Sudah satu minggu, via si gadis cubby terbaring lemah di rumah sakit setelah kejadian di pesta cakka,bibir yang merah merona tergantikan dengan warna pucat,selang infus yang terpasang ,pipi tirus,dan mata yang terpejam,menegaskan bahwa dia benar-benar lemah bagai raga tak bernyawa.Dan sebagai kekasihnya via,Alvin tentu saja terpukul melihat gadisnya terbaring lemah dan mendengar kenyataan pahit yang selama ini via simpan.Alvin merasa bahwa dia tidak berguna menjaga via sampai -sampai dia tidak tahu kekasihnya mengidap penyakit yang membahayakan.Tidak hanya pikirannya yang kacau,kondisinya pun sangat kacau, rambut yang acak-acakan,mata yang berkantung ,bibir pucat,dan mata yang bengkak karena banyak menagis.
Sahabatnya hanya menghela nafas panjang melihat Alvin yang kacau,tampak berputus asa dan terus menyalahkan diri sendiri.
"Vin udah deh lo jangan kaya gini,jangan hukum diri sendiri ,Lo harus ikhlas dan banyak berdoa, ini tuh ujian buat Lo dan via.Karna Allah pengin tahu seberapa sayang dan setianya Lo sama via,udah ya Lo harus makan bersih -bersih badan terus istirahat."Nasihat Rio panjang lebar entah sudah berapa kali.
Karena nasihat Rio tak di gubris akhirnya shilla yang sudah greget menghampiri.
Tap,tap, tap
"Vin ,bener apa kata Rio,klo Lo sayang sama via Lo juga harus merhatiin kesehatan Lo, apa Lo pengin sakit kaya via dan nggak bisa jaga via lagi,kalo mau Lo gitu berarti Lo emang nggak sayang sama via."Imbuh shilla dengan nada serius dan kesal.Setelah beberapa detik direnungi akhirnya alvin menjawab.
"Ok,gue pulang dan istirahat ,klo ada apa-apa telvon gue,gue titip via.tanks yah ."Jawab Alvin yang diangguki oleh temannya dengan tersenyum lega.
Kemudian Alvin berdiri dari duduknya dan mendekati brankar mencium kening via dengan lembut lalu mengusap pipinya seraya berkata.
"Cepet sembuh y sayang,banyak orang yang menunggu keceriaan kamu ,jangan siksa aku dengan cara begini.Aku pulang." Setelah itu ,Alvin langsung berjalan keluar."Yu Vin gue antar."Tawar iyel,tanpa menunggu jawaban dari Alvin iyel langsung ikut berjalan.
•••••••••••*
Sesampainya di rumah Alvin langsung turun.
"Sabar ya Vin,ini itu ujian.Gue doain semoga via cepet sembuh dan nggak kenapa-kenapa."Tutur iyel memberi semangat dan menepuk pundak Alvin sebelum pergi."Iya ,makasih y doanya."Jawab Alvin dengan senyum tipis.
Kemudian berjalan lagi masuk ke dalam rumah.
"Vin."Panggil seseorang membuat alvin menghentikan langkahnya.
"Mama."Ucap Alvin terkejut pasalnya setahu dia ibunya masih diluar kota.
"Mama kapan pulang."Tanya Alvin sambil menghampiri ibunya yang duduk disofa.
"Kemarin ,baru dua harilah dirumah,lah kamu kmna aja si,mama tanya bibi katanya kamu lagi kumpul bareng sama teman tapi kok makan waktu.Terus ini kenapa mata sembab muka kucel,nggak mandi kamu yah apa habis berantem."Tanya ibunya Alvin panjang lebar.ya itulah yang namanya ibu selalu perhatian dengan banyak pertanyaan disaat anaknya sehabis pulang.
Alvin tidak menjawab melainkan hanya menunduk dengan Isak tangis yang mulai terdengar,membuat ibunya panik.
"Loh loh loh ini kenapa kok jadi nangis,cowok kok cengeng.kenapa kamu sih vin.kalah lotre y."Tebak ibunya sambil memegang pundak Alvin dan melihat kearah mukanya.
Lagian aneh si ibunya Alvin klo nebak,dikira Alvin anak kecil kali ya.
Alvin hanya menjawab dengan gelengan kepala."Oh kalah berantem."
Gelengan kepala lagi
"Nilai jelek."
"Pengin tas baru,sepatu baru ,mobil baru." Ya ampun ini lagi hadeuhh.
"Bukan ma."Jawab Alvin akhirnya dengan nada sedikit tinggi,membuat ibunya kicep diam hanya kedip-kedip mata.Setelah suasana normal ,ibunya tanya lagi."Vin sebenernya kamu kenapa,cerita dong."Pinta ibunya.
"Via ma,via."Jawab Alvin terbata-bata.
Mendengar nama via,ibunya langsung menegakkan badannya dengan raut wajah panik.
"Via kenapa Vin."Tanya ibunya dengan menarik badan Alvin untuk menghadap kepadanya."Via,via..via sakit...."
"Via sakit apa,ngomong yang bener Vin ,jangan bikin Mama bingung dan kawatir."Perintah ibunya dengan tegas.Dan wajah yang super panik.
