35. Jealous

888 74 33
                                    

Irene baru sampai di rumah sakit hari ini pemeriksaan kandungannya, semakin mendekati usia 9 bulan membuat Irene semakin sulit bergerak, bahkan untuk turun mobil saja ia harus di bantu rasanya sangat berat tapi ia bahagia. Karena sebentar lagi akan bertemu dengan kedua jagoannya.

"Yakin mau sendiri saja masuk ke dalam tidak mau mom temani" Irene membuka pintu dengan membawa tas selempang dan ponselnya

"Hmmm tidak usah mom, mom pulang saja dan pastikan Jennie dan Jeno di jemput aku tak mau mereka meminta sehun menjemput mereka" Irene sedikit kesulitan saat akan turun membuat ibunya bergegas keluar dan membuka pintu satunya lagi

"Tapi kau sudah sulit untuk berjalan sayang mom takut kau "

Irene tersenyum dan memegang tangan ibunya "aku sudah bukan anak kecil mom, sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu dan kau akan jadi nenek" Irene terkekeh membayangkan ibunya di panggil nenek di usia yang masih terhitung muda untuk memiliki seorang cucu. 43 tahun itu terlalu muda bahkan jika mau sebenarnya ibunya Irene masih bisa punya anak lagi.

"Kau memang keras kepala ya sudah mom antar sampai ruang dokter setelah itu mom pulang dulu" Irene mengangguk setuju dan mereka mulai masuk ke dalam rumah sakit.

Berjalan bersama membuat Irene dengan jahil membisikkan sesuatu ke telinga ibgunya
"Mom tidak ingin hamil lagi ?"

"Yah anak ini mom sudah tidak muda lagi apalagi mengurus adik kembarmu yang baru masuk sekolah dasar, "

"Hahah baik nyonya Bae, sudahlah mom pulang aku akan masuk sendiri"

"Yakin?"

"Hmmm kka " ibunya lantas meninggalkan Irene dengan mengelus dahulu perut buncit anaknya.

"Jaga ibu kalian yah cucu-cucu nenek yang tampan" tidak sehun tidak ibunya tidak neneknya sama sama sangat suka mengelus perutnya jangan sampai nanti ayahnya juga Melakukan hal serupa bisa geli Irene.

"Mom pulang jika sudah telpon yah kau jangan pergi sendirian hanya tinggal sebentar lagi mereka akan lahir" Irene mendorong tubuh ibunya untuk segera menjauh kuping nya bisa panas jika terus mendengar celotehan itu.

"Aku tahu pergilah"

Irene membuka pintu setelah ibunya pergi
"Oh kau sudah datang duduklah sebentar lagi giliranmu" Irene berhenti sejenak di ambang pintu manik matanya menangkap sosok wanita tengah duduk di hadapan dokter Jang Nara, Irene familiar dengan sosok itu tapi takut salah.

Irene duduk di sofa untuk menunggu sambil mengirim pesan pada Sehun agar membeli sabun bayi karena Irene lupa Hanya membeli satu kemarin. Padahal sudah jelas anaknya ada dua

"Halo Irene sudah lama bagaimana kabarmu?" Irene mendongkak dan manik mata mereka bertemu.

"Seulgi!"

"Hmmm ini aku"

Irene menatap seulgi dan dokter Jang bergantian bola mata Irene bergerak turun dari wajah seulgi sampai pada perutnya yang nampak mencuat seperti dirinya.

"Hmmm aku sedang hamil, bisa kita berbincang sebentar" Irene berdiri pelan-pelan menghindari seulgi dan pamit undur diri darisana.

"Irene "

"Maaf aku lupa ada janji dengan dokter lain"

Irene bergegas pergi darisana hampir lupa dengan perut besarnya "kenapa dia ada disini ? Apa sehun sudah bertemu ? Bagaimana jika itu anak Sehun ?" Irene menggeleng berusaha tidak berfikiran buruk dengan apa yang belum jelas.

"Hai ibu muda" Irene tersentak kaget saat pundaknya di sentuh, dari arah samping

"Ah maaf maaf apa mereka terkejut mereka baik-baik saja kan ?" Irene bernafas lega saat tahu jika yang menyapanya Jisoo

Again And Again (Sehun Irene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang