9 - Penyelesaian

66 20 0
                                    

Tak ada yang berjalan sesuai keinginan. Apakah ini waktu sialku? "Kenapa kamu gak kepentok lemari, 10 menit aja sebelum waktuku piket?"

"Memangnya aku bisa atur kapan lemari ruang osisnya bergerak?"

Aku mengernyitkan alis. Kalau aku ladenin sekarang, percakapan kami pasti semakin panjang. Lagipula sejak kapan lemari bisa bergerak kalau bukan dia sendiri yang menempelkan pelipisnya kesudut lemari.

"Oke." Aku tidak banyak bertanya lalu mengobati Namjoon dengan cepat. Oles alkohol, betadine, tutup, "selesai."

"Terimakasih." Ujarnya pelan.

"Sama-sama." Aku kembali mengerjakan tugasku di meja UKS, pura-pura sibuk sementara aku sadar Namjoon mungkin sedang mencari topik pembicaraan lain.

"Aku...apa kamu membenciku?"

Ya Tuhan, kenapa pembahasan ini harus diperpanjang.

"Atas dasar?" Acuhku.

"Mungkin perkataan atau perbuatanku dimasa lalu. Dengar saat itu aku memang remaja labil yang tidak tahu apa-apa. Aku mungkin tidak berfikir saat itu,"

"Lalu masalahnya?"

"Aku tidak nyaman. Aku merasa bersalah. Aku tidak suka meninggalkan sesuatu yang belum diselesaikan."

"Oke kita selesaikan sekarang." Sahutku enteng. Namjoon berbalik memusatkan perhatiannya padaku. Sementara aku menutup buku tugas, membalas tatapan Namjoon dengan berani. Ah, sudah berapa lama dirinya tidak melihat sorot mata itu? Mata yang sempat membuatnya tidak bisa tidur seharian.

"Aku tidak membencimu, sungguh. Cerita kita hanyalah sekedar cinta monyet yang bahkan tidak bisa dihitung sebagai cerita cinta. Jadi aku tidak membencimu."

Ada kilatan kelegaan di senyuman Namjoon. "Kamu benar-benar baik." Satu kata yang membuatku ingin kembali berubah jadi power rangers.

"Tapi aku juga tidak nyaman." Senyuman itu luntur. "aku tidak bisa membohongi diri dengan mengakrabkan diri denganmu. Sifat baikku juga kadang bisa menghilang. Dan.. anak-anak lain mulai penasaran dengan tingkahmu yang jadi akrab denganku."

"Kenapa kamu harus memikirkan orang lain?" sahut Namjoon sedikit tidak senang.

"Tentu saja harus. Karena kita masing-masing mempunyai seseorang yang hatinya harus dijaga." Jawabku santai.

Namjoon diam. Akupun diam. Hanya hembusan angin yang melewati tirai jendela membuat suara berisik seakan tidak suka dengan kesunyian ini.

...

*eaaa

ME - BTS Kim Namjoon FF [6] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang