26 - Prioritas

50 11 0
                                    

Aku tidak pernah tahu, ucapan seorang ketua osis lebih dipercaya guru dibandingkan murid biasa. Hahaha tentu saja aku yang murid biasa bisa apa, ketika guru menitipkan dan mempercayakan UKS padaku lewat kata-kata manisnya. Membuatku menelan bulat-bulat niat untuk pindah kegiatan ekstrakulikuler.

Andai pindah sekolah bisa semudah memindahkan uang di dompet ke warung, aku pasti sudah pindah demi mengembalikan kedamaian hariku. Juga hatiku yang mulai lemah ini.

"Why?" Sophie melipat tangannya memperhatikanku yang menatap lesu keluar jendela dimana Osis tengah menyiapkan bazar. Akhir-akhir ini aku memang terganggu melihat OSIS yang mondar mandir sok sibuk di sekitarku—apalagi ketua Osisnya itu.

"Aku benar-benar terganggu dengan mereka."

Sophie menaikan alis ikut memandang kearah lapangan. "Mereka or him?"

Aku menoleh malas. "Aku bahkan jadi bagian inti petugas kesehatan dan harus standby di salah satu stand saat bazar."

"Bukannya itu memang pekerjaan anak UKS?"

Aku menggelengkan kepala. "Aku tidak pernah ikut, untuk sembunyi dari monyet itu." Sophie menganguk pelan, mengerti alasaku menghindar selama ini. "Entah kenapa, tiba-tiba Pak Kangin menyuruhku bertanggungjawab untuk stand kesehatan."

"Beliau Pembina OSIS. Aku rasa kita tahu, siapa yang mempengaruhinya."

Kami kompak memperhatikan Namjoon yang mengarahkan teman-temannya.

"What re you going to do?"

Tanpa mengalihkan pandangan dari lapangan, menggelengkan kepala lalu mengangkat bahu. Maksudku, memangnya apa yang harus aku lakukan?

"I think, pertama, paling penting, kita harus membuat mereka tidak bertingkah seperti mantan kekasih yang punya dendam. Lihat Jimin, kasihan sekali dia."

Kami bisa melihat Hyeri dan Namjoon yang menatap sinis satu sama lain, sementara Jimin bingung sendirian. Tiba-tiba Namjoon menoleh kearah kami, belum sempat menghindar mata kami bertemu. Laki-laki itu dengan semangat melambaikan tangan sambil tersenyum senang.

Aku mengernyit heran. Apa dia sesenang itu melihatku?

Saat aku menoleh ternyata Sophie juga tengah melambaikan tangan senang. Menyebalkan, saat dirimu terlalu percaya diri dan dijatuhkan pada kenyataan secepat ini.

Aku melirik Sophie sebal.

"Sorry." Perempuan itu menurunkan tangannya sambil tersenyum canggung.

...

ME - BTS Kim Namjoon FF [6] [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang