Fanny termenung seorang diri, duduk di sofa. Menonton acara lawak yang disiarkan sore hari. Saat ada adegan lucu muncul, bibirnya tidak melengkung ke atas melainkan ke bawah. Pembicaraannya bersama Jonathan dua hari yang lalu via ponsel membuat hidupnya tak tenang. Mau di bawa ke manakah hubungan mereka ke depannya? Jika memang itu keputusan Jonathan?
Baru juga bahagia, huft.
"Kak, ada apa? Murung gitu?"
Fanny menyandarkan kepalanya ke bahu sang Ayah yang ikut duduk di sofa bersamanya mengganti chanel TV yang sedang iklan ke siaran berita.
"Ayah."
"Apa?"
"Fanny mau curhat dong."
"Ayah ke sini mau nonton bukan dengerin celotehan kamu."
"Ayah mah jahat." Fanny mencuatkan bibirnya.
"Ya, sudah, mau cerita apa? Gitu aja kok ngambek." Syaiful mengacak rambut anaknya.
"Menurut Ayah, Jonathan itu bagaimana?"
"Jelek."
"Ih, Ayaaah."
"Terus Ayah harus jawab tampan? Heh, dengar ya. Tidak ada lelaki di muka bumi ini yang tampan selain Ayah. Mengerti."
"Suka-suka Ayah. Tapi, Fanny lagi serius tau Ayah nanyanya."
"Maksud pertanyaan kamu itu seperti apa? Dalam bentuk fisik atau sifat?"
"Hm... Menurut Ayah, Jonathan setia nggak?"
"Kenapa nanya begitu? Dia fakboy"
"Loh, Ayah tau dari mana sih kosa kata itu?" pelototnya tak percaya.
"Tau dari meme Bapak-bapak di pesbuk lah. Ayah ngikutin akun seperti itu biar nggak jadul amat."
"Astaga!" Fanny memutar bola matanya. "Jadi, Jonathan itu setia nggak Ayah? Jawab yang bener. Fanny lagi serius," rengeknya.
Syaifullah menaikkan kedua kakinya ke atas meja. Menurunkan sedikit kacamata hitamnya menatap Fanny. "Menurut kacamata Ayah. Jonathan anaknya setia."
"Beneran?"
"Iya, asalkan nggak digoda cewek."
"Ayaaah."
"Emangnya kenapa sih Kak? Baru juga pacaran udah nanya kayak begitu. Harusnya itu kesetiaan kamu yang patut dipertanyakan. Kamu kan fakgirl, Kak."
"Ayah mah anak sendiri dikatain."
"Kan fakta itu."
"Serah Ayah."
"Kak, kali ini gantian Ayah yang mau ngomong serius sama kamu."
"Mau ngomong apa Ayah?" Fanny menegakan kepalanya secara spontan. Ada apa ini?
"Ayah minta Jonathan adalah pacar terakhir kamu ya. Jangan ganti lagi. Ayah yakin dia lelaki yang baik nggak kayak kamu perempuan jahat persis di sinetron azab. Tobatlah nak. Jangan sampai karma yang duluan menegur."
"Maksud Ayah apaan? Kok ngomongnya gitu?"
"Ayah sudah tau semua kebusukan kamu di sekolah."
Gadis kaos biru itu mengernyit. Kebusukan? Sudah seperti peran antagonis saja yang menyembunyikan kejahatan di balik topeng wajah.
"Fanny nggak ngerti."
"Tinky, Om Je sama adikmu, Fae. Sudah menceritakan sikap sok kecantikan kamu itu di sekolah seperti apa. Memanfaatkan wajahmu itu untuk mempermainkan hati lelaki seenaknya saja."
![](https://img.wattpad.com/cover/195154399-288-k479542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amare (TAMAT) ✔
Teen FictionFollow akun kepenulisan saya sebelum membaca. Spin-off dari "Bad Girl In Pesantren" Judul cerita sebelumnya adalah "Cewek Mercon" *** Stefanny Almeera adalah nama lengkapnya. Bersekolah di SMA Cendikia High School Palembang. Gadis cantik dengan mulu...