47.

710 80 1
                                        

Aku dan Rara bejalan ke arah gerbang sekolah. Mungkin Kara ada di sana untuk menjemputku, namun tidak dia tidak ada di sana. Aku meminta Rara pulang terlebih dahulu. Uang yang di berikan Kara masih banyak. Sebelum aku di bawanya aku akan menghabiskan uang ini terlebih dahulu untuk bersenang senang.

Aku menghentikan taxi berwarna biru, aku meninggalkan Rara yang masih menunggu supirnya menjemput. Sudah lama aku tak mengunjungi mall, aku ingin berbelanja layaknya wanita lain walau hanya untuk kali ini.

Kendaraan di jalanan cukup padat. Waktu banyak terkuras di perjalanan. Bisingnya klakson mobil berseru seru meminta kendaraan di depan cepat berjalan. Satu jam, akhirnya aku sampai di mall. Keadaannya tidak terlalu ramai, ini akan semakin menyenangkan.

Aku langsung pergi ke bioskop di lantai atas, sebelumnya aku membeli pop corn untuk menemaniku menonton film fantasi berjudul "Magic World" aku membeli tiketnya. Mungkin film ini dapat menginspirasiku. Atau malah bisa membantuku ketika aku pergi ke dunia sihir.

Dulu aku juga menganggap jika dunia sihir hanya ada pada film atau novel novel yang biasa aku baca di perpustakaan milik ayah. Namun sekarang, bahkan aku menjadi tokoh dalam novel kisah nyata. Dimana aku adalah seorang putri yang menjadi buronan untuk di minta kekuatannya.

Aku memasuki ruangannya, kursi tak terisi penuh, aku duduk di tengah tengah ruangan. Benar, film ini banyak memberikan inspirasi. Mulai dari cara bertarung, menyusun taktik pertarungan juga menyusun rencana. Aku melihatnya dengan seksama. Film ini terlihat nyata, bahkan beberapa tempatnya mirip dengan dunia sihir yang aku kunjungi. Bagaimana bisa?

Dua jam aku menonton, perutku terasa lapar, aku pergi ke sebuah restoran di mall. Dan memesan beberapa makanan yang ku suka. Aku melihat ke sana kemari, mencari bangku yang kosong. Sambil membawa makanan aku berjalan menuju kursi paling ujung, sepertinya di sana nyaman.

Sebelum aku pulang ke rumah Rara aku pergi ke kamar mandi terlebih dahulu. Pasti akan macet, lebih baik aku buang air kecil terlebih dahulu.
Dikamar mandi sepi, hanya ada aku dan beberapa pantulan diriku di cermin.

Keadaan masih hening, sampai sebuah suara orang mengunci pintu terdengar. Aku panik, aku mencoba membuka pintu toilet, terkunci. Pasti ada orang jail yang mau mengerjaiku.  Lampu toilet mati, aku terkejut, namun pengalamanku saat di dunia sihir membuatku menjadi wanita yang pemberani. Aku tadi melihat saklar lampu di dalam kamar mandi, berarti orang yang mengerjaiku masih di kamar mandi.

Aku tahu pasti dia ingin aku jadi ketakutan, namun dia tak berhasil. Aku hanya berdiam diri menunggu seseorang itu bosan. Lampu kembali menyala, keadaan lenggang, suara menutup pintu terdengar. Seperti orang itu telah pergi. Namun pintu di depanku ini belum di buka. Aku berteriak, meminta siapa saja yang ada di sana untuk membantuku membuka pintu yang terkunci.

Aku mencoba menggerakkan gagang pintu, langsung terbuka. Ternyata sudah tak terkunci, percuma saja tadi aku berteriak heboh. Namun siapa yang membukannya, bukankah seseorang yang menguncinya tadi belum membukanya?

Aku keluar dari toilet, disana ada perempuan menungguku keluar dari toilet, "Ada apa kak, apa yang harus saya bantu,"

"Tidak, tadinya pintu ini terkunci. Sekarang sudah terbuka. Terimakasih sudah kemari." Wanita itu mengangguk dan pergi keluar kamar mandi.

My Mysterious Magic (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang