DAN KENAPA AKU HARUS MARAH?
Pertanyaan itu terus terlintas dibenakku. Iya, kenapa aku harus marah?
"Kamu marah, karena kamu berharap 'sesuatu'."
Aku menoleh, menatap sebal Sophie yang tertawa tidak merasa bersalah.
"Bukan. Aku marah karena dia membuatku bahan candaan ketika aku baru saja putus."
"But, dia serius."
"Gak, gak, dia bilang sendiri dia memang bercanda."
Sophie menggelengkan kepala. "aku orangnya peka loh, amat peka." Sophie menekan kalimatnya.
"Gak, gak, aku tidak percaya pokoknya."
"Ya sudah, kalau gitu santai saja, tidak usah marah."
"Aku tidak marah. Cuma tidak suka dia bercanda."
"Padahal jelas-jelas aku tidak bercanda loh."
Aku dan Sophie reflek menoleh kearah jendela dimana Namjoon menjulurkan setengah badanya kedalam ruang UKS. Gini nih, titisan monyet suka muncul dan melompat sesukanya dimana saja.
Kepalang malu, aku melipat lenganku, mencoba mengintimidasi dengan tatapan tajam kearah Namjoon yang masih menebar senyum. "Ketua Osis ini punya banyak waktu untuk menguping pembicaraan perempuan."
Namjoon mengibaskan tangan, menegakkan badan yang hampir membuat kepalanya menghantam kusen jendela. "Aku hanya lewat, tapi karena namaku disebut, jadi aku penasaran. Kalian loh yang salah, bergosip tanpa tahu orangnya mendengar."
"Aku sudah mengingatkan, tapi Jisoo tetap saja tidak percaya ucapanmu."
Diam-diam aku mengumpat. Dasar teman sial.
"Jadi aku harus apa, Pie?" Pertanyaan Namjoon ajukan untuk Sophie, namun matanya tetap fokus padaku. Salah tingkah, aku melirik Sophie yang sepertinya sedang melayang. Senang sekali dia dipanggil Pie oleh idolanya sendiri.
"Prove it. Girl need action, not sweet talk."
Namjoon tersenyum manis, mengumbar feromonenya agar terlihat menawan. "Got it." Simpulnya sembari mengedipkan mata, kemudian berlalu.
Hah?
...dan Sophie histeris dibelakangku.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
ME - BTS Kim Namjoon FF [6] [✔️]
FanficBaik, aku terlalu baik. Alasan luar biasa itu adalah penyebab cinta monyet, tetaplah cinta monyet. Sialnya, meskipun cinta sudah kandas. Monyetnya terus muncul, tidak mau pergi. Double sialnya. Aku tidak bisa mengusir monyet itu, baik dari hadapanku...