Huuuf
Sebelum berbicara Alvin menghembuskan nafasnya secara perlahan untuk menetralkan perasaannya."Khm,kemarin waktu Alvin hadirin pestanya Cakka,via sempet nangis gara-gara kangen sama adiknya yang pergi. Terus setelah itu dia izin ke kamar mandi sampai datang bodyguardnya Cakka ,dan bilang kalo ada perempuan yang pingsan di kamar mandi,pas waktu ditengok sama Alvin hiks...hiks..da darah udah keluar dari hidungnya ba banyak banget.Terus diperiksa sama dokter dan dokter bilang kalo via hiks... hiks kalo vi via mengidap penyakit leukimia dan harus segera dioperasi.
Alvin harus gimana ma,aku nggak mau kehilangan via,asal mama tahu Alvin itu merasa nggak guna buat via sampai-sampai via mengidap leukimia 2 tahun ,Alvin nggak tahu.ma Alvin harus gimana."Mendengar penuturan dari Alvin ,mamanya pun ikut terkejut ,bagai disambar petir ,tidak menyangka si via anak temannya calon mantunya mengidap penyakit mematikan.
"Kamu jangan sedih Vin,kamu harus kuat.Semangatin via doakan via ,agar cepat sembuh.Yasudah kamu keatas gih bersihkan badan kamu terus istirahat,nanti kita jenguk via sama-sama.ok boy."Nasehat dan pinta mamanya Alvin yang tak luput dari air mata.
Setelah mengiyakan ,Alvin langsung pergi keatas dengan lanngkah gontai."Kamu harus kuat nak,kamu pasti bias ,viamu pasti sembuh.
Entah bagaimana nanti dirimu jika via pergi."batin ibunya Alvin dengan memandang punggung Alvin dengan sendu.Setelah sampai kamar Alvin langsung mandi dan merebahkan badannya dikasur sambil memandang langit-langit.
"Entah apa tujuan kamu via,sampai kamu menyimpan dan merahasiakan penyakitmu sama aku.kamu masih anggap aku kekasih kamu kan ,kamu masih menganggap aku penting kan."Gumam Alvin dengan setetes air mata,dia masih ingat saat dokter bilang bahwa via adalah pasiennya yang memang sudah mengidap penyakit leukimia selama dua tahun belakangan ini,disitulah Alvin merasa terkejut ,sedih,marah karena via merahasiakannya,tak mau larut dalam kesedihan dan menyalahkan via,alvin kemudian menyeka air matanya dan bergumam kembali menyemangati diri sendiri.
"Gue harus kuat,nggak boleh lemah."Gumamnya yang kemudian tertidur karena kantuknya yang menyerang ditambah lagi denga dengan badannya yang kurang istirahat.**"""
"Via bangun nak ,mama papa disini.
Via nggak boleh sakit.via harus sehat,via hiks hiks."Ucap ibunya dengan air mata.mereka datang setelah Alvin pulang,karena bisnis mereka harus rela meninggalkan anak semata wayangnya,dan kini hanyalah penyesalan,karena mereka sebagai ortu tidak tahu keadaan anaknya.Via benar-benar menyimpan rahasia penyakitnya kepada siapapun.
"Sabar mah,via pasti sembuh."Hanya itulah yang keluar dari mulut suaminya.karena Henri ayahnya via pun ikut terpukul melihat anaknya terbaring lemah di rumah sakit."Permisi , pasien harus diperiksa dan diganti infus.Dimohon untuk yang ada disini kelur sebentar."perintah suster yang sudah datang bersama dokter.
"Bagaimana dok keadaan anak saya."Tanya Henri
"Kita hanya harus berusaha dan berdoa untuk pasien,dan akan segera mungkin akan dilaksanakan operasi
Dengan itu saya mohon persetujuan bapak dan ibu permisi."Ucap dokter memberi tahu.*****"
"Ini hati kenapa ya Allah dari kemarin kok rasanya nggak tenang, ditambah Rio nggak kasih kabar."Ucap Ify dengan mondar-mandir,memang dari kemarin Ify sibuk menyelesaikan skripsinya agar cepat wisuda."Telpon nggak ya,telpon nggak ya."Gumam Ify seperti orang gila.celana pendek ,baju lengan pendek,rambut yang tak dikuncir ,mungkin tidak disisir.Saking gelisahnya ,sampai-sampai tidak memperdulikan keadaan diri sendiri.
Tut Tut Tut.
"Assalamu'alaikum.halo ada apa fy."Salam Rio yang langsung tanya to the point."Halo fy,Lo masih disitu kan"Tanya Rio lagi memastikan.
"Oh ya yaiya gue masih disini."Jawab Ify gugup.
"Haha biasa aja Vi,nggak usah gugup."
"Ada apa sih."tanya Rio lagi.
"Anu itu Yo ,kamu sibuk nggak."Tanya Ify dengan hati-hati.
"Nggak kenapa emang."
"Bisa nggak kita ketemuan."
"Dimana.""Di cafe Jepang."
"Oh ok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Dari Sebuah Cinta(END)
Fiksi RemajaSeorang remaja yang berjuang untuk memiliki kekasih yang dicintai dan bermimpi menjadi sepasang kekasih, tetapi perasaan antara dendam dan benci menyelimuti hati mereka, menentukan akhir dari cinta mereka dalam bentuk pahit, manis, dan bersatu atau...