Chapter Bonus ~1~

691 63 2
                                    

"oppaaaaaa...."

Gubrakkkkk

Sehun jatuh dari atas tempat tidurnya, saat bermimpi indah tentang mendapatkan hadiah mobil Lamborghini dari neneknya Irene. Tapi kenyataannya ia malah jatuh dan dahinya membentur ujung tempat tidur.

Dengan bibir mengerucut Sehun keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah sumber suara. Tidak lain ke kamar sebelah.

"Oppaaaa palli..." Irene kembali berteriak kencang,membuat Sehun sedikit khawatir dengan istrinya.ini masih pagi dan Irene sudah dua kali berteriak.

"Apa ada apa sayang ? Kau kenapa? Si kembar baik-baik saja kan tidak ada yang salahkan" Sehun berdiri di ambang pintu dengan raut cemas

Irene berbalik dengan wajah terharunya, "oppa Sejun dan Sejin sudah bisa berdiri lihat" bola mata Irene berkaca-kaca Sehun berlari ke arah Irene dengan raut wajah senang

"Sungguh sayang ?" Irene mengangguk mantap dan melihat ke depan di ikuti Sehun

Sehun melihat kedua anaknya yang sedang berdiri membelakangi mereka terlihat menggemaskan mengenakan piyama binatang.

"Ya ampun nak baru rasanya baru kemarin Appa dan umma membuat kalian kenapa kalian sudah bisa berdiri lagi "

"Ya ampun nak baru rasanya baru kemarin Appa dan umma membuat kalian kenapa kalian sudah bisa berdiri lagi "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tukkkkkkk

Cukup kuat Irene memukul dahi Sehun menggunakan ponselnya membuat Sehun mengaduh kesakitan sudah terbentur ujung tempat tidur sekrang di pukul ponsel

Untung bukan centong

"Sakit sayang !"

"Ucapan mu terlalu vulgar oppa mereka sudah besar mau mereka meniru hmmm" Irene melotot pada Sehun dan berjalan ke arah kanan untuk membuka tirai kamar ini.

"Kau jadi galak yah akhir-akhir ini hmmmm mau ku hukum" Sehun mengikuti Irene dan memeluk tubuh istrinya dari samping erat.

"Masih pagi jangan mesum ada Sejun dan Sejin" Sehun mengerucutkan bibirnya.

"Hanya Sejun dan Sejin saja yang kau perhatikan Sehun tidak sehun marah ahh" Sehun melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah si kembar.

Irene terkekeh tapi membiarkannya saja

"Hai dua jagoan Appa sedang apa kalian"

"A..PPA.. " sejun terlihat menggemaskan saat mulai bicara Sehun gemas dan memindahkannya ke atas pangkuannya sejin yang masih asik dengan mainan di tangannya melepaskan mainan itu dan merangkak ke arah Sehun.

Cemburu sepertinya

"Ppaa... Appaa ... P..yuk"

"Ya ampun kalian benar-benar menggemaskan anak Appa Sehun yang tampan sini sini Appa peluk kalian hmmm" Sehun menciumi mereka satu-persatu terlalu gemas dengan anaknya sendiri.

"Anak Irene umma juga memang kau fikir dia lahir dari rahim siapa opppa hmmm" Irene protes dan merapikan kamar si kembar yang sangat berantakan

Mereka sudah menginjak 8 bulan dan sedang aktif merangkak dan senang mainan membuat kamar jadi kapal pecah dan berantakan, meski lelah tapi Irene menikmatinya peran sebagai ibu muda.

"Jangan terllau lama bermain mereka harus mandi oppa kau juga"

"Loh memang kita mau kemana ? Aku kan akan kerja" Sehun membawa kedua anaknya ke arah kamar mandi.

"Hanya kami bertiga, mau pergi shopping bersama Krystal eonni dan Tiffany eonni " ucap Irene senang sambil membayangkan apa saja yang akan dia beli

"Lagi ? Kenapa tidak buat design sendiri dan buat sendiri mau kau apakan butikmu sayang ?" Sehun mulai protes lagi karena akhir-akhir ini Irene selalu pergi shoping meski bukan hanya baju miliknya saja yang di heli tapi ada juga untuknya dan si kembar tapi baju si kembar sudah ada 2 lemari dan anak mereka akan terus tumbuh jadi baju yang Irene beli tak akan bisa di pakai lama.

Apalagi si kembar makin besar bobotnya.

"Oppa butikku sedang di urus bibi eunjoo dan lagi selagi uang gratis dari nenek mengalir dengan deras kenapa tidak aku gunakan " Irene menaikan alisnya

Dan dalam hitungan 3 detik Sehun bertepuk tangan

"Hahaha aku lupa itu baiklah tapi jangan banyak-banyak beli bajunya kau mau buat rumahmu ini jadi toko baju" Irene hanya cengengesan dan berlari ke arah Sehun

"Muahhhh sayang suamiku Kajja kita mandi dua jagoan"

Sehun hanya bisa geleng-geleng kepala
"Saat begini saja kau menciumiku dasar"

"Heheheh nanti malam oppa sudah cepat kita mandi dan berangkat"

Irene masuk ke kamar mandi duluan bersama sejin.

Begitulah kegiatan pagi keluarga kecil Oh selalu di hiasi dengan senyuman karena kehadiran si kembar yang mulai tumbuh.

"Ahhh hampir lupa oppa nenek semalam menelpon" .

"Apa katanya ? Tentang rapat pemegang saham ?"

Irene menggeleng sambil membilas shampoo di kepala sejin sementara Sehun melepaskan pakaian sejun yang ternyata langsung mengompol membuat piyama Sehun basah karenanya

"Yahhhhh lagi Sejun kau Hobby sekali mengencingi Appa hmmmm" Sehun menggesekkan ujung hidungnya sejun hanya menguap mungkin masih mengantuk

"Tentang mobil oppa, katanya mobilmu sudah usang jelek untuk di pakai ke kantor banyak yang membicarakan nenek katanya dan nenek benci jika keluarga nya di pandang seperti itu"

Sehun melepaskan piyama nya dan bertelanjang dada membuat Irene sedikit melotot, sudah tahu istrinya lemah jika melihat ABS masih saja pamer dasar.

"Nenek menyuruhmu untuk menemuinya di tempat biasa dia membeli mobil "

"Apa ?"

"Isshhhh telingaku bisa tuli kasihan mereka oppa!" Irene menginjak kaki suaminya dan kembali memandikan Sejin yang tertawa melihat ke arahnya.

"Tadi kau bilang apa membeli mobil ?"

"Iya ih dan Lamborghini"

"Huwaaaa sungguh kau tidak bercanda ?" .

"Memang pernah aku bercanda ?"

"Daebak mimpiku ? Jadi nyata ?"

Irene geleng-geleng kepala lagi, bagi Irene jika neneknya membeli mobil sudah biasa karena memang neneknya tergolong seorang konglomerat yang uangnya tidak akan pernah habis entah sampai berapa turunan. Tapi ini sudah kali ke dua Sehun di belikan mobil Sepertinya neneknya menyukai Sehun

"Warna merah atau hitam yah nanti"

"Kuning saja"

"Kuning ih aneh sayang!"

"Ya sudah nanti saja kau fikirkan warnanya pegang sejin waktunya sejun mandi"

Sehun dengan cekatan langsung mengambil sejin dan membawanya ke kamar memakainya baju sambil bersenandung.


Again And Again (Sehun Irene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang