatnya merasa sedikit tidak nyaman saat diperhatikan.

Mark jelas punya pengaruh besar untuk hidupnya.

Gaya berkelas untuk perlakuan bangsawan?

Ew, manusia-manusia itu jelas harus berhenti menjilat.

Menolak tawaran duduk itu tanpa membuat pria tidak dikenal itu tersinggung, Nala bergegas berlalu meninggalkan tempat itu setelah menyelipkan uang kertas bewarna merah untuk satu tusuk sate yang hanya dia makan satu gigit.

Mood nya buruk sekali.

" Terimakasih banyak neng." ucap penjual sate keliling itu padanya dengan senyuman tulus.

Nala mengangguk sopan dan balik tersenyum.

Dia selalu menghargai mereka yang bekerja keras untuk keluarganya.

Nala kembali berjalan tak tentu arah, mengabaikan ponselnya yang terus saja berdering.

Itu panggilan ke tiga dari Mark siang ini.

Tak lagi punya tujuan, Nala memutuskan untuk menghampiri mobilnya yang terparkir dipinggir jalan.

Setelah masuk, kepalanya segera dia sandarkan pada bangku kemudi dengan mata terpejam.

Ini semua jauh dari kehidupan yang pernah dia impikan.

" Halo by." sapanya pelan.

Daripada nanti urusannya panjang karena mengabaikan telepon Mark, maka Nala memutuskan untuk menjawabnya saat sang suami kembali me-neror nya.

" ...... "

" Maaf aku gak denger kalo kamu nelpon."

Nala menggigit bibirnya dengan tangan yang tak berhenti memainkan tali tasnya gelisah.

" Aku lagi dirumah sakit." cicitnya pelan.

Nala segera memutus sambungan telepon setelah mengatakan iya saat suaminya itu mengatakan untuk hati-hati dalam perjalanan pulang.

Bagus sekali, skill berbohongnya makin meningkat saja akhir-akhir ini.

Mark jelas tidak tahu kalau Nala sering membohonginya dibelakang punggung suaminya itu.

Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang