Aku bukan orang baik. Aku pendendam. Aku hanya pura-pura baik. Jadi wajar, jika aku melihat orang yang tidak aku suka berada dalam kesulitan aku mengacuhkannya, kan?
Namun yang ada kakiku malah melangkah kearah lain, menuntun diri untuk membantu orang yang kesulitan didepan mata.
Kakiku bukanlah kakiku.
"Bisakah kamu tetap bisa diandalkan, jika tidak didepan umum?"
Namjoon tersenyum sembari menyusun kertas-kertas yang berterbangan disekitarnya. "Terimakasih pujiannya."
"Aku tidak sedang memuji." Seruku sambil menyerahkan kertas-kertas yang aku kumpulkan. "Aku sedang mengejek kecerobohanmu."
"Tapi kamu juga memuji, kalau aku terlihat bisa diandalkan."
Aku tersenyum pelan. "Terserah." Aku tidak mau darahku mendidih dan menyianyiakan waktuku yang berharga untuk mengumpat.
"Aku tidak ceroboh didepan sembarang orang, kok."
Aku mengangkat alis.
Namjoon tersenyum sangat menawan, untung aku berpegang erat pada prinsip kalau tidak, aku bisa terbang saat ini.
"Aku hanya ceroboh didepan orang-orang yang aku percaya dan yakin bisa membantuku."
Aku menggaruk pelipisku mencoba tidak peduli. Aku hanya ingin pergi.
"Jisoo! kamu tidak sadar? Selama ini aku mencoba berbagai cara agar kita berbaikan?"
Aku menatap Namjoon kaget.
"Benar, aku sengaja. Tidak bisakah kita melupakan masa lalu dan menatap masa depan yang indah ini?"
Aku ikut tersenyum seolah senyuman hangat Namjoon menular.
"Tidak. Terimakasih." Aku berlari tanpa perlu menoleh.
Siapa orang bodoh yang ingin mengulang masa lalu yang menyebalkan.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
ME - BTS Kim Namjoon FF [6] [✔️]
FanfictionBaik, aku terlalu baik. Alasan luar biasa itu adalah penyebab cinta monyet, tetaplah cinta monyet. Sialnya, meskipun cinta sudah kandas. Monyetnya terus muncul, tidak mau pergi. Double sialnya. Aku tidak bisa mengusir monyet itu, baik dari hadapanku...