"Hyeri, kemana Sora? Tumben, biasanya kalian tidak terpisahkan."
Hyeri mengangkat bahu langsung menuju kasur. "Dia harus buat essay entah apa itu untuk program beasiswanya." Senang sekali dia, berteman denganku membuat dia punya kuasa atas kasur UKS. Coba ada Bu Yoona, pasti langsung di usir.
"Ohh.." Aku kembali memainkan ponsel. Tiba-tiba perempuan itu duduk membuatku kaget dan sedikit tersikap.
"Jisoo. Aku mau bicara."
Aku mengernyit bingung. "Kau kan sudah bicara."
"Tentang Park Jimin."
Aku melepaskan ponsel merapat kearah jendela yang terbuka, mendekati kasurnya. "Jimin pacarmu, atau pacarku?"
"Jimin kriting." Sahutnya. Ah, sudah pasti laki-laki yang saat ini masih berstatus pacarku.
"Kenapa?" tanpa sadar aku melipat lenganku didada, seolah membuat benteng pertahanan.
"Aku mau buat pengakuan."
Aku mengerjabkan mata "Ya?"
"Dia temanku." Aku menganggukkan kepala. Aku sudah dengar dari Jimin kalau dia punya teman di sekolah ini.
"Dia juga cinta pertamaku." Aku mulai diam, memperhatikan wajah Hyeri yang serius. Ah, tentu saja semua orang punya kisah, apalagi kisah klasik seperti cinta pertama pada sahabat sendiri. Apalagi mereka bersahabat sejak kecil.
"Aku masih menyukainya sampai beberapa saat lalu, sebelum aku menyukai Park Jimin di sekolah ini." Aku masih diam. Bingung, bagiamana pembicaraan ini akan berlanjut.
"Karena aku temannya, karena aku menyukainya. Aku selalu memperhatikannya, bahkan saat aku kira dia membenciku. Mungkin kamu bisa bilang ini penilaian subjektif dariku." Hyeri seolah berfikir memilah kata-kata yang tepat untuk diucapkan.
"Tolong jangan benci Jimin." Serunya lagi.
"Heh." Aku melepaskan lipatan lenganku, kaget.
"Jimin tidak brengsek seperti yang kalian pikirkan, laki-laki itu hanya kesepian. Dia baik, sungguh sangat baik. Aku tidak pernah tahu siapa saja pacarnya, tapi saat aku tahu kamu pacaran dengannya aku sungguh sangat senang. Orang baik dan luar biasa sepertimu pasti akan membuat dia sadar dan berubah."
"Eh?"
"Ya, itu harapan dari perempuan yang cintanya bertepuk sebelah tangan."
Aku masih diam. Benar, Jimin selalu memperlakukanku dengan baik. Semua katanya lembut, sikapnyapun manis. Kecuali bagian dia menyukai banyak perempuan.
"Hyeri kau jahat sekali." Namjoon tiba-tiba sudah berada diantara kami memandang Hyeri dengan kecewa. "Haruskah kau memberikan nasehat seperti itu pada teman baikmu?"
Aku menatap Namjoon dan Hyeri bergantian. Entah kenapa aku merasa akan ada pertikaian sengit disini.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
ME - BTS Kim Namjoon FF [6] [✔️]
FanfictionBaik, aku terlalu baik. Alasan luar biasa itu adalah penyebab cinta monyet, tetaplah cinta monyet. Sialnya, meskipun cinta sudah kandas. Monyetnya terus muncul, tidak mau pergi. Double sialnya. Aku tidak bisa mengusir monyet itu, baik dari hadapanku...