Ah aku benci diriku sendiri, padahal aku harusnya senang jika Namjoon merasa bersalah. Ck, tampaknya aku yang merasa bersalah.
Sepulang sekolah aku menunggu Namjoon digerbang. Kami sama-sama sibuk, aku sering melihat dirinya pulang telat. Kali inipun aku yakin laki-laki itu belum pulang.
Benar saja laki-laki itu datang dan langsung ikut duduk di bangku dekat gerbang. Seolah mengerti aku sedang ingin bicara.
Jadi aku harus bagaimana menyampaikannya...
"Maaf.." Aku menoleh kaget. Harusnya aku yang bilang duluan. "Aku tidak tahu, kata-kata jahatku bisa membuatmu terluka sampai sekarang." Tambahnya lagi dengan raut wajah menyesal.
"Aku juga minta maaf, seharusnya kemarin aku berterimakasih bukannya malah melampiaskan kekesalanku."
Kami sama-sama terdiam.
"Kau tau sendiri, tempramen perempuan seperti apa.." Tambahku tidak yakin.
Laki-laki itu masih diam. Haduh, aku tambah merasa bersalah.
"Jadi kita impas sekarang?"
"He?"
"Jadi belum? Aku kira kamu ingin bicara karena merasa bersalah lalu mengingat kesalahan lamaku, kita impas dan baik-baik saja. Bukan begitu?"
Aku membulatkan mata. Wah dasar jenius.
Laki-laki itu menghela nafas. "Ya sudah jika tidak." Baru hendak berdiri aku tidak sadar menahan tangannya. Dasar tangan tidak tahu diri, kenapa kau pakai pegang-pegang tangan orang lain sih?
Aku buru-buru melepaskan lalu tertawa kaku. "Oke. Kita lupakan semuanya."
Namjoon tersenyum. Dasar jahat pasti dia sudah merencanakan semuanya.
"Oke. Senang berteman denganmu lagi Ahn Jisoo." Ujarnya sambil mengulurkan tangan.
Tidak punya pilihan lain, aku bangkit menyambut uluran tangan Namjoon. "O-oh ya. Senang berteman denganmu Kim Namjoon."
Namjoon tersenyum akupun tersenyum namun hatiku tidak berhenti mengutuk kebodohanku sendiri. Sial. Pada akhirnya monyet dari cinta monyetku tetap tinggal disini.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
ME - BTS Kim Namjoon FF [6] [✔️]
Fiksi PenggemarBaik, aku terlalu baik. Alasan luar biasa itu adalah penyebab cinta monyet, tetaplah cinta monyet. Sialnya, meskipun cinta sudah kandas. Monyetnya terus muncul, tidak mau pergi. Double sialnya. Aku tidak bisa mengusir monyet itu, baik dari hadapanku...