8. Delapan

1.1K 133 15
                                    

    Disinilah Tiffany berdiri menatap ketiga karyawannya silih berganti, berkali kali ia mengusap wajahnya gusar karena apa yang mereka tunggu tak kunjung tiba, bahkan ini sudah hampir setengah jam sejak ia menyuruh Luhan dan Krystal untuk menghubungi Irene ataupun Sehun, ia bukan mengkhawatirkan tentang pemotretan hari ini saja, melainkan cemas jika sehun akan melakukan hal hal aneh pada Irene, mengingat satu manusia itu punya sifat aneh dan juga otaknya sudah terinfeksi virus mesum dari Kai.

"Bagaimana ada balasan dari mereka ?" Tiffany sudah tidak sabar

Keduanya menggeleng, membuat Tiffany semakin gusar,

"Hei Kim Jong in coba cari mereka"

"Aku ?" Kai menunjuk dirinya sendiri

"Kau fikir disini yang bernama Kim Jong in itu siapa ?"

Kai pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar di ikuti oleh Krystal dari belakang, mereka selalu saja begitu ke manapun pergi selalu bersama, terkecuali ke kamar mandi, semua orang sudah tahu jika mereka adalah sepasang kekasih, ah lebih tepatnya mereka sudah bertunangan 6 bulan yang lalu dan bersiap untuk menikah tapi entah kapan itu.

"Luhan kau yakin sudah memberi tahu Sehun jika tempat pemotretannya pindah ?"
Luhan yang di tanya malah menatap pada Tiffany, dan menggaruk pipinya.

"Tidak " dengan wajah polosnya ia menjawab, detik berikutnya Tiffany murka dengan apa yang ia dengar

"Yakkk Xi Luhan kau ini benar benar, cari mereka berdua cepat!" Dengan mendengus kesal Luhan pun beranjak dari tempatnya dan ikut pergi mencari Irene dan Sehun menyusul kedua temannya yang sudah lebih dulu pergi.

"Ah yang benar saja kenapa kita harus mencari Sehun bersamaan, memang dia anak kecil apa ?" Luhan sudah kesal karena waktunya terbuang percuma dan ia yakin hari ini pasti akan gagal pulang cepat, itu sama saja dia akan telat menemui kekasihnya, dan ia yakin akan di omeli habis habisan jika sudah seperti ini Sehun akan menjadi bulan bulanannya nanti.

"Bukan itu masalahnya Oppa, tapi sahabat kalian berdua itu sedang berduaan bersama Irene, kalian tahu kan otak dia bagaimana ?" Krystal mempercepat jalannya khawatir akan ada hal buruk menimpa Irene, bagaimana jika dia di perkosa oleh Sehun, sedikit berlebihan mungkin tapi dia kan memang mesum  bahkan lebih mesum dari kekasihnya sendiri itu yang Krystal Fikiran.

"Hahaha Sehun tidak akan berbuat hal hal aneh pada Irene sayang mereka baru kenal tenanglah" Kai berusaha menenangkan kekasihnya itu, sambil merangkul pundaknya.

"Ah sudahlah ayo cepat cari mereka"

"Ah sepertinya aku tahu mereka ada dimana " ucap Luhan dan langsung berlari ke arah lift menuju lantai paling atas di gedung ini.

--------
    Semuanya terjadi begitu tiba tiba Sehun menyentuh pelipis nya yang terasa perih, seperti terkena goresan benda, dan benar saja saat ia melihat tangannya ada sedikit noda darah disana, matanya melebar ia tidak suka jika wajahnya tergores sesuatu ia benci memiliki bekas luka di area wajahnya, matanya menatap tajam pada Irene yang tanpa sengaja tadi mendorongnya dan resleting jaketnya melukai pelipis Sehun.

"Yak penguntit sialan apa kau bisa berjalan lebih hati hati, tidak lihat apa Pelipisku sampai berdarah seperti ini, kau ini sangat ceroboh sekali bagaimana jika kepalaku yang terluka dan..." Ucapan Sehun tergantung saat manik matanya mendapati Irene hanya duduk diam di hadapannya kepalanya menunduk tak merespons apapun yang Sehun katakan barusan, Sehun menggeser duduknya ia mulai merasa ada yang aneh, biasanya jika dia mengumpat dan meneriaki Irene maka gadis di hadapannya ini akan langsung menyahut.

Again And Again (Sehun Irene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang