51.

800 84 21
                                        


***

Sekejap cahaya putih kembali menjadi pemandangan istana raja hitam yang penuh darah. Aku belum mati, aku mencubit pipiku. Sakit, aku melihat ke sekeliling, Kara tergeletak berada jauh dariku. Cahaya putih tadi, apakah kekuatanku. Berarti raja bayangan yang merasuki raja sihir hitam gagal mengambil kekuatanku.

Aku berdiri perlahan, semua berantakan. Ruangan ini di penuhi manusia yang sedang tergeletak pinsan. Aku menghampiri orang tuaku memeluk mereka yang masih pinsan. Aku menangis sekencang kencangnya, tak lama mata mereka mulai terbuka. Dan mereka langsung memelukku.

"Sekar, air matamu," ucap ayah lembut, "Menyadarkan kami," lanjutnya.

Aku mengerti apa yang di maksud ayah. Aku mengumpulkan air mataku pada sebuah gelas yang terletak berserakan. Gelas itu tadinya adalah tempat minum yang di bawa pelayan untuk raja.

Aku masih terus menangis dan menampung airnya di gelas. Ketika aku mulai berhenti menangis aku akan mengingat hal hal perih agar aku bisa terus menangis.

Mungkin hanya sepuluh tetes itu lebih dari cukup. Aku menyelupkan jariku ke air mata di gelas. Aku menempelkan tanganku yang terkena air mata pada semua orang yang pinsan di sini.

Orang orang mulai membuka mata. Air mata di gelas masih beberapa tetes. Kini hanya tinggal raja sihir hitam. Aku menuangkan sisanya ke tangan raja sihir hitam yang terluka karena menyelamatkanku. Ketika aku menuangkan air mata itu, cahaya menyilaukan keluar dari luka sang raja. Dan ketika cahaya itu menghilang, luka sang raja juga ikut menghilang. Aku tak menyangka akan sehebat itu, raja sihir hitam mengerjapkan matanya. Setelah terbuka dia duduk dan tersenyum padaku.

"Terimakasih,"

Aku mengangguk, "Aku juga berterimakasih padamu," balasku.

Kara yang sudah siuman hanya berdiri jauh dariku. Apa mungkin dia takut padaku? Aku menghampirinya, dia terlihat salah tingkah.

"Kamu kenapa, apa kamu takut padaku?"

"Ti tidak," Kara menjeda perkataannya, "Aku minta maaf,"

"Aku sudah memaafkanmu. Lagi pula kesalahanmu bukan kamu yang melakukannya. Pedro, dia merasukimu. Lupakan saja, aku sudah bisa menerimanya,"

Kara memelukku hangat, aku sangat nyaman di pelukannya. Ini tulus, aku bisa merasakannya. Tak kusadari, ternyata semua mata memandang kami, aku langsung melepaskan pelukan Kara. Aku tersenyum malu, namun semua orang malah ikut tersenyum.

***

Aku bangun dari tidurku. Pagi bumi, apakah masalahku benar benar telah usai? Yang penting, sekarang aku tinggal menjalaninya. Namun masih ada banyak pertanyaan yang harus aku tanyakan ke Raja sihir hitam. Mungkin nanti aku akan pergi ke dunia sihir sebentar, melihat apa saja yang telah di perbaiki. Sudah satu bulan semenjak kejadian itu aku belum pergi ke dunia sihir lagi. Mungkin sehabis sekolah nanti, sekalian mengajak sahabatku yang juga anak baru di sekolah.


Siapa tu anak barunya, kok main bawa ke dunia sihir.

Oh iya, cerita ini masih ada beberapa part lagiya aku cuma mau tau apa ada yang suka sama cerita ku.

Maaf ya,

My Mysterious Magic (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang