15 - Bom

62 15 0
                                    

"Hah, aku tidak tahu perempuan ternyata bisa semengerikan itu."

Aku tertawa pelan. "Maknya hati-hati, mungkin saja suatu saat karma terjadi."

Namjoon menatapku horror. "Jangan bicara menakutkan seperti itu."

Aku mengibaskan tangan. "Aku Cuma bilang hati-hati."

"Beda dong kasusya. Aku menyelesaikan masalah satu persatu. Sedangkan pacarmu itu menimbun masalah satu persatu."

"Kenapa kamu yang panas sih. Curiga deh. Yang suka Jimin jangan-jangan si Ketos ini. Bosan cewek, hah?" Yah, diriku menginjak gas.

"Nah akhirnya mulai panas."

Aku menghela nafas sambil mengibaskan tangan. "Tidak aku hanya khwatir kena cakar, tadi."

"Kamu sih, kenapa gak putus aja?"

Aku mengerutkan dahi. "Kamu pikir ini hal mudah?"

Namjoon menganggukan kepala. "Tentu saja, jika kamu merasa tidak cocok atau kecewa tinggal bilang padanya."

Aku tersenyum santai, rasanya lucu mennjelaskan pada Namjoon tentang alasan aku ingin bertahan pada orang ini.

"Saat ini aku merasa baik-baik saja dan tidak kecewa." Jelasku sementara Namjoon kembali mengerutkan dahi.

"Oke, aku bohong." Aku berhenti berjalan menatap Namjoon dengan raut wajah serius. "Tapi aku tidak mau putus, kecuali dia yang memutuskannya."

"Heol. Kenapa?"

"Hanya ingin dia sadar sendiri. Saat ini. Dalam hubungan kami. Bukan aku yang salah. Tapi dia. Itu saja."

Namjoon diam seolah otak pintarnya tengah memproses ucapanku yang berbelit bahkan untuk diriku sendiri.

Aku tersenyum sambil menjentikkan jari. "Benar sekali. Aku tidak mau alasan aku putus karena kesalahan yang ku buat."

Haruskah aku melempar bom waktu sekarang? Jahat sekali, aku melempar kekesalanku pada orang yang baru saja membantuku.

"Aku tidak mau, kebaikan hatiku jadi alasan seseorang membenciku."

Aku telah menjatuhkan bom. Bukan hanya Namjoon yang menjadi korban, aku juga.

...

ME - BTS Kim Namjoon FF [6] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang