chapter Bonus {2}

794 63 18
                                    

Irene meletakkan celemeknya di atas meja makan lalu berjalan ke arah kamar tidur dimana sang suami masih meringkuk di bawah selimut sementara jam dinding sudah menunjukkan pukul 7 pagi.

Pintu sudah terbuka sejak tadi bahkan Irene sudah beberapa kali membangun kan Sehun yang masih saja tidur lelap.

Irene berjalan menghampiri Sehun dan duduk di tepian tempat tidur mengusap kepala suaminya penuh sayang.

"Oppa bangun sudah pagi"

"10 menit lagi sayang

"10 menit lagi nenek akan memarahi mu dan menurunkan jabatan mu mau" Sehun langsung duduk tegap di atas tempat tidurnya dan mengecup bibir Irene sekilas

"10 menit lagi nenek akan memarahi mu dan menurunkan jabatan mu mau" Sehun langsung duduk tegap di atas tempat tidurnya dan mengecup bibir Irene sekilas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yakkk bagaimana jika ada yang lihat" Irene memukul lengan Sehun yang terkekeh-kekeh

"Sejun dan Sejin pasti masih tidur sayang sudahlah aku rindu padamu" Irene mendorong tubuh Sehun dan menggeleng

"Mandi dulu baru boleh peluk"

"Pelit ishhh"

"Mandi dulu baru boleh" Irene mengusap pipi Sehun yang merajuk manja.

"Mandi bersama"








Irene mencubit perut suaminya yang mengaduh kesakitan.

"Jangan mesum oppa ini masih pagi"

"Ayolah sayangggg honey.." Irene tak menggubris ia berjalan ke arah jendela dan membuka tirai itu selebar-lebarnya membuat Sehun berteriak karena tak suka terkena panas.

"Dasar masih saja sindrom vampir mu muncul oppa"

Sehun mengerucutkan bibirnya,

"Muahhh sudah sana mandi lalu turun kita sarapan bersama"

"Nah begitu dong sayang ini baru morning kiss" Sehun bersorak dan berlari ke kamar mandi usianya sudah mau 30 tapi kelakuannya masih saja seperti anak remaja.

Irene berjalan keluar pr selanjutnya yaitu membangunkan si kembar, tidak jauh dari ayahnya biasanya mereka juga sudah di bangunkan tapi kadang suka bangun lebih awal dan merangkak naik ke atas ranjang miliknya.

"Sejun-ah sejin-ah " Irene terhenti di depan pintu kamar saat melihat kedua anaknya sedang sibuk mencari barang di dalam lemari. Membuat Irene terkekeh dan berjalan mendekati mereka.

"Sedang mencari apa kalian hmm"

"Umma sejun hyung tadi menangis handuknya hilang"

Again And Again (Sehun Irene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang