18 - Putus

61 14 0
                                    

Nah, terkadang menjadi orang baik memang menyebalkan. Kenapa aku mau saja dijemput Namjoon dan sekarang kami benar-benar seperti penguntit acara romantis orang lain.

Salahku sendiri, kenapa tidak berteriak menolak dan malah bergerak berganti pakaian, bersiap dan langsung naik ke motornya. Seperti sudah terbiasa.

AHH, ini salah. Memang monyet ini sulit sekali untuk diusir.

Dan satu lagi pemandangan menyebalkan disana. Kenapa aku kesal sekali melihat Jimin bercanda dengan salah satu pacarnya itu—pacar Namjoon juga maksudku. Yang salah bukan Jimin, itu salah perempuannya yang sudah tahu ke gilaan Jimin dan dia sudah punya Namjoon masih saja merasa kurang.

Wanita tidak tahu diri. Serakah sekali.

"Lihat itu, lihat. Kamu tidak berniat melabrak mereka?" Seru Namjoon geram.

Aku menoleh malas. "Kenapa tidak kamu saja?"

"Yah, itu melukai harga diriku. Aku tidak pernah memperebutkan seorang perempuan. Apalagi yang sudah berkhianat. Aku akan memutuskannya nanti."

"Ck, tidak berubah." Aku menutup mulut. Kelepasan.

"Hah?"

"Lalu kamu pikir harga diriku tidak terluka kalau melabrak Jimin sekarang?" Aku memutar mata malas. "Aku juga tidak pernah meperebutkan seorang laki-laki, ya!"

Ah, aku mulai panas.

"Jadi apa yang harus kita lakukan?"

"Pulang." Ujarku sedih. Tentu saja, siapa yang tidak sedih melihat laki-laki yang sudah kau percaya mengkhianatimu.

"Kamu akan pulang lalu memutuskannya?"

"Tidak. Aku akan pulang. Menangis. Menghibur diri. Lalu melupakan apa yang aku lihat."

"Eh," Namjoon melihatku kaget. "Kamu benar-benar akan bertahan dengan laki-laki kriting itu?"

Aku menghela nafas. Mencoba sabar. "Aku akan putus saat dia sadar dan memutuskannya."

"Yah, kau saja langsung bilang kesalahannya."

Aku menggigit bibir. "Tidak semua hal mudah bagimu, juga mudah untukku."

Namjoon menggaruk pelipisnya.

"Aku. Tidak akan mengatakan putus padanya."

...

ME - BTS Kim Namjoon FF [6] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang