TWENTY - FIFTH [25]

1K 87 17
                                    


" Nala cantik ya mbak, aku baru kali ini ngeliat langsung." ucap Tea mengambil posisi duduk disamping Anes diatas sofa.

Anes mengangguk pelan dan tersenyum.

Ini memang pertamakalinya adik bungsu suaminya itu bertemu menantunya. 

Saat Mark dan Nala menikah dulu, Tea baru saja melahirkan sehingga membuatnya tidak bisa pulang ke Indonesia. Alhasil mereka hanya melakukan video call.

" Tapi anaknya agak pemalu gitu ya?" tanya Tea kembali menopang kepalanya dengan sebelah tangan pada sandaran sofa.

Tea mengingat pertemuannya dengan Nala tadi dimana istri keponakannya itu tidak terlalu banyak bicara dan hanya tersenyum malu-malu padanya.

Anes kembali tertawa, " Kalo belum terlalu kenal emang gitu anaknya." balasnya.

Tea mengangguk paham, " asli indo dia mbak?" tanya Tea lagi.

Bukannya apa-apa, Tea hanya merasa Nala terlalu putih dan matanya terlalu kecil untuk ukuran orang indonesia.

" Eh gak tau deh,--" balas Anes ikut bingung.

" -- eh tapi pernah nih ya rambut Nala waktu itu aku warnain coklat gitu eh malah kaya orang rusia kata temenku." seru Anes heboh.

Anes ingat sekali dulu dia pernah membawa Nala pada acara kumpul arisannya dan orang-orang diarisan itu tiba-tiba menyerbu Anes dengan berbagai macam pertanyaan apa menantunya itu indonesia atau bukan.

Anes waktu itu ikut pangling saat Nala yang dia dandani dengan make up ala bintang hollywood itu terlihat bak warga negara asing.

Nala cantik sekali dimatanya sampai Anes selalu ingin mendandaninya ataupun mengganti-ganti warna rambut menantunya itu.

Tapi Mark malah marah dan mengatakan Nala itu bukan boneka barbie yang bisa Anes permak- permak sesuka hati.

Anes mencibir pelan, bilang saja putranya itu takut Nala dilirik pria lain.

Tea melirik Anes bingung.

" Lah gimana? masa mbak gak tau latar belakang menantu sendiri?" tanya Tea heran.

Tea heran bagaimana mungkin Anes tidak tahu latar belakang menantunya itu seperti darimana Nala berasal.

" Ck, gak gitu aduh,--" decak Anes pelan.

" -- kalau keluarganya mah aku tau! Tapi kalau dia punya darah selain indo ditubuhnya ya aku gak tau.. Aku gak bisa tanyain silsilah keluarganya karena,--" Anes melirik tangga dengan waspada, takut-takut Mark atau bahkan Nala turun dari sana dan mendengar percakapan mereka.

Tea ikut mencondongkan tubuhnya semakin dekat kearah Anes.

" Kenapa?" bisiknya penasaran.

Anes kembali melirik tangga dan berujar dengan suara pelan.

" -- Nala itu orangtuanya udah cerai. Dan ngebahas orang tua gitu kaya sensitive banget buat dia,--"

Tea semakin menghapus jarak mereka saat Anes kembali memintanya untuk mendekat.

" -- Ini anak kayanya berasal dari keluarga broken home, tapi anaknya baik kok gak banyak tingkah,--" lanjut Anes masih dengan berbisik menunjuk lantai atas seolah tengah menunjuk Nala.

Tea mengangguk khidmat.

" -- dan juga, Mark bakalan marah banget kalau aku nanya-nanya itu. Jadi diem-diem aja." lanjut Anes meletakkan jari telunjuknya dibibir seolah meminta Tea untuk tidak membahas atau mengungkit hal itu kapanpun.

Ma Femme || Mark Lee ✅ [Tersedia di Google Play Store]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang